PWMU.CO – Pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah DI Yogyakarta ngaji Covid-19. Pengajian konsolidasi organisasi ini digelar secara virtual pada Jumat (6/8/2021).
Pengajian Konsolidasi Organisasi Pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah se-DI Yogyakarta ini mengambil tema Cerdas Bermedsos: Menangkal Isu Menyesatkan Sekitar Covid-19.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY Drs Gita Danu Pranata SE MM menyampaikan sebagai rumah besar, Muhammadiyah selama ini telah memandu, mendampingi dan melayani terkait hal-ihwal penanganan Covid-19.
“Nyaris Muhammadiyah ada di semua aspek mulai dari medis, keberagamaan, sosial dan lain-lainnya,” ungkapnya.
Menurutnya tema seputar Covid-19 masih relevan untuk dikaji dan diperdalam karena penyebaran virus ini masih tinggi. Selain itu juga informasi hoax sekitar Covid-19.
“Penanganan Covid-19 di era media digital saat ini menjadi hal penting. Banyak informasi yang beredar tentang Covid-19 membingungkan masyarakat. Bahkan banyak yang bohong atau hoax. Sehingga perlu adanya tabayun soal informasi tersebut,” ujarnya.
Buka Call Center
Berkaitan hal itu, lanjutnya, PWM DI Yogyakarta membuka call center tentang informasi Covid-19 di bawah Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PWM DI Yogyakarta.
“Hal itu untuk menjawab pertanyaan warga Muhammadiyah dan masyarakat tentang Covid-19. Masyarakat yang butuh informasi layanan penanganan Covid-19 bisa menghubungi nomor 081325511912,” jelasnya.
Saring sebelum Sharing
Sementara itu Founder Drone Emprit Ismail Fahmi PhD menyampaikan untuk menghadapi penyebaran hoax perlu dengan perubahan perilaku manusia. Yaitu dengan sikap saring sebelum sharing.
“Informasi hoax dan menyesatkan biasanya diambil dari potongan-potongan video yang dicampur. Lalu ditambah dan dipilih sehingga menjadi satu informasi yang benar,” jelasnya.
Menurutnya pertumbuhan data di Indonesia terus berkembang lewat YouTube, WhatsApp, Instagram, Facebook, Twitter dan sebagainya. Dan tersebarnya informasi hoax merupakan problem besar bangsa Indonesia.
“Realitas membuktikan kabar hoax masih berseliweran di dunia media sosial, terutama grup WhatsApp. Salah satu hoax paling besar adalah informasi yang menyebut adanya 10 juta tenaga kerja ilegal dari Cina. Dan banyak yang memercayai hal itu,” terangnya. (*)
Penulis Affan Safani Adham. Editor Sugiran.