PWMU.CO – Pelajar Hebat SDMM: Cinta Nabi, Bangga Bermuhammadiyah. Itulah bagian dari pesan Kepala SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik Ria Pusvita Sari MPd secara virual di hadapan 570 peserta Zoom Cloud Meetings, Senin (19/7/2021).
Tidak hanya siswa dan siswi SDMM yang hadir dalam acara Gebyar Dzulhijjah 1442 itu. Ada juga siswa dari beberapa sekolah di Kabupaten Gresik. Yaitu SD Almadany Kebomas; MIM 1 Gumeno Manyar; MIM 2 Karangrejo Manyar; MI Doudo Panceng; dan SD Muhammadiyah 1 Bawean.
Kepala sekolah yang kerap dipanggil Ustadzah Vita itu menitipkan pesan berkaitan dengan dua momen besar yang terjadi di bulan Dzulhijjah yang bertepatan dengan bulan Juli 2021.
“Anak-anak, pelajar hebat SDMM dan sekolah Muhammadiyah lain yang hadir saat ini, sebagai keluarga besar Muhammadiyah, hari ini kita memperingati dua momen bersejarah,” ujarnya memulai pidato sambutan.
Pertama, kata guru matematika ini, pada hari Ahad tanggal 18 Dzulhijah 1442 atau bertepatan dengan 18 Juli 2021 kemarin, kita memperingati Milad Ke-112 Muhammadiyah.
Menurut kalender Hijriah, Muhammadiyah lahir pada tanggal 18 Dzulhijah 1330, atau 112 tahun yang lalu. Sedangkan versi kalender Miladiah, Muhammadiyah lahir tanggal 18 November 1912 atau sudah berusia 109 tahun.
“Jadi sudah satu abad lebih ya anak-anak, usia Muhammadiyah. Luar biasa!” ujar guru Matematika ini.
Rahasia Muhammadiyah Seabad Lebih
Aktivis Nasyiatul Aisyiyah Gresik dan Jawa Timur itu lalu menerangkan rahasia Muhammadiyah bisa bertahan dan berkembang memasuki abad keduanya.
“Tak lain dan tak bukan karena perjuangan para pendiri dan penerusnya yang penuh keihklasan, kesabaran, dan pengorbanan,” terangnya. Dia lalu Vita mengutip pesan KH Ahmad Dahlan yang menurutnya menjadi motivasi bagi para penerus dakwah Muhammadiyah.
“Mengingat keadaan tubuhku kiranya aku tidak lama lagi akan meninggalkan anak-anakku semua sedangkan aku tidak memiliki harta benda yang bisa kutinggalkan kepadamu.Aku hanya memiliki Muhammadiyah yang akan kuwariskan kepadamu sekalian.
Karena itu, aku titipkan Muhammadiyah ini kepadamu sekalian dengan penuh harapan agar engkau sekalian mau memelihara dan menjaga Muhammadiyah itu dengan sepenuh hati agar Muhammadiyah bisa terus berkembang selamanya.”
Menurut Ustadzah Vita—sapaannya di SDMM—pesan itu mengandung makna bahwa Muhammadiyah harus diperjuangkan oleh para penerusnya sebagai sebuah amanah dakwah.
“Pesan ini berlaku juga untuk kita, para ustadz-ustadzah dan siswa, sebagai kader Muhammadiyah,” tuturnya.
Lulusan Master Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Negeri Surabaya itu melanjutkan, bentuk menjalankan amanah atau titipan itu bisa dibaca di pesan KH Ahmad Dahlan yang lain, yaitu:
“Muhammadiyah pada masa sekarang ini berbeda dengan Muhammadiyah pada masa mendatang. Karena itu hendaklah warga muda-mudi Muhammadiyah hendaklah terus menjalani dan menempuh pendidikan serta menuntut ilmu pengetahuan (dan teknologi) di mana dan ke mana saja.
Menjadilah dokter sesudah itu kembalilah kepada Muhammadiyah. Jadilah master, insinyur, dan lalu kembalilah kepada Muhammadiyah sesudah itu.”
Maka, pesan Vita, apapun profesi anak-anak nanti, kembalilah ke Muhammadiyah dan perjuangkan Islam lewat Muhammadiyah. “Inilah bukti: ‘Kita Bangga Bermuhammadiyah’,” ujarnya.
