PWMU.CO – UAD kembangkan Program Doktor Ilmu Farmasi. Demikian dikatakan oleh Prof Dr Didi Achjari SE MCom Akt, Rabu (25/8/21).
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V Yogyakarta ini mengatakan keputusan ini disampaikan setelah menyerahkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 329/E/2021.
“Isi surat itu tentang izin pembukaan Program Studi Ilmu Farmasi Program Doktor UAD Yogyakarta di kampus utama UAD Jalan Jenderal Ahmad Yani, Ringroad Selatan, Kragilan, Tamanan, Banguntapan, Bantul,” ujarnya.
Revolusi Industri 4.0
Didi Achjari menjelaskan Prodi Ilmu Farmasi Program Doktor telah diselenggarakan enam Perguruan Tinggi di Indonesia. Di Yogyakarta hanya satu Perguruan Tinggi yang sudah menyelenggarakan yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
“Sedangkan perguruan tinggi swasta (PTS) di Yogyakarta baru Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang menyelenggarakan Prodi ini,” katanya.
Ke depan, lanjutnya, prodi ini akan menjadi prodi unggulan. Melihat beberapa guru besar bidang farmasi cukup banyak di UAD. Seperti Prof Ani Guntarti dan Prof Nurkhasanah yang ahli di bidang farmasi.
“Keunikan dalam pengembangan keilmuan di Program S3 Ilmu Farmasi ini menjadi hal utama sehingga ke depan lulusan dibekali dengan skill khusus, di antaranya perkembangan keilmuan berdasarkan Revolusi Industri 4.0,” katanya.
Fokus Kajian Halal
Didi Achjari memaparkan hal yang perlu dikembangkan lagi integrasi nilai-nilai Islam dalam pengembangan ilmunya dengan fokus pada kajian halal.
“Ini bisa menjadi ciri prodi di UAD. Kalau dulu orang ramai-ramai dengan istilah halal tourism, maka istilah di farmasi halal medicines. Selain halal juga kembali pada produk herbal,” ungkapnya.
Pengurangan produk kimia, harapnya, diganti dengan bahan herbal yang kehalalannya sudah pasti dengan memanfaatkan bahan herbal.
Bahkan, sambungnya, vaksin Covid-19 dengan bahan herbal itu menjadi menarik sehingga inovasi kerjasama dengan para pemangku kepentingan perlu dilakukan. Kerjasama dengan pemerintah, pelaku dunia usaha, dan dunia industri terus ditingkatkan sebagai wujud eksistensi UAD.
“Semoga ke depan semakin bertambah lagi jumlah prodinya dengan berbagai prodi-prodi unggulan,” harapnya.
Perjuangan Panjang
Rektor UAD Dr Muchlas MT mengatakan lahirnya prodi ini berawal dari keinginan untuk hilirisasi riset bagi dosen maupun mahasiswa yang mempunyai manfaat nyata bagi masyarakat.
“Bukan hanya publikasi saja dan untuk mendukung industri farmasi nasional sehingga semakin banyak penemuan baru,” katanya.
Muchlas mengungkapkan perjuangan pembukaan prodi ini merupakan perjuangan panjang selama dua tahun, sejak September 2020. Saat pengajuan pertama sempat ditunda karena kurangnya guru besar.
Alhamdulillah, tuturnya, saat ini sudah ada penambahan sehingga usulan dapat disetujui. Menginjak usianya ke-60, kali pertama UAD mempunyai Program Doktor sehingga UAD merasa paripurna menjadi universitas.
“UAD diberi amanah baru,” tandasnya. (*)
Penulis Affan Safani Adham. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.