Perjuangan untuk mencapai prestasi itu tidaklah mulus seperti diungkapkan Kepala Sekolah Amang Muazzam MPdI pada pwmu.co, Senin (5/12). “Banyak hambatan yang kami alami. Isu-isu negatif sering kami terima menjelang penerimaan peserta didik baru,” ungkapnya. “Ada yang bilang sekolah kami mahal padahal SPP cuma Rp 100 ribu per bulan. Itupun masih ada keringanan bahkan gratis bagi yang tidak mampu. Kami juga sering dikatakan sebagai sekolah yang mau tutup,” ujar dia.
Tapi semua hambatan itu dia hadapi. Usaha keras terus dilakukan dalam memajukan sekolah. “Kami menyiapkan tenaga pendidik yang kompeten dan memahami tugasnya, melakukan sosialisasi ke warga sekitar dan TK terdekat serta pembinaan orangtua siswa dengan program parenting tiap satu semester,” tutur Amang.
(Baca: Jika Wali Murid Ikut Kerja Bakti Bangun Fisik Sekolah)
Berkaitan dengan siswa, beberapa program unggulan diberikan sekolah. Mulai pembiasaan shalat dhuha dan menghafal Alquran Juz Amma tiap pagi, penambahan kemampuan skill siswa dengan ekstrakurikuler seperti robotika, animasi, kesenian samrah, renang, atau qira’ah. “Kami juga melakukan pendampingan pendalaman materi Unas dan SQ dengan program shalat malam tiap bulan untuk siswa kelas 6,” papar Amang.
Bahkan, mulai tahun ini, SD Muhammadiyah 13 memproklamirkan diri sebagai ‘Sekolah Ekspresi”. “Dengan harapan, siswa–siswi kami mampu mengekspresikan keilmuan dan keimanannya dalam kehidupan,”
Satu hambatan yang belum terpecahkan, SD Muhammadiyah 13 Surabaya memerlukan dukungan dana yang tidak sedikit untuk pengembangan sekolah. “Kami harus membebaskan lahan seluas 1.000 m2, sebab sampai sekarang gedung SD Muhammadiyah 13 ini masih menempati lahan milik PT KAI,” kata Amang. Anda siap membantu? (Fery Yudi AS)