PWMU.CO – Kepemimpinan dalam sebuah negara yang menentukan keberhasilan negara tersebut membawa bangsanya kepada kehidupan adil, makmur, dan sejahtera. Sebaliknya ketiadaan pemimpin yang berkarakter dan karismatik dapat membawa negara dan rakyatnya terpuruk. Bahkan hancur terpecah belah.
Demikian disampaikan Drs Muhammad Afnan Hadikusumo, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam webinar bertajuk Pendidikan dan Implementasi Sila Ketiga yang digelar Buletin Neng Ning Nung Nang Tamansiswa Yogyakarta, Selasa (10/8/2021).
Afnan Hadikusumo yang tampil bersama peneliti dari Pusat Studi Pancasila UGM Diasma Sandi Swandaru MH dan Ketua Umum PP Perkumpulan Keluarga Besar Tamansiswa Ki Munawaroh, menyodorkan tiga kasus hancurnya negara besar, yakni Uni Soviet, Yugoslavia, dan Cekoslovakia.
Ketiga negara itu, menurut Afnan, akhirnya terpecah belah akibat ketiadaan pemimpin yang kuat, karismatik, dan patut menjadi teladan bagi bangsanya.
”Keruntuhan tiga negara itu mirip, yaitu tidak ada pemimpin yang berkarakter dan berkarisma. Ceko juga tak ada tokoh pemersatu dan karismatik,” ucap Afnan Hadikusumo yang merupakan cucu tokoh Muhammadiyah Ki Bagus Hadikusumo.
Afnan mengharapkan kejadian serupa tidak terjadi di Indonesia. Untuk menghindarkan keruntuhan dan keterpecahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka kita harus benar-benar mempersiapkan dan memiliki pemimpin yang kuat, berkepribadian sebagai negarawan yang adil dalam menegakkan hukum.
Dijelaskan Afnan, bersatunya negara ditentukan oleh kesamaan pikiran dan tujuan. Negara dibentuk oleh komuni dalam rangka menuju masyarakat sejahtera. ”Pecahnya negara, seperti yang dicontohkan dari kasus tiga negara besar, antara lain disebabkan oleh kepemimpinan yang otoriter, model ekonomi yang terpusat, dan merebaknya ketidakadilan dalam hukum dan ekonomi,” kata Afnan. (*)
Penulis Affan Safani Adham Editor Sugeng Purwanto