Refleksi Milad ke-60 IPM oleh Rizki Maulizar, kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kota Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam.
PWMU.CO – 60 tahun lalu, tepatnya pada 18 Juli 1961, perkumpulan pelajar Muhammadiyah dideklarasikan sebagai salah satu sayap gerakan dakwah Muhammadiyah. Hari ini IPM berusia 60 tahun, yang apabila dalam umur manusia adalah usia yang cukup matang, dan itu telah ditampilkan oleh IPM. IPM selalu berusaha menjawab berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh para pelajar pada setiap zamannya.
Di usia yang ke-60 tanggal 18 Juli 2021 ini, apakah IPM akan tetap mampu menjadi problem solver dalam menjawab tantangan zaman, atau akan menjadi bagian dari masalah pelajar? Tentunya hal ini harus ada sebuah refleksi agar gerakan IPM tidak keluar dari jalur yang telah digariskan.
Parameter Organisasi Kader
Kiprah IPM sebagai salah satu organisasi kader tentunya harus dievaluasi, sejauh mana kontribusi IPM terhadap Persyarikatan Muhammadiyah sebagai induk organisasi. Berapa banyak kader IPM yang telah jadi alumni kemudian melanjutkan kiprah perjuangannya di Persyarikatan?
Keberhasilan IPM bukan saja mengantarkan kader-kadernya menjadi orang besar, tetapi bagaimana kader IPM mampu mengangkat rumah yang membesarkannya. Bagaimana kader IPM membesarkan rumahnya, juga membesarkan Ikatan dan Persyarikatan yang telah menaunginya.
Inilah yang mungkin terlupakan dalam proses evaluasi kepemimpinan di IPM. Kalau kiprah IPM di usia ke-60 ini masih minim memberikan kontribusi terhadap persyarikatan sebagai induk organisasi, berarti IPM telah gagal menjadi organisasi kader.
IPM adalah organisasi dakwah amar makruf nahi munkar di kalangan pelajar. Keberadaan IPM di tengah-tengah pelajar harus mampu menjawab berbagai persoalan yang dihadapi para pelajar.
Kader IPM harus menjadi uswatun hasanah, contoh yang baik, di tengah-tengah pelajar. Sehingga kehadiran IPM benar-benar terasa. Jangan sampai kader IPM menjadi bagian atau bahkan menambah permasalahan di tengah kompleksitasnya permasalahan yang di hadapi saat ini.
Tantangan pelajar ke depan akan semakin berat. Maka dari itu, kader-kader IPM harus mempersiapkan diri agar tidak terbawa oleh arus yang tidak jelas. Kader IPM harus responsif dan tanggap menyikapi gejala-gejala sosial yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
Kader IPM harus istikamah dalam gerakannya menjadi uswatun hasanah di tengah-tengah pelajar, dengan selalu memegang teguh dan menyebarkan ajaran-ajaran Islam dalam setiap langkah hidupnya.
Semoga IPM tetap berjaya! (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.