PWMU.CO – Pesan Al-Insyirah di Kebun SD Almadany. Di bawah pohon pule yang rindang, 18 orang duduk membentuk bidang persegi empat. Masing-masing menggunakan matras hitam sebagai alas duduk dengan mengatur jarak sekitar dua meter.
Di depannya ada bangku kecil untuk meletakkan buku dan hidangan ringan yang disediakan. Dengan tetap menggunakan masker, mereka tampak ‘khusuk’ mendengarkan sesorang yang sedang berbicara.
Begitulah suasana yang berlangsung di kebun SD Alam Muhammadiyah Kedanyang, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Sabtu (28/8/2021) pagi. Sekolah yang dikenal dengan sebutan SD Almadany itu tiap Sabtu pekan terakhir mengadakan pengajian untuk guru dan pegawai.
Sekretaris Majelis Dikdasmen Pimpinan Ranting Muhamamdiyah (PRM) Kedanyang Shodiqin SAg menjelaskan, kegiatan ini dimaksudkan sebagai forum silaturahmi antara PRM dan dengan guru dan pegawai SD Almadany.
“Selain itu untuk meng-upgrade kualitas dan pelayanan ustad Sdan ustadzah di SD Almadany ini,” ujarnya. Di tengah pandemi Covid-19, kegiatan dilakukan di ruang terbuka dengan tetap berjarak dan menggunakan masker.
Bahas Al-Insyirah
Ketua Majlis Dikdasmen PRM Kedanyang Drs Hilmi Azis MPdi pagi itu berindak sebagai penyampai materi penguatan akidah dan kemuhammadiyaan.
Dia mengupas kandungan Surat al-Insyirah. Menurutnya, surat itu mengandung makna bahwa di balik kesulitan pasti akan ada kemudahan.
“Allah akan melepaskan beban-bebanmu lalu meninggikan sebutanmu, karena senugguhnya bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan,” kata Hilmi.
Dia menghubungkan pesan surat itu dengan tugas mulia para guru yang mengajar di SD Almadany ini. “Walaupun masih tergolong sekolah baru, tapi SD Almadany cukup dikenal di khalayak umum, dan itu salah satunya tidak terlepas dari peran para ustdaz dan ustadzah yang ikhlas berjuang di sini Allah memberikan kemudahan-kemudahan,” tutur dia.
Dengan memahami surat itu, Hilmi beharap agar guru dan pegawai SD Almadany tetap bersemangat memberikan pendidikan dan pelayanan yang terbaik, di tengah berbagai tantangan, termasuk di masa pandemi Covid-19 ini.
Dia menegaskan, sebagai sekolah yang masih tergolong baru—dengan tiga jenjang, kelas I, II, dan III—masih banyak hal yang harus dibenahi. “Sehingga tentunya banyak pengorbanan yang akan dilakukan oleh para ustadz dan ustadzah sebagai istilahnya, assabiqunal awwalun (golongan perintis),” ujarnya.
Dengan perjuangan dan pengorbanan itu, menurut Hilmi, Allah pasti akan memberikan penghidupan yang menyenangkan bagi hamba-Nya, baik laki-laki maupun perempuan, termasuk pada guru dan pegawai SD Almadany.
Karakter Guru Muhammadiyah
Setelah membahas Surat al-Insyirah Hilmi Azis menyampakan karakter yang harus dimiliki oleh seorang guru sekolah Muhammadiyah. “Pertama memiliki mauidhahtul hasanah. Artinya seorang guru Muhammadiyah harus mampu menyampaikan nasihat-nasihat yang baik dengan cara yang baik pula,” tuturnya.
“Dan yang kedua bisa menjadi uswatun hasanah atau contoh yang baik buat para anak didiknya,” tambahnya.
Di akhir acara dia berpesan bahwa kegiatan rutin ini, selain sebagai ajang silaturahmi, juga untuk meng-upgrade keterampilan dan kemampuan pelayanan terhadap wali murid dan anak didik. “Istilahnya me-refresh kembali kualitas layanan,” kata Hilmi.
Soal kenapa pengajian dilakukan di alam terbuka? Selain lebih aman dari penularan Covid-19, menurutnya itu sesuai dengan konsep alam yang dibawa SD Almadany. “Sekaligus juga kita men-tadabburi kebesaran Allah SWT atas indahnya alam semesta,” ujarnya. (*)
Penulis Eli Syarifah Editor Mohammad Nurfatoni