Teladan Pengorbanan Nabi
Ustadzah Vita menyimpulkan, berkembangnya Muhammmadiyah lebih dari satu abad ini karena pendiri dan penerusnya terinspirasi oleh kisah pengorbanan penuh keikhlasan dan kesabaran Nabi Ibrahim alaihssalam dan Nabi Ismail alaihssalam.
“Itulah salah satu makna peristiwa bersejarah kedua, yang kita peringati hari ini. Yaitu Idul Adha yang jatuh besok tanggal 10 Dzulhijjah 1442 Hijriah atau 20 Juli 2021”, terangnya.
“Teladan keikhlasan dan kesabaran itu kita dapatkan dari peristiwa pengorbanan Nabi Ismail oleh Nabi Ismail,” ujarnya. Dia menambahkan, kedua manusia hebat itu menerima dengan ikhlas perintah Allah tersebut meskipun hal itu sangat berat.
“Tapi, anak-anak, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail adalah hamba yang taat pada Tuhannya. Keduanya menerima perintah itu dengan ikhlas dan sabar,” ujarnya sambil mengutip surat ash-Shafat ayat 100:
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: ‘Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!’
Ia (Ismail) menjawab: ‘Hai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.'”
Bukti Cinta Nabi
Ustadzah Vita menerangkan, karena kepatuhan Nabi Ibrahim itu, dia oleh Allah disebut sebagai khalilullah yakni kekasih Allah.
Maka dia pun mengajak peserta untuk juga memberikan cinta kepada pada para nabi, termasuk Nabi Ibrahim, Nabi Islami, dan Nabi Muhammad sebagai penerus risalah nabi-nabi sebelumnya.
“Sebab dari para nabi itu kita mendapat petunjuk bagaimana menjalankan syariat Islam berupa ibadah haji dan kurban,” ujarnya. Dia lalu mengingatkan beberapa momentum seputar haji dan Idul Adha yang telah menjadi syariat agama Islam.
Yaitu tanggal 9 Dzuhijah, ketika jamaah haji sedang wukuf di Padang Arafah, uma Islam disunnahkan puasa Arafah. Ustadzah Vita pun mengingatkan kepada seluruh siswa, apakah sudah menalankan puasa Arafah, yang dijawab siswa dengan fitur rise hand.
Ustazdah Vita juga mengingatkan, jika pada tanggal 10 Dzulhijjah ada shalat Idul Adha. “Tetapi karena saat ini masih pandemi Covid-19, shalat Idul Adha kita lakukan di rumah masing-masing,” pesannya.
Setelah shalat, sambungnya, ada syariat penyembelihan hewan kurban yang bisa dilanjutkan pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijah. “Tiga hari ini disebut Hari Tasyrik. Dan kita dilarang berpuasa pada hari itu,” ujarnya
Dia menegaskan, semua syariat itu lahir dari manusia-manusia hebat: para nabi dan rasul. Dan semuanya membutuhkan proses panjang.
“Seperti pernah Ustadzah Vita sampaikan saat First Day School, kesabaran adalah salah satu karekter pelajar hebat SDMM. Sebab untuk menjadi manusia hebat—seperti Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Muhammad, juga KH Ahmad Dahlan—butuh proses kuat,” kata dia.
“Di dalam proses itulah kita dituntun untuk ikhlas, ulet, tekun, sabar, dan rela berkorban,” imbuhnya.
Dari dua peristiwa bersejarah ini, yaitu milad Muhammadiyah dan Idul Adha, dia mengajak para siswa untuk menggali teladan dan inspirasi, agar berproses menjadi pelajar hebat SDMM, yang cinta nabi dan bangga bermuhammadiyah—seperti tema kegiatan ini.
“Akhirnya, Ustadzah Vita sampaikan selamat merayakan Idul Adha 1442 dan memperingati Milad Ke-112 Muhammadiyah!” ucapnya.
Kak Bimo Berkisah
Pada Gebyar Dzulhijjah 1422 ini hadir pendongeng dari Yogyakarta Bambang Bimo Suryono, yang terkenal dengan panggilan Kak Bimo, untuk menceritakan kisah pengorbaan Nabi Ibrahim dan Ismail, serta perjuangan KH Ahmad Dahlan.
Pendongeng nasional yang pernah mengenyam pendidikan di Madrasah Muallimiin Muhammadiyah Yogyakarta itu bercerita dengan sangat menarik. Gesture yang lucu dan suaranya khas, yang bisa menirukan berbagai suara dan bunyi, mampu menghibur anak-anak. (*)
Penulis Zaki Abdul Wahid Editor Mohammad Nurfatoni