PWMU.CO – Pengalaman Manajer Lazismu Gresik Sembuh dari Covid-19. Minal Abidin Al Mansur SPd MHES pernah terpapar Covid-19 akhir Juni 2021, dan sekarang sudah dinyatakan sembuh.
Berikut inilah kisahnya sebagaimana dituturkan kepada PWMU.CO, Selasa (20/7/2021).
Saat terpapar Covid-19, saya mengalami gejala awal yang tidak berbeda dengan meriangpada umumnya. Saya merasakan kepala pusing, badan capek, dan demam.
Dua hari sebelumnya, istri saya juga mengalami hal yang sama, namun sudah membaik, ganti keluhannya adalah anosmia (indra penciuman tidak berfungsi).
Pada hari pertama dan hari kedua selera makan masih normal. Memasuki hari ketiga, selera makan mulai terganggu. Pada hari itu juga kami menjalani tes antigen dan PCR. Walhasil saya dan istri dinyatakan positif.
Saat pertama kali menerima kenyataan bahwa kami dinyatakan positif, yang terserang adalah mental. Kami down. Pikiran kami ke mana-mana, terutama istri karena kami punya bayi yang baru berusia lima bulan (putra kedua). Tidak hanya selera makan yang tidak enak, mental kami juga down.
Kami swab antigen dan PCR di RS PKU Muhammadiyah Sekapuk Gresik. Setelah dinyatakan positif, kami langsung konsultasi dengan dokter yang bertugas di IGD saat itu. Dari hasil analisisis dokter, kami masih tergolong gejala ringan. Kami pun diresepi obat sesuai gejala.
Isolasi Mandiri
Saya dan istri diminta melakukan isolasi mandiri, jika ada keluhan berat sampai sesak napas, langsung diminta ke layanan medis terdekat.
Saat itu pula, kami memutuskan melakukan isolasi mandiri terpisah dengan keluarga. Saya dan istri menjalani isolasi di rumah keluarga yang jauh dari pemukiman. Tepatnya di dekat Bendung Gerak Sembayat di Desa Sidomukti Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik. Sedangkan rumah tinggal kami sebelumnya, di Desa Abir-Abir juga di Kecamatan yang sama.
Hari demi hari kami lalui, di saat awal-awal masa isolasi, kami masih merasakan gejala seperti saat kali pertama. Bahkan saya sempat merasakan nafas ngos-ngosan, seperti halnya naik tangga lima lantai.
Namun keluhan ini saya simpan setiap kali istri bertanya. Saya kuatir istri kepikiran. Rasanya ada cairan dahak yang tidak bisa keluar. Lalu saya lakukan teknik proning (pernafasan) agar membantu supaya napas saya menjadi lega.
Percaya atau tidak percaya, nyatanya virus ini benar-benar ada. San kami merasakan betapa tidak enak rasanya terpapar Covid-19. Nafsu makan saya terganggu, tidak enak merasakan apapun, badan rasanya meriang. Makanan semua terasa pahit, dan istri saya mengalami anosmia cukup lama. Nafas saya ngos-ngosan, rasa cemas dan lain sebagainya.
Setelah lima hari pertama, obat resep dokter sudah mulai habis, alhamdulillah dapat pantauan dan konsultasi dari Direktur RS Muhammadiyah Gresik dr Imam Suyuthi SpAn melalui daring. Beberapa keluhan masih kami rasakan.
Oleh dr Imam, kami diminta tetap melanjutkan minum obat yang sama seperti sebelumnya, yaitu multivitamin, penurun demam dan antibiotik, ditambah obat anti inflamasi sesuai keluhan yang kami rasakan.
Kami baru merasakan kondisi yang benar-benar fit di hari kedelapan. Keluhan mulai berkurang, nafas menjadi agak lega, anosmia istri sudah mulai terasa berkurang, dahak sudah sedikit demi sedikit keluar. Bahkan kami disarankan untuk dibuat batuk-batuk supaya mendorong dahak bisa keluar. Pada hari kesepuluh, nafsu makan pun mulai terasa baik, walau hanya makan mi instan tapi nikmatnya luar biasa.
