PWMU.CO – Sejarah Tapak Suci diungkap di resepsi Milad Ke-58 yang digelar secara virtual melalui Zoom dan channel YouTube pada Sabtu (31/7/2021).
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Tapak Suci Putera Muhammadiyah Pendekar Afnan Hadikusumo dalam sambutannya menyampaikan saat ini masih masa prihatin akibat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia.
“Akibatnya banyak program PP Tapak Suci yang tertunda. Misalnya turba ke Pimpinan Wilayah (Pimwil) Tapak Suci, kepelatihan pelatih di tiga wilayah barat, tengah dan timur untuk IT. Selanjutnya pertemuan dewan guru, ujian kenaikan tingkat pendekar, kejuaraan dunia tingkat remaja dan tanwir Tapak Suci,” ungkapnya.
Beberapa agenda yang mendesak, lanjutnya, karena pandemi maka kita lakukan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Misalnya acara Syawalan Tapak Suci, kejurnas remaja seni beladiri virtual.
“Juga takziyah nasional untuk Pendekar Besar Ismail Navianto Serta rapat-rapat pengurus harian yang alhamdulillah dapat berjalan secara lancar. Termasuk kegiatan Milad Tapak Suci ke-58 diadakan secara virtual,” ujarnya.
Pencak Silat Cikauman
Menurutnya perguruan seni beladiri Tapak Suci didirikan oleh pendahulu kita untuk melestarikan kebudayaan serta menjadi alat dakwah terutama bagi warga Muhammadiyah.
“Perguruan seni beladiri Tapak Suci didirikan pada tanggal 31 Juli 1963 oleh pendekar Barie Irsyad. Namun yang perlu kita ketahui bahwa secara historis aliran pencak silat Tapak Suci sudah ada sejak tahun 1925,” ungkapnya.
Sejarah perkembangannya, sambungnya, dimulai oleh seorang pesilat tangguh yang bernama KH Busyro Syuhada yang juga kakeknya Busyro Muqoddas (mantan Ketua KPK). Beliau juga guru silatnya Panglima Besar Jendral Soedirman.
“Perguruan seni beladiri ini didirikan pada tahun 1925 dan diberi nama perguruan seni pencak silat Cikauman yang dipimpin langsung oleh pendekar Muhammad Wahib dan pendekar Ahmad Dimyati. Keduanya merupakan murid yang tangguh dari KH Busyro Syuhada,” jelasnya.
Perguruan Seranoman
Perguruan ini mempunyai landasan agama dan kebangsaan yang kuat. Perguruan ini menegaskan seluruh pengikutnya mengabdikan diri untuk perjuangan agama dan bangsa.
“Perguruan Cikauman melahirkan pendekar-pendekar muda. Akhirnya mengembangkan cabang perguruan untuk memperluas jangkauan dengan nama perguruan Seranoman pada tahun 1930,” terangnya.
“Murid-murid dari perguruan ini banyak yang menjadi anggota laskar angkatan perang sabil untuk berperang melawan penjajah. Dan banyak yang gugur dalam pertempuran melawan penjajah,” tambahnya.
Menyatukan Perguruan Silat Menjadi Tapak Suci
Perkembangan kedua, ungkapnya, perguruan ini semakin hari semakin pesat dengan pertambahan murid yang semakin banyak. Lahirnya pendekar- pendekar muda hasil didikan perguruan Cikauman dan Seranoman memukingkan untuk mendirikan perguruan baru yaitu perguruan Kosegu pada tahun 1951. Akan tetapi banyaknya perguruan pencak silat di Kauman berpotensi menciptakan perpecahan.
“Kemudian ada desakan dari murid-murid perguruan Kosegu untuk menggabungkan dan menyatukan semua aliran perguruan silat yang sejalan dan sealiran serta seinduk keilmuan,” terangnya.
Akhirnya pada tahun 1963 desakan ini semakin kuat dari murid perguruan Kosegu sehingga pada 31 Juli 1963 bertepatan pada 10 Robiul Awal 1383 Hijriyah pukul 20.00 lahirlah perguruan Tapak Suci secara resmi di Kauman Yogyakarta.
“Dan ditetapkan menjadi organisasi otonom (ortom) yang berada dinaungan Persyarikatan Muhammadiyah. Sehingga namanya berubah menjadi perguruan seni beladiri Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Setelah bergabung di organisasi Muhammadiyah inilah unsur syirik dan ilmu kanoragan atau bermain dengan jin dihilangkan dari materi pengajaran beladiri Tapak Suci,” paparnya.
