Pegiat Gerakan Wakaf Faiz Faisol Makarim Wafat, Selamat Jalan! Dia juga dikenal sebagai pebisnis muda, SERTA pecinta kedirgantaraan dan kegiatan sosial.
Kolom oleh Muhammad Habib Chirzin, International Institute of Islamic Thought (IIIT), Representative, Indonesia; Ketua Badan Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri Pimpinan Pusat Muhammadiyah tahun 1990-1995.
PWMU.CO – Di tengah-tengah situasi yang memprihatinkan, karena terpaan Covid-19; berita yang dikirim oleh Prof Dr Sonny Zulhuda, pakar cyber law dari IIUM Malaysia, tentang meninggalnya Ir Faiz Faisol Makarim pada 16 Juli 2021 yang lalu itu mengejutkan kami.
Tiga tahun yang lalu, Mas Faiz Faisol Makarim, yang anggota Majelis Wakaf Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan pengurus Serikat Sudagar Islam Indonesia ini, bersilaturahmi ke rumah kami di Jalan Borobudur, Ngrajek, Magelang, 18 Agustus 2018.
Dia datang bersama Prof Sonny Zulhuda, Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia dan Mbak Nita Nasyithah, Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIA) Malaysia.
Pembicaraan cukup mengasyikkan, karena Mas Faiz, selain aktif di Majelis Wakaf PP Muhammadiyah, juga cukup dekat dengan Pak Habibie dan Mas Ilham Habibie. Karena kegiatan kedirgantaraan, bisnisnya dan Serikat Sudagar Islam Indonesia.
Mas Faiz dipanggil oleh Allah Yang Maha Pengasih, ketika gerakan wakaf sedang menjadi harapan umat, baik sumber pendanaan kegiatan ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, maupun pembangunan pada umumnya.
Gagal Libatkan Faiz
Sebenarnya Mas Faiz mau saya libatkan dalam kegiatan kami bersama Bro Prof Aslam Haneef, IIUM Kuala Lumpur, Chairman the Long Term Research Grant Scheme (LRGS) of the Ministry of Education, Malaysia—-yang pernah bersama menyelenggarakan “Round table on Wakaf and Higher Education: The Indonesian Experience, di Hotel Horizon Ultima, Yogjakarta, Indonesia”.
Waktu itu, sekembali dari workshop International Waqaf di Unait Surabaya, saya diminta menjadi Academic Coordinator Round table on Wakaf and Higher Education.
The research team terdiri dari beberapa Malaysian public universities: empat researchers dari International Islamic University Malaysia (IIUM), dua dari Universiti Putra Malaysia (UPM), lima dari Universiti Teknologi MARA (UiTM), empat dari Kolej Universiti Islam Sultan Azlan Shah (KUISAS), lima research assistants, dan satu officer.
Para nara sumber dari Indonesia antara lain Prof Dr Amal Fathullah Zarkasyi, Rektor Unida (Universitas Darussalam), Gontor Ponorogo; Ir HM Dasron Hamid MADE, mantan Rektor UMY Yogykarta; Prof Dr Jawahir Thatowi, mantan Wakil Ketua Badan Wakaf UII, Yogyakarta; Prof Dr Sanusi Uwes, mantan Wakil Rektor I UNISBA Bandung.
Juga ada Dr Sofwan Manaf, Ketua Darunnajah Group Jakarta; Prof Dr Anis Malik Thoha, Rektor Unissula, Semarang yang menyampaikan presentasi brief history, organizational chart, management model, financin–sources and expenditure, investment, sustainability issues, problems and challenges, future plans dan seterusnya.
Banyak yang dapat dipelajari dari success story dan pengalaman beberapa lembaga wakaf yang mengembangkan pendidikan tinggi.
Wakaf sebagai mekanisme sosial ekonomi yang sangat penting dan fungsional dalam pembangunan sosial, ekonomi, pendidikan dan kesejahteraan masyarakat; yang perlu terus dikembangkan bersama.
Maksud mengajak Mas Faiz dalam kegiatan bersama untuk pengembangan wakaf ini belum kesampaian. Sudah lebih dahulu dipanggil oleh Allah Yang Maha Pengasih.
Selamat jalan Mas Faiz. Senyum ramahmu, ketulusan hatimu, dan ketekunanmu akan selalu kami kenang. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni