PWMU.CO– KKN PCR (Kuliah Kerja Nyata Pengembangan Cabang dan Ranting) konsep baru dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surabaya melibatkan mahasiswa mengembangkan PCM dan PRM.
Kegiatannya mahasiswa UMSurabaya terjun ke masyarakat ikut membantu pengembangan PCM (Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan PRM (Pimpinan Ranting Muhammadiyah) di wilayah domisilinya.
Salah satunya kegiatan kelompok KKN PCR Mulyorejo. Kegiatannya pelatihan perawatan jenazah bertempat di SD Muhammadiyah, Kamis (19/8/2021).
Pelatihan dihadiri oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Mulyorejo dan segenap perwakilan pimpinan Ortom se-Mulyorejo beserta ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) dan AUM.
Ketua MCCC Mulyorejo Basuki SPd mengatakan, pelatihan perawatan jenazah ini adalah hikmah dari adanya wabah Covid-19. ”Mengapa dikatakan demikian karena pada saat MCCC daerah meminta agar MCCC cabang bisa memberikan tenaganya untuk menjadi tim perawatan jenazah ternyata dari tidak siap dan tidak banyak warga yang bersedia,” katanya.
Waktu itu kader-kader Pemuda Muhammadiyah, sambung dia, juga maju mundur menjadi tim perawatan jenazah. ”Ini sangat memprihatinkan. Mungkin tidak percaya diri dan tidak banyak ilmu sehingga menjadi ragu. Makanya saat ada adik-adik KKN mengajak kerja sama menyelenggarakan pelatihan maka kita terima dengan baik sehingga terjadi pelatihan malam ini,” ujar Basuki.
”Semoga kerja sama yang kita buat yang hari ini di pelopori adik-adik KKN sangat bermanfaat bagi kita. Setidaknya kalau ada jenazah warga Muhammadiyah, kita yang merawat bukan orang lain. Rasanya kurang sreg,” tandasnya.
Dia menambahkan, pelatihan ini memberikan teori dan praktik serta berkelanjutan sampai siap sehingga bisa diterapkan di warga kita sesuai dengan syariat yang di Tarjih. ”Kalau ada warga Muhammadiyah meninggal dunia tidak usah bingung lagi untuk perawatan jenazah,” tuturnya.
Sekretaris PCM Mulyorejo Mudhlofar mengatakan, perawatan jenazah itu hukumnya fardhu kifayah. Kalau ada orang meninggal di kampung namun satupun orang tidak ada yang merawat maka sekampung menanggung dosa semua.
”Urusan ini ada yang menganggap tidak penting, karena semuanya menyerahkan kepada orang lain. Wis onok sing ngeramut, aku wis gak duso. Jadi nggak penting juga wis hal-hal seperti ini,” ujarnya.
Menurut dia, ada orang yang punya ilmu dan bisa tapi tidak mau terjun merawat jenazah oleh sebab itu kami mohon dari segenap peserta ambil peran penting, serap ilmu kemudian praktikkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Ketua kelompok KKN PCR Mulyorejo Junaina Bintang Novita mengatakan, KKN PCR ini wadah mengembangkan potensi yang dimiliki mahasiswa dan kader PCM-PRM.
”Karena masa pandemi kami membantu menyiapkan regenerasi kader dengan pelatihan perawatan jenazah. Tujuannya kader PCM Mulyorejo memiliki karakteristik pengembangan diri, baik ideologi maupun intelektual ,” kata Bintang. (*)
Penulis Burhana Izza Mantovani Editor Sugeng Purwanto