PWMU.CO – Anisa Herawati, Sosok Setia Persyarikatan Itu Berpulang. Innalilahi wainnailaihi raajiuun. Wakil Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Gresik Hj Anisa Herawati (68) menghembuskan nafas terakhirnya, Jumat (23/7/21) pukul 18.15 WIB, setelah dirawat selama tiga hari di RS Muhammadiyah Gresik.
Ketua PDA Gresik Idha Rahayuningsih SPsi MPsi menyampaikan duka yang mendalam atas wafatnya kader terbaik PDA Gresik ini. ‘’Kita semua sangat kehilangan kader-kader terbaik, setelah Ibu Uswatun Hasanah, sekarang disusul ibu Hj Anisa Herawati,’’ ungkap pengganti Ketua PDA Gresik Uswatun Hasanah, yang wafat 5 Juli 2021 lalu.
Bu Idha, sapaannya, menjelaskan pada periode kepemimpinan PDA tahun 2015-2020—yang diperpanjang sampai tahun 2022—almarhumah menjabat sebagai Wakil Ketua III yang membidangi Majelis Kesehatan dan Lingkungan Hidup serta Majelis Kesejahteraan Sosial.
“Pada dua periode berturut-turut yaitu tahun 1995-2000 dan 2000-2005 pernah menjabat sebagai Ketua PDA Gresik. Tentu sudah jelas kiprah, pengabdian, dan perjuangan almarhumah di Aisyiyah sampai akhir hayat,’’ jelasnya.
Sosok Setia, Tangguh, dan Tegas
Bu Anis—panggilan akrab almarhumah—adalah sosok yang setia pada persyarikatan, tangguh, dan tegas. “Usia tidak menghalangi kiprah almarhumah untuk tetap terlibat aktif di Aisyiyah, baik tenaga, waktu maupun pemikiran,’’ tutur Bu Idha.
Almarhumah selalu memberikan perhatian dan pendampingan kepada kader-kader yang lain dalam ber-Aisyiyah. “Tentu juga tidak bisa dilepaskan dari perkembangan amal usaha Taman Kanak-Kanak Aisyiyah di Kabupaten Gresik,’’ lanjut Dosen Universitas Muhammadiyah Gresik ini.
Sepeninggal kader-kader terbaik kami, lanjutnya, tentu rasa duka itu masih kami rasakan. “Akan tetapi hal tersebut tidak membuat kami melemah, justru berharap menjadi pendorong bagi kami lebih merapatkan barisan, membawa Aisyiyah terus berkemajuan,’’ lanjutnya.
“Selamat jalan Bu Anis, doa kami mengiringi perjalananmu menuju keharibaan Ilahi, semoga kami yang ditinggalkan dapat meneladani dan melanjutkan perjuangan di Aisyiyah,’’ tutur ibu empat anak ini.
Tetap Kembali untuk Muhammadiyah
Kesedihan juga dirasakan oleh Kepala SD Muhammadiyah Manyar, Gresik, Ria Pusvita Sari MPd. “Mendengar kabar beliau wafat rasanya sesak. Air mata saya tiba-tiba mengucur deras,’’ ungkapnya sedih.
Vita—panggilan akrabnya—mengungkapkan dia mengenal almarhumah dengan sangat baik. “Saya mengenal Bu Anis sejak di sekolah di SD Muhammadiyah 1 Gresik. Bu Anis menjadi wali kelas saya di kelas I B,’’ ungkapnya.
Menurut ibu satu anak ini, almarhumah sosok yang tegas dan telaten mendidik anak kelas I. “Saya sangat hafal suaranya, sampai sekarang. Suaranya khas, agak sedikit serak. Cara berjalannya pun saya hafal sekali,’’ kisahnya.
Saat lulus dari SMA Muhammadiyah 1 Gresik, lanjutnya, saya mampir ke rumah almarhumah. “Saya meminta saran untuk studi lanjut dan menyampaikan keinginan ke Akademi Kebidanan (Akbid). Kemudian beliau menyarankan ke Akbid Siti Khadijah Sepanjang, Sidoarjo,’’ lanjutnya.
“Kemudian saya menyampaikan bahwa itu akan saya pilih jika pilihan pertama saya tidak lolos, yaitu Pendidikan Matematika Unesa,’’ tutur aktivis Nasyiatul Aisyiyah Gresik dan Jawa Timur ini.
Akhirnya, sambungnya, almarhumah berpesan di manapun sekolah tidak apa-apa: “Tolong tetap kembali ke Muhammadiyah.”
“Saya masih ingat betul pesan almarhumah saat itu. Beliau sangat mendukung murid-muridnya untuk menjadi penerus di persyarikatan,’’ tuturnya.
Menurut info keluarga, almarhumah akan dimakamkan dengan protokol kesehatan sekitar pukul 24.00 WIB di Pemakaman Jalan Sumatera GKB Gresik.
Semoga amal ibadah almarhumah diterima Allah SWT, diampuni semua khilaf dan dosanya. Dan kepada keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan, kesabaran, dan keikhlasan, amin. (*)
Penulis Musyrifah Editor Mohammad Nurfatoni