PWMU.CO – Sehari Empat Guru Muhammadiyah Pantura Lamongan Wafat, Ahad (4/7/2021). Innalillahi wa innaIlaihi rajiuun.
Keempat guru itu berasal dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Paciran. Mereka adalah:
- Muhammad Yunus Anis SAg MPdI (54 tahun), Guru MIM dan MTsM Dengok, Paciran.
- H Ngatmuri SPd I (60 tahun), Guru MIM 4 Blimbing, Paciran.
- H Amin Halip (66 tahun), Guru MIM Pondok Modern Paciran.
- Drs Arifudin Shony MPdI (52 tahun), Guru MAM Pondok Modern Paciran dan dosen STITM Paciran.
Sekretaris Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan M Said MPd merasa sangat kehilangan dengan wafatnya keempat guru tersebut. Dia menjelaskan, mereka wafat ada yang karena sakit biasa dan ada yang karena terpapar Covid-19.
Dia mengungkapkan keempat orang tersebut adalah guru senior di madrasahnya. “Dedikasi perjuangannya tidak diragukan lagi,” ungkapnya.
Para guru tersebut, lanjutnya, selain mengajar adalah para aktivis Persyarikatan Muhammadiyah, dari tingkat ranting sampai daerah. “Mereka juga guru penggerak di madrasahnya,” kata Said.
“Atas nama keluarga besar Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan, kami menyampaikan rasa duka yang mendalam atas wafatnya keempat pejuang pendidikan Muhammadiyah di Cabang Paciran,” ucap Kepala SMPN Solokuro itu.
PNS Luangkan Waktu Ngajar di Muhammadiyah
Muhammad Yunus Anis adalah mantan Kepala MIM Dengok yang sangat berhasil. Di sela kesibukannya sebagai PNS guru Pendidikan Agama slam (PAI) SD, ia masih menyempatkan waktunya mengajar di perguruan Muhammadiyah setempat.
Kepala MTsM Dengok Paninggi SE merasa kehilangan dengan wafatnya Muhammad Yunus Anis. Dia menyaksikan, Anis adalah guru yang kreatif dan aktivis di Persyarikatan.
“Selain menjadi guru, Pak Muhammad Yunus Anis pernah menjadi kepala MIM Dengok. Ia juga menjadi guru ngaji yang disenangi anak anak,” jelasnya
Walaupun ia sibuk sebagai PNS guru PAI, lanjutnnya, tapi ia masih menyempatkan mengajar di MIM dan MTsM Dengok mata pelajaran Bahasa Arab.
Penulis Buku Bahasa Jawa
Ngatmuri yang aktivis di PRM Blimbing adalah penulis buku. Berangkat dari mengajar pelajaran Bahasa Jawa ia menjadi penulis buku bahasa Jawa bersama tim MGMP pada era tahun 1995-1998. Bukunya dipakai di lingkungan sekolah Lamongan, Bojonegoro, dan Tuban.
Kepala MIM 4 Blimbing Farikhul Anam MPd merasa sangat kehilangan atas wafatnya Ngatmuri. Ia merupakan guru senior di MIM Blimbing.
“Kesan saya Pak Ngatmuri itu orangnya sangat baik. Beliau bisa menata manajemen MIM Blimbing dengan baik,” ujarnya
Suntari MAg, sejawatnya di MIM 4 Blimbing, menyampaikan bila Ngatmuri meniti karir guru mulai dari level terendah sebagai pesuruh.
“Beliau mulai aktif di Perguruan Muhammadiyah Blimbing sejak tahun 1978 sebagai pesuruh. Saat itu gedung TK ABA, MIM, SMPM, dan SMAM masih satu atap,” jelasnya
Suntari menyampaikan, Ngatmuri secara resmi menjadi guru MIM Blimbing sejak tahun 1982. Ia mengajar pelajaran bahasa Jawa sampai akhir hayatnya. Bahkan ia menulis buku bahasa Jawa bersama MGMP Lamongan pada tahun 1996.
Mengajar sejak 1977
Sementara Amin Halip adalah guru yang mulai mengajar sejak lulus PGA (Pendidikan Guru Agama). Ia mengajar sejak tahun 1977. Amin selain mengajar pelajaran agama ia mengajar matematika, kesenian, dan bahasa Jawa
Maftuchah Hamid, pengajar di Pondok Modern Muhammadiyah Paciran, menyampaikan Amin Halipadalah guru senior di madrasah lingkungan Pondok Modern Muhammadiyah Paciran.
“Pak Amin Halip adalah guru Matematika saya sejak MIM. Ia sangat penyabar. Ia sudah puluhan tahun menjadi guru sejak saya belum lahir,” jelasnya.
Pembina Pondok
Arifudin Shony adalah aktivis Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan Pemuda Muhammadiyah di Paciran. Kegiaan selanjutnya sebagai Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Paciran, Ketua Majelis Tablih dan Tarjih PCM Paciran, dan Anggota Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren PDM Lamongan 2015-2020
Menurut Maftuchah Hamid, Arifudin Shony adalah teman mengajar di MAM. Ia merupakan guru MAM terlama mengabdi selama 26 tahun mengajar. Dia juga seorang aktivis.
“Pak Arifudin tidak sekadar mengajar. Ia juga menjadi pembina santri di Pondok Modern Muhammadiyah Paciran. Bahkan ia menjadi ketua Ikatan Alumni Pondok Modern Muhammadiyah Paciran,” ungkapnya.
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa keempat almarhum dan memberi kesabaran pada keluarga yang ditinggalkannya, amin! (*)
Penulis Fathurrahim Syuhadi Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post