Tantangan di Era Milenial
Dia menambahkan setiap generasi mempunyai tantangan tersendiri sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing. Jika pada awal-awal pendirian Tapak Suci para pendahulu harus berhadapan dengan beberapa aliran ilmu beladiri yang berlandaskan dengan ilmu kanoragan, ilmu pernafasan dan ilmu yang mengandalkan bantuan jin.
“Sementara di era milenial ini masyarakat cenderung rasional dan lebih kritis terhadap perkembangan beberapa macam keilmuan beladiri. Mereka lebih tertarik dengan ilmu beladiri yang mengandalkan pada kekuatan, kecepatan gerak, memiliki daya tahan serta bisa dirasionalisasi,” urainya.
Sehingga, menurutnya, beladiri model campuran menjadi gejala yang makin populer. Ini menjadi salah satu tantangan bagi perguruan Tapak Suci. Tantangan lainnya adalah kemandirian.
“Globalisasi yang melanda dunia saat ini telah merubah paradigma masyarakat yang tadinya bergantung dengan orang lain, maka di era global ini kita dituntut untuk menjadi figur yang mandiri. Begitu juga dalam berorganisasi,” jelasnya.
Dengan Milad Tapak Suci ke 58 maka Tapak Suci dituntut untuk mandiri dalam hal pendanaan, berkegiatan, maupun berorganisasi.
“Untuk itulah maka diperiode kepengurusan saat ini dipikirkan untuk membentuk unit usaha. Ini dalam rangka mendukung pendanaan sekaligus membuka lapangan kerja bagi para kader Tapak Suci yang potensial dan memiliki keinginan untuk maju,” jelasnya.
Kemandiran kader dan anggota Tapak Suci, lanjutnya, tentu harus dibarengi dengan akhlak yang baik. Untuk itu kader dan anggota Tapak Suci dalam bersosialisasi sehari-hari harus bersikap terampil, cerdas akal, cerdas hati, mengedepankan sikap tawadhu serta menjadi rahmatan lilalamin.
“Selain itu penguasaan bahasa asing menjadi tantangan yang tidak kalah pentingnya. Saat ini Tapak Suci telah berkembang di 18 negara di dunia. Diantaranya di Belanda, Jerman, Aljazair, Timor Leste, Singapura, Mesir, Taiwan, Pakistan, Uganda, Maroko, Thailand, Brunei, Sudan, Palestina, Malaysia, Lebanon dan Arab Saudi,” rincinya.
Penghargaan Kader Lolos PON XX
Peningkatan mutu yang dilakukan oleh PP Tapak Suci diarahkan dalam rangka pembinaan prestasi pesilat Tapak Suci secara nasional maupun internasional.
“Misalnya pelaksanaan kekuatan-kekuatan pencak silat yang diselenggarakan oleh Pimda maupun Pimwil yang bermuara pada target perolehan prestasi dalam menuju PON XX. PON ini rencananya digelar pada tahun 2020 di Papua. Tetapi karena pandemi maka ditunda menjadi tahun 2021,” terangnya.
“Begitu pula penyelanggaraan kejuaraan dunia memperebutkan Barie Irsyad Cup yang menjadi prioritas utama untuk menjadi pencapaian prestasi Tapak Suci di level internasional. Hal ini tentunya menjadikan kita lebih bersyukur dan tidak menjadi kufur nikmat,” tambahnya.
Dengan rasa syukur tersebut Tapak Suci bermaksud memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para kader Tapak Suci yang telah lolos mengikuti PON XX
“Diantaranya Pimwil Banten ada 8 atlet, Pimwil Kalimantan Timur 7 atlet, Pimwil Jateng 6 atlet, Pimwil Jatim dan Sulawesi Selatan masing-masing 5 atlet, Pimwil DIY dan Sumsel masing-masing 3 atlet, Pimwil Aceh 2 atlet, Pimwil Sumbar 2 atlet, Pimwil DKI dan NTT masing-masing 1 atlet. Dan nanti akan diberi penghargaan oleh PP Tapak Suci,” paparnya.
Hal ini, menurutnya, sebagai bentuk penghargaan PP Tapak Suci kepada kader-kader yang telah berhasil membawa nama baik Tapak Suci. Berbagai macam keberhasilan di atas tidak lepas dari kerjasama yang selama ini dilakukan bersama-sama dengan Pimwil, Pimda dan institusi terkait.
“Mari bersama-sama merubah tantangan dan hambatan menjadi peluang. Dengan iman dan akhlak saya menjadi kuat. Tanpa iman dan akhlak saya menjadi lemah,” ajaknya. (*)
Sejarah Tapak Suci diungkap saat Resepsi Milad. Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan. Editor Sugiran.