
PWMU.CO – Bagaimana Silaturahmi Ubah Takdir Rezeki dan Umur? Ustadz Ali Hasan al-Bahar Lc MA membahasnya pada Pengajian Virtual yang digelar Yayasan Orbit Lintas Karya, Kamis (29/7/21) malam.
Bertema “Takdir Ilahi”, pada pengajian rutin binaan Prof M Din Syamsuddin MA PhD itu digelar via Zoom Cloud Meetings.
Pada sesi tanya-jawab, moderator Raka Khusnul membacakan pertanyaan Ustada Drs H Wijayanto MA di kolom obrolan Zoom. “Ustadz bertanya pada ustadz, nih,” komentar Raka.
Dia menanyakan, bagaimana dengan rezeki dan kematian yang sudah ditakdirkan, tapi ada hadits riwayat Bukhari dan Muslim:
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya dia menyambung tali silaturahmi.”
Umur ‘Panjang’
Ustadz Ali Hasan menjelaskan, tidak ada yang mengetahui catatan takdir usia seseorang, sehingga tidak bisa menyimpulkan usianya dipanjangkan karena silaturahmi. “Apakah panjang umur yang tertulis di sana kelihatan sama kita? Tidak ada yang (bisa) mengklaim bahwa dia melihat yang ditakdirkan Allah,” terangnya.
Para ulama menerangkan, lanjutnya, makna ‘umurnya dipanjangkan’ itu usianya berkah. Selamat dari bahaya-bahaya.
Selain itu, berkah juga berarti bermanfaat. Selama hidupnya, orang yang menyambung silaturahmi itu banyak menghasilkan karya bermanfaat. Mengingat, ada orang yang berumur 100 sekian tahun, tapi apa saja karyanya masih dipertanyakan.
Bisa jadi, keberkahan dari silaturahmi tersebut membuat badan jadi lebih sehat. “Orang yang sering menutup diri kan sumpek, tidak banyak mendapat informasi yang baik. Sedangkan silaturahmi itu energi,” jelas dia.

Rezeki Lapang
Kalau dilapangkan rezekinya, Ali Hasan menerangkan, itu karena dari silaturahmi bisa membuka banyak teman dan sahabat.
Dalam bahasa bisnis yaitu cara me-lobby dari silaturahmi. Orang yang punya banyak jejaring dan hubungan, lalu dia sering menyambung hubungan tersebut, akan membuat potensi rezeki.
Dalam dunia bisnis, tambahnya, perusahaan sampai punya biaya khusus untuk melakukan penjajakan, lobby, dan promosi yang juga bagian dari bentuk silaturahmi.
Sekali lagi, dia menegaskan, tidak ada yang tau catatan Allah. Kenapa dirahasiakan? “Untuk manusia berdoa, tidak sombong, optimis, dan bergantung hanya kepada Allah,” ungkapnya. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni