PWMU.CO – Program Kelas Internasional Perlu Tanamkan Nilai-Nilai Kemanusiaan. Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadyah (PWM) Jawa Timur Prof Achmad Jainuri, menyambut baik program Muhammadiyah International Class Orientation hasil kerja sama Majelis Dikdasmen PWM Jatim dengan ACT Educational Solutions Limited, Sabtu (7/8/21).
“Saya sangat berharap ada manfaat lebih yang diperoleh bagi sekolah yang bergabung dalam program ini. Kelas internasional tidak hanya penguasaan bahasa Inggris. Tetapi ada nilai universal yang bisa diraih, khususnya attitude dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya dalam sambutan berbahasa Inggris di acara virtual bertajuk Kick off Meeting.
Meskipun demikian, sambungnya, penguasaan bahasa Inggris menjadi penting karena bisa digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari dalam kegiatan formal dan informal di banyak tempat.
Dia lalu menceritakan pengalaman cara belajar dan pentingnya penguasaan bahasa Inggris saat awal kuliah di luar negeri. “Ini mengingatkan saya pada saat masi kuliah,
Saat itu saya selalu membawa buku bahasa Inggris. Ketika saya berangkat ke kampus naik angkot, saya mengambil buku bahasa Inggris dan menunjukkannya pada penumpang lain di sekitar saya,” jelasnya.
Dengan cara itu Jainuri berharap mereka—para penumpang angkot itu—berpikir dirinya adalah siswa yang sedang belajar. “Tetapi ketika mereka membaca buku, saya tidak memahami dengan baik. Akhirnya saya mengerti bahwa bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang harus dipahami. Dan harus digunakan oleh seluruh siswa. Dan itu adalah waktu yang terbuang,” ujarnya.
Dan sekarang, lanjutnya, saya menggunakan bahasa Inggris untuk komunikasi sehari-hari. Di samping itu, bahasa Inggris juga digunakan untuk media belajar dan internasional program yang tidak ternilai dalam pendidikan Muhammadiyah.
Tanamkan Nlai Kemanusiaan
Achmad Jainuri menambahkan, program kelas internasional juga perlu menanamkan nilai-nilai kemanusiaan. Yakni dalam pemikiran dan perasaan tiap siswa ada karakter yang harus ditingkatkan.
“Sebelumnya sedikit bicara banyak kerja. Tapi sekarang perlu banyak bicara dan banyak kerja. Sekolah harus bisa menghasilkan alumni-alumni yang mampu berbicara di depan publik dalam forum-forum internasional dan mampu melakukan kerja untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di sekitar,” tuturnya.
Demikian juga dengan nilai tentang mencari keuntungan besar dengan modal sekecil kecilnya. “Itu dulu. Beda kondisinya dengan sekarang. Sekarang jika kita ingin keuntungan yang besar makan harus juga modal yang besar,” kata dia.
Adapun nilai-nilai yang tetap harus dikembangkan adalah: Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah. “Sekarang ada juga yang berkata, mari hidup bersama Muhammadiyah,” candanya.
Achmad Janiuri juga meminta mengembangkan nilai kemanusiaan seperti: berlomba-lomba dalam kebajikan. “Itu penting,” ujarnya. (*)
Kontributor Ria Rizaniyah dan M Fadloli Aziz Editor Mohammad Nurfatoni