PWMU.CO – Smamda Surabaya menggelar peringatan Tahun Baru Islam 1443 H secara virtual dengan tajuk “Momentum Mewujudkan Pelajar Berkemajuan”, Selasa (10/8/21).
Kepala SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya Astajab SPd MM mengatakan peringatan kali ini sekolah mengundang dr Tjatur Priambodo MKes, Direktur Rumah Sakit (RS) Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan Sidoarjo dan Ferry Yudi AS SHI MPdI, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Risk Communication and Community Engagement (RCCE) Covid-19.
“Peringati tahun baru Islam merupakan sejarah luar biasa Rasulullah dari Makkah ke Madinah,” ujarnya.
Dia mengajak untuk terus meningkatkan kinerja supaya hasilnya lebih baik. Termasuk anak-anak yang semula belajarnya masih belum baik maka dengan momentum tahun baru ini semuanya senantiasa lebih baik.
Dengan tahun baru ini, lanjutnya, otomatis harus bertambah, tapi sesungguhnya kesempatan hidup semakin berkurang. Di dunia ini adalah sarana menyiapkan diri untuk kehidupan kekal di akhirat nanti. Menjadi warga yang senantiasa beriman, sehat dan selalu taat perintah Allah.
Makna Penting Hijrah
Dalam kesempatan yang sama, dr Tjatur Priambodo memaparkan terkait makna penting tahun baru Islam. Tahun baru ini memanglah berkaitan dengan bagaimana Rasulullah hijrah dari Makkah ke Madinah.
“Namun dalam konteks momen untuk hijrah, secara umum adalah berpindah dari keadaan tidak baik menuju keadaan lebih baik. Saat ini saja ada perubahan dari lifestyle kita, semakin sering mencuci tangan menjadi semakin bersih dan suci,” tuturnya.
Berkaitan dengan tema acara, dr Tjatur mengungkapkan momentum mewujudkan pelajar berkemajuan di era pandemi, maksudnya adalah pelajar yang mampu memberi manfaat. Mengingat sebaik-baik manusia adalah yang bemanfaat bagi orang lain.
“Ilmu itu harus dipraktikkan. Ilmu yang dimaksudkan adalah ilmu yang dilandasi dengan keimanan yang kuat,” katanya.
Pelajar Berkemajuan
dr Tjatur Priambodo menjelaskan ada beberapa makna hijrah pelajar berkemajuan di era pandemi yang harus dipahami. Pertama yaitu Istiqomah, tidak berhenti menyebarkan kebenaran.
“Jangan menyebarkan berita hoax seperti yang tertulis dalam QS an-Nur ayat 11,” tuturnya.
Kedua, sambungnya, cerdas dalam menyampaikan kebenaran, karena membutuhkan strategi yang tepat. Ketiga, berpindah dari keadaan tidak atau kurang baik menuju keadaan baik.
“Semua itu harus diupayakan agar setiap orang mampu menjalankan masing-masing hijrahnya,” imbuhnya.
Data Konfirmasi Positif
Dalam sesi berikutnya, Ketua Satgas RCCE Covid-19, Ferry Yudi AS memamparkan data terkini kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia sebanyak 3,66 juta kasus.
“Maka, jika merasa badan tidak enak, istirahat di rumah, selalu menggunakan masker, selalu menjaga jarak aman (2 meter), dan tidak berhadap-hadapan dengan lawan bicara,” tegasnya.
Selain itu, lanjutnya, kita tidak berkerumun, senantiasa menjalankan 3M (menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan), mengikuti vaksinasi, dan meningkatkan ibadah.
“Meningkatkan ibadah ini yang paling penting, karena pada zaman dulu juga pernah mengalami apa yang dialami saat ini tentang pandemi,” ungkapnya.
Juli Kelabu Kota Surabaya
Ferry juga menyampaikan tentang Juli Kelabu kota Surabaya karena hampir setiap hari di bulan Juli mulai pagi sampai pagi lagi ada suara sirine jenazah.
“Maka cukup, jangan lagi ada korban jiwa,” tuturnya.
Saat ini, lanjutnya, kasus Covid-19 sudah tercatat cukup menurun. Alhamdulillah, rumah sakit di Lapangan Tembak Surabaya sudah tidak ada lagi. Maka semuanya harus ikut vaksin.
Kadang kala, menurutnya, vaksin ditakutkan masyarakat karena tersebarnya berita hoax terkait vaksin. Vaksin ini sangat aman bagi tubuh. Sangat efektif membuat tubuh semakin kuat. Bagi yang sudah terpapar Covid setelah sekian bulan pun tetap boleh melakukan vaksin.
“Turn back hoax, kalo ada edaran atau informasi terkait vaksin, harus mencari pembenarannya,” tandasnya. (*)
Penulis Fibrina Aquatika. Editor Ichwan Arif.