PWMU.CO – Istri Ketua Mejelis Tabligh PDM Lamongan Wafat. Lilik Rosyidah binti Sunardi wafat Senin (26/07/21) pukul 12.30 WIB di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML). Dia adalah istri Masroin Assafani, Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan.
Wanita kelahiran Lmongan 10 Oktober 1976 itu meningglkan suami dan empat anak, yaitu Dhiyaul Ilmi Alfatawa (kuliah di STIT Muhammadiyah Karangassm Paciran); Nuhi Dhuha Qoribullah (kuliah di Unesa); Utqi Alflaha Nafilah (MTs Muhammadiyah Al Mizan Lamongan), dan Midadud Dzahab (SMP Muhmmadyah 17 Keduyung Laren.)
Lilik Rosyidah sakit Covid-19 dan dirawat di RSML selama 11 hari dan sempat masuk ruangan ICU. Sebelumya, anaknya: Dhiyaul Ilmi Alfatawa dan suaminya: Masroin Assafani telah dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Jenazah tiba di rumah duka di Desa Keduyung, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, pukul 17.10 WIB dengan ambulans, dan langsung menuju halaman Masjid At-Taqwa Keduyung untuk dishalatkan dengan protokol kesehatan.
Diimami Suaminya
Sebagai Imam shalat jenazah suaminya. Di depan pelayat Ustadz Roin—sapaan akrab Masroin Assafani— tampak tegar. Dia mengucapkan terima kasih tak terhingga atas kehadiran jamaah yang ikut menyalatkan almarhumah istrinya.
Dia juga menyampaikan permohonan maaf bila ada kesalahan. “Dan kalau ada sangkut-paut masalah utang insyaallah keluarga bertanggung jawab untuk menyelesaikannya,” ucapnya.
Ustadz Roin mengatakan insyaallah istrinya syahidah. “Sesui hadist Rasulullah barang siapa yang meninggal di tengah-tengah pandemi (thaun), maka kalau laki-laki syahid, kalau wanita syahidah,” ujarnya.
Ustadz Roin berkisah, ketika hidupnya istrinya sangat mengerti sekali. Tidak pernah minta uang pada suaminya karena almarhumah mengetahui kesehariannya. Dan ini sangat berkesan sekali.
Oleh sebab itu Ustadz Roin berpesan kepada para jamaah yang hadir, yang masih didampingi istrinya, aar senatiasa mencintai dan menyayangi istrinya.
Bani Ahmadun Berduka
Kepergian Lilik Rosyidah meninggalkan banyak kenangan, terutama bagi Bani Ahmadun—keluarga besarnya. Kepergiannya disambut doa-doa, juga berbagai ungkapan rasa duka.
Seperti disampaikan oleh Khotimatuzahro yang termasuk nenek jauh almarhumah. “Innalillahi wanna ilaihi rajiun. Semoga Lilik diampuni segala dosanya dan diterima segala amal baiknya,” ucapnya.
“Ya Allah semoga Dik Roin dan putra-putrinya Engkau berikan kesabaran, ketabahan, kekuatan, dan kesehatan, serta dimudahkan segala urusan,” doanya untuk keluarga yang ditinggalkanya.
Khotim, sapaannya, tak menyangka almarhumah secepat itu meninggal dunia. Bulan lalu dia masih berjumpa di acara hajatan salah satu anggota keluarga.
“Lilik orange sangat baik. Sangat peduli sama keluarga. Akase pol nek ono keluarga duwe gawe (giat sekali membantu keluaga yang punya hajat). Insyaallah husnul khatimah,” kenangnya. (*)
Penulis Slamet Hariadi Editor Mohammad Nurfatoni