PWMU.CO — Menko PMK Beri Semangat Pasien Isoman di Gelora Joko Samudro. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy didampingi Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur (Jatim) Emil Dardak dan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menyambangi Gelora Joko Samudro yang telah disulap menjadi RS Lapangan untuk merawat dan menangani pasien Covid-19.
Kehadiran Muhadjir Efendy pada Selasa (13/7) disambut oleh para dokter dan tenaga kesehatan (nakes), dan pasien yang sedang melaksanakan isolasi mandiri (isoman). Pasien yang dirawat di RS Lapangan tersebut merupakan pasien Covid-19 dengan kondisi bergejala ringan.
“Semangat terus. Makan bergizi, kalau perlu lari-lari ke lapangan itu biar sehat. Rajin-rajin salat malam yang khusyuk karena salat malam itu juga bisa meningkatkan imun,” ucap Menko PMK saat berdialog dengan para pasien yang dibatasi sekat area dan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
RS Gresik Penuh
Diketahui sebelumnya, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Gresik, Jatim, diarahkan ke RS Lapangan yang berada di kompleks lapangan sepak bola Gelora Joko Samudro lantaran sejumlah RS mulai penuh. Bahkan tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) untuk pasien Covid-19 di sejumlah RS di Gresik telah melebihi 86 persen sejak akhir Juni lalu.
Pada kesempatan itu, Wagub Jatim Emil Dardak menjelaskan berdasar arahan Menteri Kesehatan agar RS harus mengkonversi setidak-tidaknya 40 persen dari kapasitas RS keseluruhan untuk dijadikan perawatan Covid-19.
“ICU-nya juga sama. Yang paling memungkinkan untuk ICU adalah tempat tidur isolasi negatif ditambah sarana prasarana (sarpras) sama dilengkapi nakes yang punya STL itu bisa merawat di ICU,” tuturnya.
Ia mengungkap bahwa lebih lanjut akan ada rencana dukungan sarpras dari Kemenkes. Kedatangan Menko PMK dalam kunjungan kerjanya kali ini, terang Emil, salah satunya sekaligus memastikan hal tersebut terkomunikasikan dengan baik di lapangan.
“Kami juga berterima kasih karena dengan turunnya Pak Menko jadi diketahui titik-titik yang menjadi risiko,” ujanya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni