4 Juli, Isyarat Football Coming Home bagi Inggris oleh Dhimam Abror Djuraid, Pembina Hizbul Wathan FC, Liga 2 PSSI.
PWMU.CO– Amerika punya cara sendiri mengenang Perang Vietnam yang menjadi sejarah kelam bangsa itu. Para sutradara film mengangkat tema itu menjadi kisah yang menyentuh dan mengharukan.
Beberapa film fenomenal mengenai perang Vietnam masih terus dikenang hingga saat ini. The Deer Hunter, Apocalypse Now, dan Platoon dipuji sebagai karya sinematik terbaik.
Sutradara kawakan Oliver Stone mempunyai ketertarikan terhadap tema Perang Vietnam. Ia mengangkat tema 4 Juli menjadi film Born on The 4th of July. Mengisahkan penderitaan Ron Kovic (Tom Cruise), veteran Perang Vietnam yang mengalami cacat permanen dan akhirnya terjun sebagai aktivis anti perang.
Tanggal 4 Juli adalah Hari Kemerdekaan bangsa Amerika Serikat. Tahun ini mereka merayakan kemerdekaan ke-245 sejak Deklarasi Kemerdekaan dibacakan oleh Thomas Jefferson, 4 Juli 1776.
Dua abad lebih kemerdekaan suatu bangsa adalah satu capaian besar. Dengan segala kelemahan dan kekuatannya, Amerika Serikat sampai sekarang masih tetap dianggap sebagai adidaya dunia.
Posisinya, mungkin, sudah ditantang oleh adidaya baru seperti China, tapi Amerika Serikat masih akan tetap memegang kepemimpinan internasional sampai beberapa tahun ke depan.
Independence Day-Fourth of July, begitu orang Amerika menyebut, menandai terbebasnya Amerika dari penjajahan kolonialisme Inggris. Kongres Kontinental mengeluarkan Deklarasi Kemerdekaan Amerika yang ditandatangani oleh Thomas Jefferson. Kemudian George Washington terpilih sebagai presiden pertama negara baru itu.
Jutaan warga Amerika merayakan hari besar ini sebagai hari libur nasional. Mereka berpesta, bergembira, berpiknik, dan pesta makan barbekyu. Presiden Joe Biden memberikan pidato kenegaraan, State of the Union, mendeklarasikan Amerika merdeka dari cengkeraman Covid 19.
Di bawah kepemimpinan Biden, Amerika bergerak cepat mengatasi pandemi, dengan menerapkan kontrol ketat dan vaksinasi menyeluruh. Tahun lalu di masa kepemimpinan Donald Trump, Amerika menjadi negara terburuk dalam penanganan pandemi dan korban tewas menembus setengah juta jiwa. Tahun ini Biden mengklaim negaranya sudah merdeka dari pandemi.
Born on the Fourth of July
Tetapi, Oliver Stone mempunyai sudut pandang yang berbeda mengenai 4 Juli. Born on the Fourth of July yang disutrdarainya sengaja dibuat untuk mengingatkan sisi suram sejarah bangsanya. Stone adalah sutradara yang selalu memasukkan pandangan-pandangan politiknya atas suatu isu nasional.
Born on The 4th of July diproduksi tahun 1989. Berkisah mengenai hidup Ron Kovic yang terentang panjang sejak Ron menjalani masa-masa kecil, remaja, terjun ke perang Vietnam, hingga menjadi aktivis anti-perang. Kovic adalah simbol pemuda naif yang mengira perjuangannya di Vietnam akan dihargai oleh masyarakat sekeliling.
Ternyata yang terjadi adalah sebaliknya. Kovic terkena tembakan di medan perang dan lumpuh permanen. Ia menerima kenyataan pahit. Sambutan masyarakat terhadapnya tak seramah yang diperkirakannya. Akhirnya Kovic menyadari bahwa ia dan sejumlah teman-temannya veteran perang berjuang untuk sebuah kesia-siaan.
Para veteran tentu kecewa berat menerima kenyataan ini. Begitu pula Kovic yang memang terlihat labil akibat keadaan dirinya yang tak lagi sempurna. Kovic yang merasa hatinya sepi hanya bisa menangis tersedu-sedu sembari berteriak, ”Who will love me?”
