PWMU.CO – Sekolah dibuka bertahap mulai 30 Agustus. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jatim Wahid Wahyudi ketika dihubungi pada Jumat (27/8/2021).
Wahid Wahyudi mendasarkan keterangannya itu dari hasil rapat koordinasi daring terbatas bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Panjaitan, Kamis (26/8/2021) lalu.
Rakor daring diiikuti Mendikbud Ristek Nadiem Makarim, Menteri Kesehatan Gunadi Sadikin, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Gubernur, Pangdam dan Kapolda seluruh Indonesia.
Wahid Wahyudi menyebutkan, dalam rakor itu disampaikan tingginya antusiasme masyarakat untuk membuka kembali sekolah selama PPKM untuk daerah yang berada pada level 3, 2 dan 1 sebagaimana diatur dalam Inmendagri 35 tahun 2021. Hal ini perlu diimbangi dengan antisipasi yang cermat terhadap risiko terjadinya penyebaran Covid-19, khususnya di kalangan siswa dan lingkungan sekolah.
Dalam rapat itu, sambung dia, Gubernur Khofifah menyampaikan, kebijakan pembelajaran tatap muka jenjang SMA/SMK dan SLB, sementara di daerah dengan level 3 dan 2. Rencananya sekolah dibuka pekan depan, Senin, 30 Agustus 2021.
Syaratnya, kata Khofifah, memastikan semua checklist kesiapan sekolah sudah dipenuhi, dan guru dan tenaga kependidikannya sudah divaksin. Sekolah mendapatkan izin dari Satgas Covid-19 kabupaten/ kota setempat dan izin wali siswa.
Kebijakan ini berlaku untuk kawasan Surabaya Raya (Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Mojokerto dan Kota Mojokerto) yang saat ini berada di level 3. Daerah tersebut dapat menyelenggarakan pembelajaran tatap muka terbatas bertahap.
Gubernur menekankan di tiap sekolah dibentuk Satgas Covid. Tugasnya memberikan edukasi protokol kesehatan dan pengawasan internal terhadap proses pembelajaran.
Di Jawa Timur daerah dengan PPKM level 2, yakni Kabupaten Sampang dan Pamekasan. Masuk level 3 sejumlah 18 kabupaten/kota. Yakni, Kabupaten Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, Lamongan, Bangkalan, Pasuruan, Pacitan, Sumenep, Probolinggo, Tuban, Jember, Bojonegoro, Situbondo, Bondowoso, Nganjuk, Kota Pasuruan, Kota Surabaya, dan Kota Mojokerto.
Learning Loss
Wahid menceritakan, dalam paparannya, Mendikbud Nadiem Makarim menjelaskan dampak terlalu lamanya pembelajaran jarak jauh selama pandemi telah terjadi ancaman penurunan capaian belajar diakibatkan learning loss atau kehilangan semangat dan kemauan belajar siswa.
Menurut Nadiem Makarim, fakta itulah yang memerlukan segera dilaksanakannya pembelajaran tatap muka terbatas, khususnya untuk daerah yang berada pada level 3, 2 dan 1, disertai protokol kesehatan ketat.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memaparkan perkembangan kasus Covid-19 di tanah air, termasuk pada anak usia sekolah. Ditegaskan, Covid-19 juga menyebarluas ke orangtua dan keluarga lain yang dalam kondisi rentan.
”Karena itu penerapan disiplin protokol kesehatan selama berlangsungnya pembelajaran tatap muka terbatas, sejak dari berangkat ke sekolah sampai pulang kembali ke rumah,” katanya.
Vaksinasi Pelajar
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan agar bupati/walikota memprioritaskan pemberian vaksin kepada siswa khususnya SMA/SMK/Aliyah sebelum sekolah dibuka.
Menurut dia, pentingnya vaksin ini sebagai kesiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka yang akan dimulai secara terbatas bertahap. Sehingga memberikan rasa aman dan nyaman bagi guru, siswa dan keluarganya serta masyarakat.
”Kami laporkan kepada Bapak Menko Marves bahwa untuk mencapai 100 persen vaksinasi bagi guru dan siswa SMA dan SMK, Jawa Timur masih membutuhkan 1,1 juta lebih dosis vaksin. Jika dihitung mulai usia 12 tahun, maka dibutuhkan hingga 3,2 juta dosis vaksin,” jelas Khofifah.
Khofifah memaparkan, pelaksanaan vaksinasi di Jawa Timur untuk guru sudah mencapai 88,48% untuk dosis pertama dan 77,74% untuk dosis kedua. Sedangkan untuk siswa SMA/SMK dan SLB sesuai kewenangan provinsi baru mencapai 7,79% dosis pertama dan 1,31% untuk dosis kedua.
“Karena itu, kami mohon dengan hormat agar Kementerian Kesehatan dapat segera memenuhi kebutuhan tersebut, selain kebutuhan untuk masyarakat umum yang juga masih cukup tinggi,” ujarnya.
Mantan menteri sosial ini juga menjelaskan, upaya-upaya yang telah dilakukan bersama pemerintah kabupaten/kota dalam percepatan vaksinasi pelajar.
”Pada tanggal 4 Agustus 2021 yang lalu, telah melakukan vaksin serentak untuk pelajar SMA dan SMK se Jawa Timur sebanyak 38 ribu dosis di 38 kabupaten/kota. Akan kami lanjutkan pemberian vaksin secara serentak sebanyak 57 ribu dosis pada tanggal 28-29 Agustus 2021 ini,” lanjutnya. (*)
Penulis Choirul Amin Editor Sugeng Purwanto