PWMU.CO – PPKM Darurat, Optimalkan PJJ Efektif Muhammadiyah. Dr Arbaiyah Yusuf MA mengajak seluruh pemangku amal usaha Muhammadiyah (AUM) dalam bidang pendidikan untuk mengupayakan pendidikan secara optimal.
Hal itu disampaikan dalam pembukaan rapat koordinasi persiapan tahun ajaran baru 2021-2022 oleh Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur yang digelar secara online, Sabtu (3/7/2021).
Lewat layar Zoom Clouds Meeting, Dr Arbaiyah Yusuf MA menyampaikan rencana pembelajaran tatap muka terbatas yang dimulai per tanggal 12 Juli 2021 dengan sendirinya akan hilang. “Mengingat adanya surat lockdown (PPKM Darurat) untuk Jawa dan Bali mulai dari tanggal 3 hingga 20 Juli,” imbuh Dr Arbaiyah Yusuf MA.
Oleh karena itu, sambungnya, pembelajaran yang akan dilakukan ini diprioritaskan dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan Muhammadiyah sudah menetapkan PJJ Efektif Muhammadiyah.
“Segala upaya akan kita lakukan agar pendidikan sebagai bagian yang paling terdepan dilakukan oleh Muhammadiyah di negeri ini bisa dilaksanakan seoptimal mungkin,” ungkapnya.
“Buang rasa mengeluh, menggerutu dan betul-betul mengupayakan yang terbaik sebagai institusi yang mengedepankan pendidikan,” imbuh dosen UIN Sunan Ampel Surabaya ini.
Tiga Catatan Penting
Pada kesempatan itu, Arbaiyah Yusuf juga menyampakan tiga caaan penting. “Yang pertama adalah lima nilai dasar pendidikan Muhammadiyah yang telah disampaikan oleh Prof Dr Haedar Nashir MSi,” terangnya.
Lima nilai dasar itu, imbuhnya, adalah kesalehan baik itu spiritual maupun sosial. “Selanjutnya cerdas dan berilmu, pembelajaran yang berkaitan dengan knowledge interaction ini merupakan sesuatu yang menjadi fenomena penting bagi pendidikan Muhammadiyah,” terangnya.
Selanjutnya, nilai mandiri, etos tinggi dan solidaritas sosial. “Sebagai contoh, bisa dilihat dari Lazismu yang terus bergerak dan tidak bergantung pada bantuan tapi benar-benar bisa memberi,” tambah Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jawa Timur ini.
Menurutnya, lima nilai dasar ini bisa dikembangkan dalam pembinaan dan implementasi pembelajaran Muhammadiyah.
“Hal ini senada dengan ketetapan pemerintah tentang profil siswa Pancasila, seperti beriman, bertakwa, mandiri, dan berakhlakul karimah, sehingga menjadi sangat signifikan,” jelasnya.
Catatan kedua, hidup ini harus beruntung. “Prinsip ini yang harus dipegang. Hidup harus mencari keuntungan jangan menyemai kerugian,” paparnya.
Seperti dalam hadits, ightanim khamsan qabla khamsin. Muda sebelum tua, sehat sebelum sakit, dan seterusnya.
“Semuanya itu penting untuk diingat dan diajarkan kepada diri sendiri dan orang lain sehingga tidak ada istilah malas dan mengeluh. Hal ini adalah bagian dari menguatkan keimanan, sehingga harus selalu yakin bahwa kita harus beruntung di segala kondisi,” tambahnya.
Oleh karena itu—catatan terakhir, dengan kondisi pandemi ini sebagai pemangku pendidikan harus selalu menyelenggarakan berbagai kegiatan yang meningkatkan imun siswa.
“Selalu berpikir positif, berbahagia dan mendekatkan diri kepada Allah,” tutup wanita alumnus McGill University Montreal Kanada, ini. (*)
Penulis Novania Wulandari Editor Mohammad Nurfatoni