Kenyataan pahit lain yang diterima Kovic adalah ia mengalami impoten, karena disiksa oleh lawan secara brutal sampai merusak fungsi alat vitalnya. Pada sebuah adegan, Kovic menangis ketika menyadari bahwa dirinya tidak bisa lagi memerankan fungsi sebagai laki-laki dewasa.
Kovic merasa telah menyerahkan seluruh hidupnya untuk berbakti kepada negara, tapi yang diperolehnya adalah mimpi buruk yang terus-menerus mengganggunya. Ia selalu dikejar rasa bersalah dan penyesalan seumur hidup, karena secara tidak sengaja menembak wanita dan anak kecil dalam sebuah serangan bersenjata.
4 Juli di Euro
Tanggal 4 Juli menjadi hari bersejarah bagi bangsa Inggris. Tentu beda dengan bangsa Amerika yang merayakan kebebasannya dari penjajahan Inggris di masa silam. Bangsa Inggris merayakan kemenangan dengan gegap gempita setelah timnas Inggris mengalahkan Ukraina 4-0 dan lolos ke semifinal Euro 2020.
Kemeriahan pesta di Inggris tidak kalah meriah dari di Amerika. Orang-orang menari dan bernyanyi di banyak tempat seperti kesurupan. Kegembiraan mereka terasa lebih besar dari kegembiraan hari kemerderkaan Amerika.
Inggris merasa merdeka, karena untuk pertama kali sejak 1996 mereka bisa lolos ke perempat final setelah mengalahkan Jerman 2-0. Kemenangan di Satdion Wembley ini jelas menjadi sweet revenge, balas dendam yang manis, karena selama ini Jerman adalah hantu dan momok bagi Inggris.
Dua gol dari Raheem Sterling dan Kapten Harry Kane menjadi mukjizat yang membuat nyali Inggris berkobar. Ahad dini hari 4 Juli, Ukraina yang menjadi kuda hitam, tidak berdaya menghadapi gempuran Inggris. Kapten Harry Kane memborong dua gol dan membuatnya punya koleksi tiga gol dan berkesempatan menjadi top skor turnamen.
Pertandingan semifinal akan digelar di Stadion Wembley sampai final. Inggris menghadapi tim kejutan Denmark yang mengandaskan Ceko 2-1. Pertandingan di Wembley tentu memberi keuntungan besar kepada Inggris karena bermain di rumah sendiri.
Sebagai tuan rumah, Inggris lebih diunggulkan. Tetapi, siapapun tahu Denmark tim yang sangat berbahaya, karena mereka bermain kolektif sebagai tim yang solid. Denmark punya penyerang yang cepat yang bisa menyelesaikan peluang dengan efisien. Pasukan Ceko yang lengah harus menerima hukuman karena efektivitas kolektif Denmark.
Spirit Christian Eriksen mengilhami pemain-pemain Denmark, seperti Pangeran Hamlet yang mempunyai kekuatan ekstra karena menerima bisikan gaib dari hantu raja. Denmark tidak bisa diremehkan. Inggris harus berkonsentrasi penuh sepanjang pertempuran.
Dua pertandingan semi final lainnya memperhadapkan Spanyol melawan Italia. Sebuah pertempuran yang sulit diprediksi. Italia solid tidak terkalahkan. Pertahanannya tangguh bak pintu gerendel, dan penyerang-penyerangnya mematikan.
Di sisi lain, Spanyol menemukan kekuatannya dari satu pertandingan ke pertandingan selanjutnya. Dan di semi final nanti Spanyol akan menjadi tim yang sangat berbahaya.
Inggris mempunyai peluang untuk membuat sejarah. Kemenangan 4 Juli akan menjadi penyemangat besar untuk melangkah lebih jauh. Final di Wembley akan membawa semangat besar bagi Inggris. Di stadion keramat itulah Inggris menjadi juara dunia pada 1966.
Kali ini, publik Inggris berharap akan bisa mengulang sejarah besar itu. Mereka siap menyanyikan chanting kebanggaan mereka: Football Coming Home… (*)
Editor Sugeng Purwanto