PWMU.CO – Islam berkemajuan adalah sebuah sikap kaum Muslim untuk selalu siap dalam menghadapi kemajuan. Agar tetap bisa terus tumbuh diperlukan sebuah karakter sebagai identitas berkemajuan. Muhammadiyah yang sudah 107 tahun dipastikan memiliki karakter sehingga dapat terus bertahan. (Berita terkait: Selain Al Maun, Muhammadiyah Berkemajuan Membutuhkan Teologi Al Ashr)
Pernyataan di atas disampaiakan penulis buku Muhammadiyah Berkemajuan Dr H Ahmad Najib Burhani MA MSc saat hadir dalam acara Pelatihan Tata Kelola Organisasi yang diadakan oleh Majelis Pimpinan Kader PDM Kabupaten Gresik Ahad (4/12).
(Baca: Penjelasan Logis tentang Tradisi Muhammadiyah yang Tak Mengenal Darah Biru dan Ternyata, Bukan Antitradisi: Inilah Bukti 12 Tradisi yang Berkembang di Muhammadiyah)
Apa karakter yang membuat Muhammadiyah terus tumbuh berkemajuan? Najib Burhani setidaknya mencatat tiga hal. Pertama, adanya etos egalitarian. “Di Muhammadiyah ini tidak mengenal darah biru, suku, atau ras. Semua orang bisa menjadi pemimpin. Itulah karakter Muhammadiyah, yang menjadi pembeda dengan organisasi yang lain,” jelas dia.
Kedua, di Muhammadiyah tidak ada kultus individu. “Terbukti bahwa anak cucu KH Ahmad Dahlan tidak ada yang langsung jadi pucuk pimpinan di Muhammadiyah. Bahkan Buya Yunahar sering mengatakan bahwa gerakan kita ini adalah Muhammadiyah, bukan Dahlaniyah,” jelas dia.
(Baca juga: Muhammadiyah Berkemajuan, Jawaban Islam Indonesia Masa Depan dan Ciri Islam Berkemajuan Itu Membuka Pintu Ilmu Pengetahuan dari Berbagai Penjuru Dunia)
Ketiga, kata Burhani, Muhammadiyah adalah organisasi yang disiplin. “Selesai Muktamar maka akan disusul musyawarah-musyawarah sejenis di masing-masing Pimpinan Persyarikatan di bawahnya, sesuai dengan AD/ART Muhammadiyah.
Yang keempat, lanjut Burhani, tidak ada strick hierarki. “Kepemimpinan Muhammadiyah kolektif kolegial.” Dan kelima, “Muhammadiyah punya semangat berjuang yang tinggi. Semangat calvinis untuk organisasi dan masyarakat.”
Dengan tagline berkemajuan, yang sangat penting dalam gerakan Muhammadiyah adalah identitas ajaran teologis, yaitu teologis Al-Ashr. ”Pentingnya pemanfaatan waktu dan penuh kesabaran dalam penyikapannya,” tutur Burhani. (Taufiqurrahman/Aziz)