PWMU.CO – Dengan berbekal lembar materi dan lembar kerja, para siswa-siswi SD Muhammadiyah 4 Pucang tampak antusias memasuki ruangan dan segera membuat shaf rapi sesuai kelas masing-masing. Kali ini, para siswa mengikuti Kajian Kristologi dengan pemateri ustadz H. Bangun Samudra, dai kondang Surabaya yang dulunya juga mantan pendeta.
Sebanyak 260 siswa-siswi kelas 5 dan 6 begitu antusias mengikuti kegiatan yang diadakan selama dua hari, mulai tanggal 7-8 Desember 2016, di Auditorium Din Syamsuddin TMB SDM 4 Pucang, Surabaya.
(Baca: Ceramah di Malaysia, Dai Ini Kisahkan Gagalnya Kristenisasi di Indonesia)
Wakil Kepala SDM 4 Pucang M. Syaikhul Islam MHI menyampaikan, kajian Kristologi ini setiap tahun dilaksanakan Sekolah Teladan Nasional ini, sebagai program bidang al-Islam dan ke-Muhammadiyahan. ”Ini bertujuan untuk memperkokoh akidah islamiyah dengan jalan memberikan pemahaman yang memadai tetang kristenisasi. Sehingga siswa tidak mudah terpengaruh dengan gerakan kristenisasi,” katanya, Rabu pagi (7/12).
Ia menambahkan, Kajian Kristologi sangat penting diberikan sedini mungkin, mengingat semakin masifnya gerakan kristenisasi yang menjadikan umat Islam sebagai target utama. ”Gerakan kristenisasi di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan, dan umat Islam yang memiliki iman dan ekonomi lemah menjadi target utama mereka, sehingga kegiatan ini sangat penting kami bekalkan bagi anak-anak didik kami,” ujar pria yang juga bendahara PW Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur.
(Baca juga: Kisah Pak AR Ajari Mahasiswa Cara Hadapi Kristenisasi dengan Jurus Cerdas)
Dengan tema ’Imunisasi Akidah menuju Islam Kaffah’, H. Bangun Samudra yang menyampaikan gerakan kristenisasi mutakhir juga telah dimodifikasi sedemikian rupa dan juga menyasar kapada kalangan remaja ataupun pelajar. ”Anak-anak remaja dan pelajar di perkotaan tak luput menjadi sasaran Kristenisasi juga,” jelasnya.
Menurut Bangun Samudra, langkah paling efektif membendung kristenisasi adalah dengan memiliki akidah islamiyah dan iman yang kokoh, serta menjaga persatuan umat Islam. ”Jika umat Islam berselisih sendiri dan tidak memiliki akidah, serta iman yang kokoh, maka berat bagi kita untuk membendung kristenisasi,” tambahnya.
(Baca ini juga: Kisah Calon Pendeta Maria Sugiyarti yang Akhirnya Dapat Hidayah Masuk Islam)
Kajian kristologi di sekolah ini mendapatkan sambutan positif dari siswa. ”Saya senang sekali mengikuti kajian ini karena menambah wawasan tentang agama Kristen,” ujar M. Nadhiv siswa kelas 6D.
Senada itu, Atayamulia Nadira siswi kelas 6C menjadi semakin yakin bahwa Islam adalah agama yang paling benar. ”Alhamdulillah, setelah mendengarkan penjelasan dari pemateri saya tambah yakin,” ujarnya.(mly/aan)