PWMU.CO – Tiga program unggulan digagas Nashir Efendi Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) terpilih di Muktamar Luar Biasa (MLB) yang telah berlangsung secara virtual, Ahad (1/8/2021)
Kepada PWMU.CO, Nashir Efendi mengutarakan gagasan segarnya agar ke depan IPM mampu merespon era disrupsi dan harus menjadi pembaharu sekaligus menjadi penggerak dalam kondisi perubahan yang tidak berkesudahan ini.
Sebagai organisasi yang senantiasa bergerak dengan nalar keilmuan dan peka akan tanda-tanda perubahan zaman, menurut Nashir, IPM harus mampu menghadapi berbagai tantangan dengan memanfaatkan berbagai peluang yang ditimbulkan revolusi industri 4.0 saat ini.
“Kita membutuhkan cara baru untuk merespon berbagai situasi dan perubahan disruptif tersebut. Dalam kondisi yang sangat cepat, ketangguhan IPM akan diuji. IPM harus mengambil peran dari revolusi industri 4.0. Kader-kader IPM harus menjadi pelajar berkemajuan yang dapat mengartikulasikan berbagai ide, gagasan, nilai-nilai, dan prinsip tentang tatanan kehidupan,” tandasnya.
Nashir pun menjabarkan visi misinya dalam tiga program pokok yang akan dia lakukan selama satu periode memimpin Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).
Pertama, PP IPM akan melakukan reformasi birokrasi melalui platform digital, tata kelola organisasi dan kaderisasi akan dibuat seefisien serta seefektif mungkin.
“Hal ini dapat terjadi berkat kecanggihan teknologi dan informasi serta semangat dan etos kolaboratif kader-kader IPM. Itu semua dilakukan demi mengefisiensikan kinerja organisasi menjadi kebutuhan kita,” terangnya.
Kedua, mewujudkan IPM inkubator entrepreneurship.
“Ke depan, IPM tidak hanya menjadi komunitas intelektual, tapi IPM harus dapat mewarnai ruang-ruang publik dengan sociopreneurship. Bahwasanya kewirausahaan itu adalah hal penting hari ini dan IPM harus tampil mengambil langkah itu,” ujar Nashir.
Menurut Nashir, hal itu dilakukan, karena saat ini kewirausahaan sosial menjadi peluang penting untuk dapat dimanfaatkan. Tidak hanya sekadar profit, tetapi juga benefit dan dapat memberikan manfaat untuk seluruh pelajar di tanah air.
Ketiga meneguhkan komitmen keislaman dan kebangsaan.
Walaupun komitmen kebangsaan IPM tidak diragukan lagi, namun alumnus SMAM 1 Gresik itu menegaskan, komitmen tersebut tidak boleh berhenti untuk selalu diperkuat.
“Apalagi akhir-akhir ini, ruang publik maupun media sosial dipenuhi dengan berbagai hubungan antara agama dan negara, islam dan Indonesia, bahkan tidak berhenti pada sekadar pengembang wacana tapi isu tersebut sangat mempengaruhi di dalam dunia nyata,” katanya.
Menurutnya, komitmen keislaman dan kebangsaan ini menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bersama bagi seluruh kader IPM.
“IPM harus merebut wacana keislaman yang moderat dan berkemajuan serta menularkan etos dan spiritnya kepada pelajar di Indonesia,” ujarnya.
Baginya, inovasi itu sangat penting. Dalam hal ini, keislaman dan keindonesiaan tidak bisa disiarkan melalui ruang-ruang tertutup dan eksklusif.
“Maka kita harus inklusif dalam pemanfaatan media sosial agar pemahaman keislaman dan keindonesiaan kita bisa dicerna, serta ditularkan kepada seluruh pelajar Indonesia,” tegasnya. (*)
Kontributor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni