Selamat Jalan Mas Irvan, Usiamu Tak sepanjang Karyamu, ditulis oleh Mohamad Su’ud Ketua Umum Pimpinan Daerah IPM Lamongan periode 1996-1998. Irvan Shaifullah meninggal dunia pada Kamis (15/7/2021) di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.
PWMU.CO – Andaikan kematian bisa diundur, maka saya akan mengajukan kepada Tuhan, “Ya Rabbi, jangan ambil mas Irvan dulu ya. Dia masih dibutuhkan umat. Terlalu dini Engkau menjemputnya. Saya belum banyak mengenalnya, saya ingin lebih dalam bersamanya. Walau saya tahu ini hak prerogatif-Mu, tolong kabulkan doa kami.”
Tapi, saya harus menyerah dan pasrah, kehendak-Nya tidak bisa ditawar, ketentuan-Nya tidak bisa diubah hanya karena keinginan hamba-Nya. Dia Maha Tahu yang terbaik untuk setiap yang bernyawa.
Mas Irvan, yang saya tahu, anak muda yang tidak pernah lelah, mobilitasnya sangat tinggi. Tidak pernah menolak bila diberi amanat dan tuntas menjalankannya. Padahal saya tahu sendiri aktivitasnya sangat padat. Tapi anehnya selalu ada waktu untuk menyelesaikan tugas.
Mas Irvan, ternyata seorang penulis produktif. Sudah 19 buku karya yang dihasilkan. Saya pernah menyarankan untuk mencetak ulang. “Iya Pak Suud, insyaallah,” jawaban singkat via chat WhatsApp.
Penggerak Literasi
Saat menjadi Ketua Umum Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Lamongan periode 2016-2018, program yang menonjol dan menurut saya spekatakuler yaitu gerakan literasi.
Terbukti di masa kepemimpinanya berhasil menggali bakat para kader IPM melalui kumpulan tulisan sebanyak dua buku yang diterbitkan. Lebih mencengangkan lagi adalah program Ransel Pustaka. Gerakan sejenis perpustakaan keliling, digelar bersamaan dengan kegiatan IPM baik di tingkat daerah, cabang dan ranting.
Efek Ransel Pustaka luar biasa. Ada geliat dan kesadaran yang mulai tumbuh. Tentu kondisi ini tidak lepas dari kapasitas Mas Irvan yang memang penulis murni dan kemampuannya menggerakkan teman-teman sebayanya.
Di penghujung periodePD IPM Lamongan, saya pernah berbincang santai di kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan, sharing gerakan literasi di internal Muhammadiyah. Salah satunya membuat buku diary biografi para mantan Ketua Umum PD IPM Lamongan. Sayang sekali ide ini belum terealisasi.
Interaksi intensif saya dengan Mas Irvan, berlangsung ketika kami bersama dalam tim penulisan sejarah Muhammadiyah Lamongan.
“Assalamualaikum. Ngapunten Pak Suud, saya boleh minta datanya berkaitan dengan tugas tim penulisan untuk tambahan referensi,” chat Mas Irvan di pagi hari. Mas Irvan tipe sangat serius dan menikmati tugas. Maka komunikasi dengan saya tidak pernah guyon-guyon atau kelakar.
Saya mulai agak ‘curiga’ ketika di bulan Maret 2021, Mas Irvan berhalangan hadir di rapat tim sejarah: “Pak Suud, saya izin dulu tidak ikut rapat. Sedang tidak enak badan. Ngapunten saestu. Progres tulisan insyaallah akan selesai sebentar lagi. Beberapa soalnya sudah selesai.”
Saya mengiyakan chat Mas Irvan sambil berpesan agar selalu menjaga kesehatan. Setelah itu ketemu Mas Irvan beberapa kali, dia dalam kondisi sehat.
Chat terakhir Mas Irvan dengan saya awal Juli 2021, mas Irvan izin beberapa saat, karena lagi isolasi mandiri (isoman) di rumah. “Ya Allah, ada apa dengan Mas Irvan,” hati kecil saya sudah merasakan galau. Sebelum Isoman, Mas Irva sudah menyerahkan beberapa naskah sejarah.
Mas Irvan, sangat membekas di hati saya, karena sama-sama mempunyai hobby menulis. Diam-diam. saya sering belajar darinya, tentang dedikasinya, amanahnya. Saya pasti menikmati tulisannya di beberapa media online: PWMU.CO, Ibtimes.id, Rahmad.id, Klikmu.co, Muhammadiyah.or.id. Atau di media cetak Radar Bojonegoro, dan yang saya tidak ketahui.
Mas Irva meninggalkan karya nyata melalui kiprahnya di Lazismu Lamongan, tulisan-tulisanya bisa kita nikmati, kreativitasnya bisa kita tiru.
Mas Irvan terbatas waktu, tapi amalnya menembus masa. Dia lahir pada tanggal 28 September 1994 dan pada tanggal 15 Juli 2021, dia menyudahi kiprahnya di dunia, dengan segudang amal. Dia menghadap Allah dengan senyum merekah. Insyaallah meraih husnul khatimah. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni