PWMU.CO – Guru Mimdaka dan kontributor PWMU.CO berhasil menelorkan 13 buku, yaitu 12 karya buku antologi dan 1 buku karya sendiri.
Guru MI Muhammadiyah 2 Karangrejo (Mimdaka) Manyar Gresik, Musyrifah SAg mengaku sangat senang dan bersyukur di masa pandemi masih bisa aktif hasilkan buku.
“Selama pandemi, selain mengajar saya berkesempatan untuk melakukan hal-hal yang positif, salah satunya adalah menulis buku,’’ ujarnya, Jumat (13/8/21).
Menulis Itu seperti Bercerita
Musyrifah merasakan ternyata menulis itu mudah seperti bercerita. Dalam semua karya buku antologi, hampir semua isinya adalah cerita inspirasi dan pengalaman. Hal itu memudahkan untuk menuangkan ide-ide dal bentuk tulisan.
“Memperkaya ide melalui pengalaman itu penting karena setiap tema yang disuguhkan pasti di dalamnya mempunyai cerita atau kisah-kisah yang telah kita alami. Tinggal kita menyesuaikan cerita apa yang akan diangkat dalam karya tersebut,’’ lanjutnya.
Musyrifah mengatakan pengalaman seseorang selama hidup rasanya tidak akan habis untuk ditulis sehingga sangat memudahkan bagi kita untuk menulis pada buku yang bertemakan inspirasi kehidupan.
Saat itulah, sambungnya, kita perlu rasanya menyampaikan pengalaman-pengalaman kebaikan. Baik dari diri sendiri, orangtua, keluarga atau kita bisa menulis tentang kebaikan orang lain.
“Dengan niat dan tujuan agar bisa kebaikan itu ditiru dan menjadi amal baik yang pahalanya terus mengalir,’’ tutur penulis terbaik pada buku antologi Ada Surga di Rumah Kita ini.
Menulis Buku Niatkan Sedekah
Ibu lima anak ini mengungkapkan banyak sebagian orang masih menganggap menulis itu sulit, padahal mudah.
“Jika tulisan itu butuh referensi banyak untuk menguatkan tulisan, maka kita harus bersabar. Butuh waktu dan ketelitian, termasuk mencari sumber-sumber sebagai penguat tulisan kita,’’ tutur wanita kelahiran 5 Januari 1975 ini.
Tetapi, tekannya, jika tulisan itu bertemakan cerita inspirasi tentang pengalaman kita, maka yang kita butuhkan hanyalah kemauan untuk menulis karena sumber informasi sudah ada dalam diri kita masing-masing,.
“Saat saya menulis, selain untuk mengasah kemampuan, saya juga akan terus bisa mengabarkan kebaikan, memberi inspirasi dan tentunya ada ilmu yang saya tulis dalam setiap karya,’’ ungkapnya.
Jika, tuturnya, ada komunitas menulis mengundang atau mengajaknya untuk menulis, maka yang dilakukan hanyalah berniat untuk bersedekah.
“Bersedekah ilmu, waktu, ikhlas untuk patungan dan tentunya bersedekah untuk hasil karya agar bisa dibagikan sebagai hadiah untuk orang lain,’’ paparnya.
Terima Tantangan Menulis Buku Solo
Penulis buku antologi Catatan Heroik Perempuan Tangguh ini menceritakan berawal dari gurauan teman dan sahabat.
“Kalau buku antologinya sudah banyak, pastinya bisa nih buat karya solo,’’ ucap dia menirukan temannya.
Awalnya, perempuan kelahiran Gresik ini kurang percaya diri, namun setelah punya ide yang tepat dan pas untuk ditulis akhirnya ia bertekad untuk mewujudkan karya buku solo ini.
Butuh Waktu dan Mental
Musyrifah mengatakan butuh waktu dan kekuatan mental, keberanian, dan tentunya kesehatan. Akhirnya dengan perlahan tetapi pasti, karya solo telah sampai pada tahap editing.
“Banyak motivasi dan dukungan dari teman, kerabat, dan dari narasumber tentunya juga sangat penting agar karya ini bisa terwujud,” imbuh mantan kepala Mimdaka periode 2014-2018 ini.
Karya-karya yang telah ditulis selama pandemi ini, harapnya, bisa sebagai pengobat rasa sedih, penambah imun, menjadi inspirasi dan bermanfaat untuk pembaca tentunya. “Dan saya ingin terus berkarya,’’ ucapnya.
Inilah 13 Karya Masa Pandemi
Musyrifah telah menghasilkan 13 karya selama pandemi, mulai Juni 2020-Juli 2021 antara lain:
Buku Antologi :
- Ada Surga di Rumah Kita (Delapan Bintang Meraih Cahaya)
- Berdamai dengan Musibah (Dahsyatnya Sabar dan Ikhlas dalam Musibah)
- Success Story Learning at Home (Zidan, Cahaya Istimewaku)
- Sungguh Bahagia Itu Sederhana (Bahagiaku, Dekat dengan Orangtua)
- Catatan Heroik Perempuan Tangguh (Ibu, Surat Cintamu Masih Kusimpan)
- Sebait Ikhlas yang Tersisa (Keikhlasan Membuatku Tenang)
- Menanamkan Cinta di Rumah Kita (Butiran Cinta di Istanaku)
- Kemilau Ramadan, Kumpulan Artikel Dakwah Media 1442 H (Sosok Penenang dalam Berpuasa)
- Apapun Masalahku Kuhamparkan Sajadahku (Kujemput Kasih Sayang Allah dengan Kebaikan)
- Senyum Perempuan Indonesia (Kini, Kartini Tersenyum Bahagia)
- Bolehkah Guru Menyambi Berjualan? (Guru Siap, Jualan pun OK!)
- Membaca Cinta yang Tak Berkesudahan (Cinta Semangkuk Bakso)
Buku Solo :
- 19 Cinta yang Kurindu (Menggapai Rindu dengan Siswaku daat Pandemi)
Selamat!
Penulis Ichwan Arif Editor Mohammad Nurfatoni