PWMU.CO – Manajeman organisasi ala Muhammadiyah harus dibangun dengan sinergitas. Unsur Pembantu Pimpinan (UPP) adalah pelaksana program, sedangkan Pimpinan Persyarikatan bertanggungjawab penuh atas segala pendanaan kegiatan UPP.
Nadjib Hamid menyampaikan hal itu dalam Pelatihan Tata Kelola Organisasi bertema “Tata Kelola Organisasi untuk Muhammadiyah Berkemajuan” yang diadakan oleh Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gresik, di Auditorium Universitas Muhammadiyah Gresik, Ahad (4/12).
(Berita terkait: Selain Al Maun, Muhammadiyah Berkemajuan Membutuhkan Teologi Al Ashr dan Ini 3 Karakter yang Membuat Muhammadiyah Bertahan dan Terus Tumbuh Berkemajuan)
“Kita harus paham bahwa Majelis dan Lembaga ada yang sifatnya ‘mata air’ dan ada juga yang ‘air mata’,” ungkap Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur itu.
“Oleh karena itu Majelis atau Lembaga yang ‘mata air’ janganlah makin bangga atas kekayaannya dan yang ‘air mata’ jangan semakin menderita dengan penderitaannya,” ujarnya. Nadjib menyarankan pentingnya dilakukan sinergi oleh Pimpinan Persyarikatan, agar ‘mata air’ itu dapat mengubah ‘air mata’ menjadi ‘air mata’ bahagia. “Ber-Mmuhammadiyah haruslah penuh kegembiraan.”
Yang dimaksud ‘mata air’ adalah Majelis atau Lembaga di Muhammadiyah yang ‘basah’ yaitu yang bisa menghasilkan uang seperti Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) dengan rumah sakit dan kliniknya. Atau Majelis Dikdasmen dengan sekolah-sekolahnya. Sedangkan ‘air mata’ adalah Majelis atau Lembaga ‘kering’ yang tidak mungkin untuk memobilisasi dana seperti Majelis Pendidikan Kader (MPK).
(Baca juga: Buku Muhammadiyah Berkemajuan Laris Manis, Tanda Tangan Penulisnya Diburu)
Nadjib juga menjelaskan, Muhammadiyah adalah sebuah gerakan, baik itu gerakan pemikiran maupun gerakan amal. “Konsep Muhammadiyah berkemajuan ini didukung pula dengan orang yang berkemajuan. Semua orang yang berpikiran maju itu adalah Muhammadiyah, meskipun belum punya NBM (Nomer Baku Muhammadiyah, red),” kata Nadjib.
Menurut pria asli Lamongan itu, tidak ada korelasi antara lama ber-Muhammadiyah (NBM nomer kecil) dengan kematangan ber-Muhammadiyah (berpikir berkemajuan). (Taufiqurrahman)