PWMU.CO – Dokter pemurah hati dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr dr Ahmad Ghozali Zubair SpPA(K) telah berpulang. Inilah kesaksian Muhammad Habib Chirzin, Pembina Yayasan Pondok Pesantren Pabelan.
Anggota Badan Pengurus Harian (BPH) Muallimin dan Muallimaat Muhammadiyah Yogyakarta ini mengatakan almarhum adalah seorang adik, doktor, dokter, sekaligus ahli penyakit dari UGM Yogyakarta.
“Selain pemurah hati, dia adalah dokter yang memberikan pelayanan gratis kepada mereka yang tidak mampu,” ujarnya, Rabu (28/7/21).
Dokter Gemar Membaca
Habib Chirzin mengenal Ahmad Ghozali Zubair sejak masih kuliah di Fakultas Kedokteran UGM, yang juga aktif di kegiatan Lapenta (Lelaki Pecinta Alam), Pemuda Muhammadiyah Kotagede.
“Dia pun gemar membaca di perpustakaan pemuda pada tahun 1970-an,” jelasnya.
Bahkan, lanjutnya, dia pernah ikut kegiatan kamping akhir tahun bersama Rusdi Zubair, kakaknya, yang diselenggarakan Habib Chirzin dkk di Parangkusumo, sebelah Parangtritis, pada bulan Desember 1974.
“Yang sangat mengesankan saya, mereka berdua selamat dari gulungan arus sungai di Muara Kali Opak, Samas, yang telah membawa dua orang aktivis, terbawa arus ke laut,” kenangnya.
Terakhir, sambungnya, almarhum masih sempat berkomunkasi melalui WhatsApp (WA) pada Sabtu (19/6/21) pukul 20.25 WIB.
Pandemi dan Kematian
Habib Chirzin mengatakan pandemi Covid-19 ini telah membawa kematian orang-orang yang kita cintai dan hargai. “Termasuk para pekerja kesehatan yang tengah bekerja keras,” katanya.
Dia memaparkan wabah yang menimpa masyarakat dunia dan lingkungan kita yang terdekat telah menggoyang kehidupan sosial, politik dan budaya. Bahkan, memperburuk perekonomian masyarakat secara masif.
“Telah membawa kita kepada kesadaran baru tentang waktu, masa, zaman,” ungkap
Menururnya, antara zaman sebelum dan pascacorona, yang diantisipasi datangnya zaman kesembuhan, atau tandai dengan tahun Anno Remedio.
“Sama halnya kedatangan Aji Saka ke tanah Jawa ditandai bermulanya tahun Saka,” tandasnya.
Kesembuhan, lanjutnya, bukan saja dari krisis akibat virus corona, tetapi juga kesembuhan dari krisis ekonomi dan lingkungan hidup,” katanya.
Kembali Berduka
Setelah dokter Ghozali wafat, Habib Chirzib kembali berduka. Keluarga dari istri, Hernowo, harus berpulang. Dia dan istrinya, Hindun Fauziah, dan masyarakat Ngrajek Jalan Borobudur Magelang Jawa Tengah memberikan penghormatan terakhir dengan menshalati.
“Jenazah akan dimakamkan di belakang Masjid al Itqon Ngrajek,” tandasnya. (*)
Penulis Affan Safani Adham. Editor Ichwan Arif.