PWMU.CO – Tapak Suci dinilai telah berhasil melakukan pembinaan pada remaja dan pemuda untuk jadi generasi bangsa yang berakhlak dan berkarakter kuat. Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dahlan Rais menyampaikan hal itu saat membuka Kejuaraan Nasional Remaja VI Tapak Suci 2016.
“Karena memang Tapak Suci tidak bisa dilepaskan dari kewajiban dakwah. Mereka yang bergabung ke dalam Tapak Suci Putra Muhammadiyah, insyaallah menjadi anak-anak muda yang berakhlak, berkarakter, dan sumber kekuatan bangsa ini,” ungkapnya.
(Berita terkait: Agar Mendunia, Tapak Suci Harus Bisa Diilmiahkan dan Menembus Hujan-Dingin, Tapak Suci Malang Bersepeda Motor ke Bangkalan)
Sebagai pembina, Dahlan bangga terhadap Tapak Suci ini. “Dengan diadakannya kegiatan seperti Kejurnas ini, menunjukan bahwa Tapak Suci adalah sebuah organisasi yang baik sekaligus memiliki disiplin yang tinggi,” kata Dahlan. Kejuaran yang diikuti oleh 423 pesilat perwakilan dari 23 provinsi itu berlangsung di Hall Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) selama 4 hari (5-8/12).
Sementara itu, Dimas Al Fajrin, salah satu peserta asal kontingen Sumatera Barat, mengaku telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Salah satu persiapan yang dilakukan siswa kelas 1 SMA Negeri Bukit Tinggi ini antara lain dengan berlatih keras. “Selain teknik, fisik dan mental, kami juga mempelajari bagaimana caranya bertanding di luar daerah,” ungkapnya.
(Baca juga: Tapak Suci Raih Juara Umum Piala KONI dan Membanggakan! Pendekar Tapak Suci Jombang Sabet Medali Emas PON 2016)
Senada dengan Dimas, pelatih kontingen Sumatera Barat Fajar M Hasimi menekankan kepada 12 anggota asuhannya untuk mempelajari sejumlah aturan juga gaya bertarung dari masing-masing daerah. “Tiap daerah kan punya gaya tersendiri, jadi kami perlu memelajarinya,” terang Fajar.
Meski demikian, Fajar tidak memaksa anak asuhnya untuk mendapat gelar juara. Baginya, selain gelar, pengalaman dan silaturahim peserta antar daerah menjadi hal yang juga penting, “Tentu, sambil kita berkarya kita juga harus berprestasi,” kata dia.
Di sisi lain, ketua pelaksana kegiatan Bintal Yudana sedikit menyayangkan ketidaklengkapan sejumlah kontingen dari 34 Provinsi di Indonesia. “Karena musim ujian, jadi beberapa kontingen tidak bisa mendelegasikan pesertanya. Juga ada beberapa daerah yang terkendala biaya, sehingga tidak bisa datang,” ungkap Bintal yang merupakan pengurus Pimpinan Daerah Tapak Suci 27 Kota Malang ini. (*)
Kontributor: Ade Chandra Sutrisna