PWMU.CO – Mahasiswa UMM merancang alat pengering sampah dan disumbangkan kepada warga Desa Gampingan, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang sebagai alat daur ulang sampah.
Hal ini muncul karena keprihatinan akan tumpukan sampah kertas yang terus menggunung. Sehingga tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memberdayakan warga Desa Gampingan tersebut untuk mendaur ulang sampah yang telah berlangsung sejak Bulan Mei 2021 lalu.
Elma, salah satu anggota tim menuturkan, tumpukan sampah kertas yang dibiarkan secara terus menerus akan berakibat buruk bagi kesehatan warga.
“Hal ini karena berbagai zat berbahaya terkandung dalam sampah kertas-kertas tersebut. Sehingga dapat mempengaruhi kesehatan warga,” ucapnya.
Menurutnya, tumpukan sampah kertas hasil limbah pabrik jika terus dibiarkan menggunung di desa ini, dapat mempengaruhi kesehatan warga karena mengandung zat-zat berbahaya seperti kadium (Cd) serta beberapa logam berat jenis Hg dan Cu.
“Jika seseorang terus menerus menghirup zat-zat tersebut, maka lama kelamaan ia akan mengalami gangguan pernafasan,” ungkap mahasiswi Prodi Ilmu Keperawatan tersebut.
Tanam Lidah Mertua untuk Kurangi Polusi
Untuk mengurangi dampak limbah pabrik terhadap kesehatan masyarakat, Elma dan tim merancang beberapa program. Program pertama adalah mengedukasi warga Desa Gampingan terhadap bahaya penumpukan sampah.
“Agenda edukasi ini dilaksanakan melalui sosialisasi secara luring kepada para warga sekitar. Selain itu kami juga menanam beberapa tanaman lidah mertua untuk mengurangi polusi yang diakibatkan oleh sampah kertas,” imbuh Elma.
Pada program yang terakhir, Elma bersama tim menggalakan kepada masyarakat untuk menjual kembali limbah sampah kertas ke pabrik-pabrik pembuat kertas.
“Selain untuk mengurangi limbah, dengan menjual limbah sampah juga akan menambah pendapatan warga,” katanya.
Proses penjualan limbah sampah ini menurutnya tergolong sederhana, yaitu dengan cara mengeringkan sampah-sampah kertas basah lalu menjualnya.
“Agar masyarakat tidak terpapar zat berbahaya selama proses pengeringan, kami memberikan bantuan alat pengering sampah,” ujar mahasiswi asal Kalimantan Barat tersebut.
“Dalam sekali proses, alat ini mampu mengeringkan sebanyak sepuluh kilogram sampah kertas basah. Alat ini dirancang secara mandiri oleh tim kami,” imbuh Elma.
Lolos PKM Didanai Dikti
Adapun program ini merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Pengabdian Masyarakat (PM) yang mereka gagas. Menariknya, PKM tersebut juga telah lolos pada tahap pendanaan Kemenristek Dikti pada Mei lalu.
Dalam pelaksanaannya, Elma ditemani oleh tiga anggota lain yaitu Yazid Abdullah dan Ade Noval Triawan dari Prodi Ilmu Keperawatan serta Wahyudiansyah Pawallo dari Prodi Teknik Mesin.
Dia berharap, program yang digagas ini bisa memberikan edukasi yang lebih baik kepada masyarakat tentang daur ulang sampah.
“Kami berharap agar masyarakat bisa lebih peduli dengan kesehatan. Selain itu, kami juga ingin agar sampah-sampah yang berserakan bisa diubah menjadi pendapatan tambahan bagi masyarakat Desa Gampingan,” pungkasnya. (*)
Kontributor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni