Luhut Selalu Terima Mandat oleh M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan.
PWMU.CO– Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Koordinator PPKM Darurat untuk Jawa dan Bali. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto untuk luar Jawa dan Bali.
Penunjukan Luhut menjadi sorotan karena untuk kesekian kali Jokowi memercayakan pekerjaan strategis kepadanya. Publikpun berkomentar: Luhut Lagi Luhut Lagi.
Apakah keadaan ini menjadi sinyal dari peristiwa semacam Super Semar? Tanda-tanda peralihan kekuasaan dari Presiden Soekarno kepada Soeharto bakal terulang?
Mungkin terlalu jauh. Tapi bisa juga didekatkan. Kondisi yang diprediksi adalah Jokowi memang panik dengan penanganan pandemi Covid 19 yang dinilai gagal. Alih-alih menurun, nyatanya semakin melonjak tingkat papar masyarakat. Rumah sakit dan Rumah Isolasi merata penuh.
Memang Luhut dan Airlangga yang menjadi koordinator PPKM Darurat. Luhut tentu lebih dominan. Dia dipandang sebagai The Real President atas pengaruh besarnya dalam pemerintahan Jokowi.
Dalam hubungan dominan dengan RRC, dia menjadi LO-nya. Proteksi atas nama investasi mampu mengabaikan kritik dan kegelisahan rakyat. Orang ini adalah benteng pertahanan Jokowi.
Pandemi menjadi beban berat Jokowi. Uang yang digunakan sangat besar, utang membengkak, ekonomi tidak bergerak, investasi macet, dan lempar-lemparan kue tidak membantu.
Korupsi juga terjadi dan mungkin juga saweran komisi. Prediksi normal kembali ternyata tak terealisasi bahkan Jokowi menyatakan jujur ”ngeri dan gemetar” melihat BOR tinggi Wisma Atlet yang 92% bed terisi.
Di tengah pandemi yang membuat ngeri dan gemetar, Jokowi terus diserang kritik dari delapan penjuru angin. Mulai gelar pembual hingga desakan untuk mundur. Suara desakan semakin terdengar nyaring. Kepercayaan rakyat yang semakin melemah dan upaya untuk memperpanjang jabatan menjadi tiga periode mendapat perlawanan.
Pandemi tidak mampu meng-upgrade kewibawaan karena tidak menggaet hati rakyat. Pikiran hanya ekonomi dan bisnis. Padahal pertumbuhan ekonomi ambruk. Pandemi menyalakan sinyal bahaya dan Jokowi mulai panik.
Penunjukkan Luhut dan Airlangga adalah wujud dari kepanikan itu. Airlangga masih bersinetron ikatan cinta, Luhut lebih serius.
Kepanikan adalah kegoyahan. Luhut adalah orang presiden yang paling dipercaya setelah kepercayaan kepada Moeldoko ambyar. Percobaan pengalihan kekuasaan secara bertahap dimulai. Ujiannya dengan penanganan Jawa dan Bali. Luhut sangat siap.
Semar adalah ayah Gareng, Petruk, dan Bagong (Jawa) atau Cepot, Dawala, dan Gareng (Sunda). Petruk atau Dawala berhidung panjang. Mereka ada dalam dunia pewayangan sebagai punakawan. Kapan muncul dan kapan disimpan ditentukan oleh sang dalang. Semar yang sakti tergantung dalang yang “super”. Jadi Super Semar akan dikeluarkan tergantung dalang yang mengatur lakon permainan di Istana.
Penunjukan Luhut Binsar Pandjaitan apakah menjadi sinyal bahwa kedaruratan pandemi telah bergeser menjadi kedaruratan ekonomi dan politik sehingga diperlukan semacam Super Semar itu?
Dalang tentu lebih tahu. (*)
Bandung, 2 Juli 2021
Editor Sugeng Purwanto