PWMU.CO – In Memoriam Ismail Navianto sang Pencipta Jurus Merpati. Jumat (23//7/2021) merupakan hari berduka bagi seluruh anggota dan kader Tapak Suci Putera Muhammadiyah.
Dihubungi PWMU.CO Ahad (25/7/2021) Sekretaris II Pimpinan Wilayah 02 Tapak Suci Jatim Faisal Ardianto SOr PMa (Pendekar Muda) menyampaikan Tapak Suci berduka karena almarhum merupakan satu-satunya pendekar yang masih hidup sebagai salah satu pencipta delapan jurus nasional Tapak Suci.
“Pendekar Besar Dr H Ismail Navianto MH telah kembali berpulang menghadap sang Illahi. Beliau merupakan sosok pendekar yang tegas dan berani namun sangat penyayang serta pengayom,” ungkapnya.
Filosofi Jurus Merpati
Ismail Navianto juga merupakan salah satu dosen di Universitas Brawijaya Malang. Almarhum merupakan salah satu dari lima pendekar pencipta delapan jurus nasional Tapak Suci. Jurus karya pendekar besar asal Malang ini yaitu Jurus Merpati.
“Jurus Merpati merupakan salah satu dari delapan jurus nasional Tapak Suci yang menjadi satu dalam satu wadah keilmuan pencak silat asli Tapak Suci yang berasas dari al-Quran dan Hadist. Filosofi Jurus Merpati ini layaknya seekor merpati yang anggun tetapi handal dalam mempertahankan hidup. Selalu bisa mencari celah untuk dapat membela diri dan mempertahankan hidup,” paparnya.
Riwayat Hidup
Ismail Navianto, ujarnya, merupakan Kera Ngalam Ilsa atau Arek Malang Asli. Lahir di Malang pada 12 Februari 1955. Memulai karir sebagai Dewan Pelatih Komda Tapak Suci Malang pada 1973.
“Lalu pada tahun 1986, beliau menciptakan sebuah maha karya. Sebuah jurus yang dijadikan kajian lalu ditetapkan sebagai salah satu jurus wajib dari keilmuan Tapak Suci yaitu Jurus Merpati,” jelasnya.
Pada tahun 1996, sambungnya, Ismail Navianto dipercaya sebagai Ketua Umum Pimpinan Wilayah 02 Tapak Suci Jatim. Dan pada tahun 2014 hingga saat ini, dia dipercaya sebagai Ketua Dewan Guru Pimpinan Pusat Tapak Suci Putera Muhammadiyah.
“Selamat jalan Pendekar Merpati. Kelak merpati-merpatimu akan menjadi tunggangan ilmu yang bermanfaat menuju pintu surga-Nya,” panjatnya. (*)
Penulis Yunan Imannu. Editor Sugiran.