PWMU.CO – Muhammadiyah Lowokwaru Kota Malang membekali para guru tentang Asesmen Nasional (AN), Sabtu (21/8/21). Pembekalan diadakan sebelum pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan survei karakter.
Acara digelar secara virtual lewat webinar bertema persiapan dan penguatan Asesmen Nasional. Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Lowokwaru, Zainullah MKpd, menjelaskan, kegiatan ini sebagai upaya mempersiapkan guru-guru di sekolah Muhammadiyah dan Aisyiyah supaya mampu memetakan mutu pendidikan.
“Kegiatan ini bekerja sama dengan SD Muhammadiyah 4 dan SD Aisyiyah Kota Malang. Webinar ini memberikan wawasan bagaimana mempersiapkan AN, juga memberikan motivasi dalam penguatan AN,” ujar Zainullah yang juga menjabat Pengawas SD.
Zainullah menyampaikan, AN akan diikuti siswa kelas V Sekolah Dasar secara nasional diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “AN sangat berbeda dengan Ujian Nasional (UN). UN lebih pada pengukuran kompetensi mata pelajaran pokok, sedangkan AN menekankan pada pengukuran kemampuan literasi dan numerasi,” jelasnya.
AN, sambung dia, merupakan asesmen kemampuan bernalar menggunakan bahasa (literasi membaca) dan kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi). Literasi baca dan numerasi ini, lanjutnya, merupakan kemampuan dasar yang harus dicapai siswa.
Belajar Berpikir Kritis
Zainullah juga memaparkan tentang Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). Dua kompetensi mendasar yang diukur adalah literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Membaca diharapkan siswa bisa berpikir kritis, bernalar, dan mampu mengatasi berbagai persoalan akademik maupun sosial yang dihadapi.
Kompetensi literasi, kata dia, mencoba menganalisis suatu bacaan dan memahami konsep di balik tulisan.“Sedangkan kompetensi numerasi tidak jauh berbeda dari literasi, yang membedakan hanya pada kontennya,” kata Zainullah yang juga sebagai pembicara di webinar ini.
Dia mengatakan, konten numerasi, ada bilangan, pengukuran dan geometri, data dan ketidakpastian serta aljabar yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
Zainullah mengungkapkan, dalam pembelajaran terdapat tiga komponen penting, yaitu kurikulum (apa yang akan dicapai), pembelajaran (bagaimana mencapai), dan asesmen (apa yang sudah dicapai).
“Asesmen ini dilakukan untuk mendapatkan informasi, mengetahui capaian siswa terhadap kompetensi yang diharapkan,” katanya.
AN, ujar dia, dirancang untuk menghasilkan informasi yang memicu perbaikan kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Mengukur Kompetensi
Zainullah menuturkan, untuk memastikan AKM bisa mengukur kompetensi literasi membaca dan numerasi dalam kehidupan sehari-hari, soal AKM tidak hanya mengukur konten tertentu tetapi berbagai konten. “Konten literasi membaca menunjukkan jenis teks yang digunakan. Dalam hal ini dibedakan dalam dua kelompok yaitu teks informasi dan teks fiksi,” jelasnya.
Pada numerasi, lanjutnya, konten dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu bilangan, pengukuran dan geometri, data dan ketidakpastian, serta aljabar.
Tingkat kognitif, tegasnya, menunjukkan proses berpikir yang diperlukan untuk dapat menyelesaikan soal. Proses kognitif pada literasi membaca dan numerasi dibedakan menjadi tiga level.
“Pada literasi membaca, level tersebut adalah menemukan informasi, interpretasi dan integrasi serta evaluasi dan refleksi. Pada numerasi, ketiga level tersebut adalah pemahaman, penerapan, dan penalaran,” tandasnya. (*)
Penulis Ahmad Afwan Yazid. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.