Alhamdulillah orangtua, saudara serta teman-teman, bahkan Rayhan Albirruni putra pertama kami selalu memberikan support dan mendoakan kami supaya lekas sembuh. Kata Rayhan melalui sambungan telpon, ayah dan bunda kalau malem didoakan, “Ya Allah.. Ayah dan Bunda sembuhkan Ya Allah.”
Kami, yang sementara terpisah, sangat terharu mendengar ucapan tersebut. Bahkan saudara-saudara, yang menghubungi kami, semua pada nangis, mungkin terbawa suasana berita di televisi yang memberitakan pandemi semakin mencekam.
Support Bikin Optimis
Selama menjalani isolasi, kami sangat diperhatikan, baik oleh keluarga maupun tim Lazismu Gresik yang sedia memantau tiap hari terkait kecupan makanan dan nutrisi kami. Sedangkan teman-teman nakes dan dokter yang saya hubungi, semua saling memberi support dan tips supaya kami bisa lekas sembuh.
Di situlah optimisme kami untuk sembuh semakin kuat. Banyak pihak yang mendoakan dan mensupport, wabil khusus doa dan support dari orangtua, keluarga serta tim Lazismu yang membuat kami bangkit dan optimis. Di sisi lain, kami pasrahkan diri pada Yang Kuasa dan berdoa agar kami diberikan kesembuhan.
Alhamdulillah, sesuai hasil konsultasi, isolasi selama 14 hari bisa kami lalui dan akhirnya kami dinyatakan sudah baik dan boleh beraktivitas dengan tetap menjaga prokes dengan ketat.
Setelah itu, barulah kami bisa pulang berkumpul kembali dengan keluarga tercinta di rumah. Rasa rindu tak terperi kami rasakan, kepada buah hati kami yang pertama, yang berusia lima tahun, yang kami tinggal bersama kakek dan nenek di rumah, menjalani karantina. Sementara adiknya Musa Alkhawarizmi yang baru berusia lima bulan ikut kami menjalani masa isolasi mandiri.
Pesan dari Dokter
Dari pengalaman menjalani isolasi mandiri ini, ada pesan yang kami peroleh dari dr Imam Suyuthi SpAn. Pesan ini penting untuk dapat kita jadikan pedoman dalam menjalani isoman.
Jika kita tergolong bergejala ringan maka lakukan beberapa hal ini:
Pertama, jaga pola pikir, jauhkan rasa cemas dan bangun optimisme bahwa kita bisa sembuh.
Kedua, jaga pola makan, jangan sampai selera makan yang berkurang menyebabkan kita tidak bisa mendapatkan nutrisi. Tetap saja makan agar nutrisi tercukupi.
Ketiga, minum multivitamin dan berjemur untuk mendapatkan vitamin D.
Keempat, lakukan gerakan-gerakan kecil agar tetap ada gerakan fisik dan lakukan senam pernapasan. Karena darah orang yang terpapar Covid-19 akan mudah menggumpal, oleh karenanya gerakan fisik tetap harus dilakukan walaupun sedikit.
Kelima, berdoa dan pasrahkan pada Yang Maha Kuasa, Allah SWT karena hanya kepada-Nya lah kita mendapat pertolongan dan kesembuhan.
Saya berdoa semoga tidak ada lagi yang terpapar, wabil-khusus saudara-saudaraku aktivis Muhammadiyah maupun Lazismu di manapun. Semoga semua sehat, agar tetap bisa melakukan syiar melayani umat melalui jalan dakwahnya masing-masing.
Semoga bermanfaat. (*)
Kontributor Kemas Saiful Rizal Editor Mohammad Nurfatoni