PWMU.CO – MDMC Gowa Produksi Peti Mayat Covid-19 sesuai Syariah. Peti mayat yang diproduksi sejak bulan Mei tahun 2020 oleh Muhammadiyah Disaster Manajemen Centre (MDMC) Gowa diperuntukkan khusus bagi jenazah Muslim.
Ketua MDMC Gowa Hasanuddin Wiratama M. Nur mengatakan, peti mayat yang diproduksi MDMC Gowa berbeda dengan peti mayat yang disediakan oleh Satgas Covid-19. Yang membedakan menurut Sanu, sapaan akrab Hasanuddin, adalah ukurannya.
“Kalau yang peti jenazah biasa, modelnya didesain jenazah menghadap ke atas, seperti jenazah non-Muslim. Sehingga jika jenazah Muslim menggunakan peti itu, tentu sudah tidak sesuai lagi dengan syariah,” kata Sanu.
Ia mencontoh tindakan yang dilakukan oleh tim pemulasaran Malaysia menangani jenazah Muslim yang terjangkiti Covid-19 yang dilihat melalui rekaman video.
“Kami dari relawan Muhammadiyah Gowa, setelah melihat rekaman video pemulasaran dari Malaysia, langsung berinisiatif membuat peti jenazah khusus Muslim,” kata Sanu saat diwawancarai, Selasa (24/08/2021) malam.
Ia berharap jenazah orang Islam yang terjangkitiCovid-19 bisa dimakamkan secara syari. “Karena tujuan utamanya adalah agar jenazah Muslim pasien Covid-19 dapat dimakamkan secara syari, yakni menghadap ke kiblat, bukan menghadap ke atas, harap Sanu.
Sanu bersama relawan Muhammadiyah Gowa lainnya membuat peti mayat berukuran panjang 190 sentimeter, lebar 40 sentimeter, dan tinggi 50 sentimeter.
“Peti yang kami buat itu sempit dan tinggi, jadi jenazah posisinya sudah miring dengan tangan kanan berada di bawah dan menghadap ke kiblat,” kata mantan Ketua Kokam Sulsel ini.
Dia menjelaskan lagi, peti mayat yang diproduksi relawan Muhammadiyah Gowa ini diperuntukan bagi jenazah Covid-19 yang meninggal di rumah atau yang melakukan isolasi mandiri. Peti mayat ini juga diberikan secara gratis.
Hal ini menurut Sanu, karena pemerintah melalui Satgas Covid-19 sudah menyediakan peti mayat bagi jenazah Covid-19 yang meninggal di rumah sakit.
Biaya Rp 2,5 Juta per Peti
Akan tetapi, kata Sanu, apabila ada masyarakat yang meminta peti mayat untuk kerabatnya yang meninggal di rumah sakit, pihaknya akan menyediakan peti asal mendapat izin dari tim Satgas Covid-19.
Pria yang sering mendapat tugas dari MDMC Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini mengatakan, sejak tahun 2020 MDMC Gowa telah memproduksi sebanyak 18 peti mayat Covid-19 khusus Muslim. Saat ini, kata Sanu, ia dan rekan-rekannya sedang memproduksi tujuh peti mayat.
“Stok sudah habis. Permintaan masih sering masuk. Kami dalam proses pengerjaan. Masih ada tujuh buah, tapi belum selesai dana sudah habis,” tutur lelaki yang juga pernah menjadi Ketua Tim Pemulasaran Jenazah Covid-19 Muhammadiyah Gowa ini.
Tidak hanya menyediakan peti mayat bagi jenazah muslim yang terjangkit virus Covid-19, tim MDMC Gowa juga melakukan pemulasaran jenazah, mulai dari memandikan, mengkafani, mensalatkan, hingga menguburkan.
Soal biaya pembuatan peti mayat ini, ia mengungkapkan, satu peti mayat bisa menghabiskan dana sekitar Rp 2,5 juta. Biaya tersebut sudah termasuk dengan kelengkapan jenazah.
“Itu sudah termasuk dua lembar plastik jenazah, satu buah kantong jenazah, satu set kain kafan, dan kelengkapannya seperti kapas, handskun, handsanitizer, disinfektan dan yang lainnya,” tutur Sanu.
Donasi Terbatas
Sejak awal pembuatan peti tersebut, ia bersama timnya tidak pernah membuka donasi secara umum, baik dalam bentuk pamflet maupun flyer yang dipos di media-media sosial.
Dia hanya menghubungi beberapa relasi dan kenalannya melalui pesan WhatsApp dan telepon seluler agar dibantu membayar nota-nota barang yang dipesan di toko material dan toko perlengkapan jenazah.
“Selama ini secara resmi kami tidak buka donasi. Sejak tahun lalu saya hanya menghubungi relasi dan kenalan. Saya hubungi lewat WA atau telepon langsung untuk dibayarkan nota-nota barang yang kami pesan di toko bahan bangunan dan toko perlengkapan jenazah,” kata Sanu.
Bagi masyarakat yang ingin membantu pembuatan peti tersebut, ia menerangkan, sebaiknya bantuan yang diberikan adalah bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan peti.
“Saya utamakan sumbangan dalam bentuk barang, misalnya si Fulan mau nyumbang Rp 20 ribu, saya arahkan untuk langsung ke toko bangunan untuk beli bahan kebutuhan kami. Nanti kami jemput barang itu di toko bangunan tersebut. Tapi, kalau jumlah banyak, biasanya toko bangunannya ada jasa pengantaran barang ke lokasi kami,” kata Dia.
Ia juga mengatakan, apabila ada masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam pembuatan peti mayat tersebut, silakan menghubungi langsung nomor selelurnya 085259704791 atau melalui pesan WhatsApp. “Langsung hubungi nomor saya,” kata Sanu.
Dia menjelaskan, tenaga kerja yang mengerjakan peti mayat itu merupakan relawan Muhammadiyah Gowa yang berasal dari cabang Limbung dan cabang Maccini Baji.
Sanu mengatakan, para relawan tersebut beberapa di antaranya berprofesi sebagai buruh bangunan. Walaupun hasil kerja mereka dalam membuat peti ini tidak sebaik dari tukang peti profesional, namun kata Sanu, peti yang mereka buat sudah memenuhi standar dan fungsinya.
“Beberapa relawan itu berprofesi sebagai tukang dan buruh bangunan, meskipun tidak sebaik tukang profesional cara dan hasil kerja mereka, tetapi peti jenazah muslim yang mereka buat sudah fungsional,” ujar Sanu. (*)
Penulis Haris Zainuddin Editor Mohammad Nurfatoni