PWMU.CO – Sekolah Inklusi SMAMX Mendidik 60 Siswa Disabilitas. Ke-60 siswa itu diberikan hak dan pelayanan yang sama baiknya dengan siswa reguler lainnya.
Kepala SMA Muhammadiyah 10 Surabaya (SMAMX) Ir Sudarusman menjelaskan, ada tiga aspek penunjang bagi pendidikan siswa. Yaitu keluarga, lingkungan masyarakat, dan sekolah.
“Ketiganya ini harus saling bersinergi melayani dan membentuk karakter siswa. Baik siswa reguler maupun siswa disabilitas. Karena semua anak perlu mendapat hak dan kesempatan yang sama. Tinggal bagaimana cara kita menjemputnya,” ujarnya saar sosialisasi program inklusi melalui Zoom Cloud Meetings. Sabtu (17/7/2021).
Dia menjelaskan, sekolah inklusi adalah sekolah yang juga memberikan pendidikan untuk siswa yang memiliki kemampuan tak terbatas. “Di mana siswa-siswi tersebut akan belajar bersama dengan peserta didik reguler lainnya. Belajar di kelas yang sama dan pendidikan serupa. Namun, selama pembelajaran siswa ini didampingi oleh guru pendamping,” terangnya.
Salah satu program unggulan yang dimiliki oleh SMA Muhammadiyah 10 Surabaya adalah Sekolah Peduli Anak Hebat (SPAH). Program ini merupakan diferensiasi program SMAMX yang berfokus pada layanan pendidikan inklusi bagi siswa tak terbatas atau siswa disabilitas.
Sudarusman mengungkapkan, SPAH telah terdaftar di Dinas Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Jawa Timur pada tahun 2017.
“Di sini para pendamping akan memberikan siswa disabilitas dalam pencapaian kemampuan akademik, kemampuan sosialisasi, pengembangan minat-bakat, serta pendampingan karir berkelanjutan bagi mereka yang ingin melanjutkan kuliah atau dunia kerja,” jelas dia.
Kelebihan Sekolah Inklusi SMAMX
Koordinator Program SPAH Normalia SPsi MPd menjelaskan, ada beberapa kelebihan memilih sekolah inklusi sebagai pendidikan lanjutan. Di antaranya adalah siswa akan memperoleh hak dan kewajiban yang sama, belajar dan bermain bersama dengan teman sebaya.
“Serta ada dorongan untuk meningkatkan kepercayaan diri yang lebih tinggi. Dengan ini para siswa reguler akan terlatih untuk menghargai dengan penuh empati,” terang Normalia yang menjadi pemateri.
Sampai saat ini, lanjut Normalia, SPAH SMAMX ditanagai oleh tim terapis, tim psikologi, dan telah menekenMoU dengan dokter, Pusat Studi Layanan Disabilitas, dan dunia usaha. SPAH center juga memfasilitasi konsultan bagi masyarakat atau lembaga pendidikan sekitar yang ingin mendapatkan informasi, asesmen disabilitas, dan ikut berpatisipasi dalam pendidikan inklusi.
Tahun ini, jumlah siswa baru disabilitas SMAMX sebanyak 15 siswa. Perinciannya deskripsi netra lima, autis empat, slow learner dan tunagrahita enam. Total keseluruhan siswa disabilitas sebanyak 60 siswa. (*)
Penulis Azmi Izzudin Editor Mohammad Nurfatoni