SDMM Asah Kompetensi Sosial-Emosional Siswa melalui Kelas Keputrian dan Kelas Keputraan. Kelas dipisah karena membahas masalah personal.
PWMU.CO – Saban Jumat menjelang pukul 07.30, wajah Madinah Ammara Nahiza Oemar tampak lebih berseri. Maklum, siswa Kelas IV Anthurium SD Muhmmadiyah Manyar (SDMM) Gresik itu sedang bersiap mengikuti kelas kesukaannya.
Dia suka, karena di kelas itu dia merasa mendapat banyak pengetahuan baru yang bersifat pribadi. Dia bisa mengenal diri, tubuh, dan apa yang harus dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain.
Setiap Jumat pukul 07.30-08.15 WIB SDMM memecah siswa kelas besar—IV, V, VI—menjadi dua kelompok: putra dan putri. Saat di masa pandemi Covid-19 ini, yang dipisah adalah ruang Zoom Cloud Meetings, kelas maya mereka.
Ada pengetahuan baru yang kudapat. Tentang pubertas, tentang menjaga tubuh, apa yang boleh kulakukan ketika aku mulai remaja
Yang putri dikumpulkan di ruang Zoom tersendiri. Demikian juga yang putra. Mereka dikelompokkan per jenjang. Kelas-kelas iu dinamai Kelas Keputrian dan Kelas Keputraan. Kelas inilah yang disukai Ara, sapaan akrab Madinah Ammara Nahiza Oemar.
“Aku suka Kelas Keputrian. Bunda juga suka. Habis kelas itu, Bunda meminta aku belajar mencuci pakaian dalam sendiri. Ada pengetahuan baru yang kudapat. Tentang pubertas, tentang menjaga tubuh, apa yang boleh kulakukan ketika aku mulai remaja, dan sebagainya,” ucapnya, Selasa (31/8/21).
Tak heran ka anak perempuan yang baru berusia sembilan tahun itu pun tampak antusias mengikuti matri Kelas Keputrian, misalnya saat menyanyikan lagu Masa Pubertas yang berlangsung dalam Kelas Keputrian, Jumat (20/8/2021) lalu.
Bekal Tumbuh Remaja
Hal yang sama juga dirasakan Alisha Gadizha, teman sekelasnya. Meski sempat mengaku bingung karena di jenjang kelas sebelumnya tidak ada Kelas Keputrian, Alisha–sapaannya—menyampaikan ketertarikannya karena ternyata ia tidak perlu menjadi sama dengan orang lain.
“Untuk menjadi remaja putri yang hebat, aku harus berhenti membandingkan diriku dengan teman lain. Kata Ustadzah, semua anak itu unik. Jadi, berhenti khawatir dan lebih merawat diri agar semakin percaya diri alias pede. He-he-he ..,” ungkapnya sembari tertawa kecil.
Seakan tak mau kalah dengan temannya, Isnata Mumtaza ikut menyuarakan kesukaannya terhadap Kelas Keputrian ini. Menurutnya, kelas ini selalu membuatnya penasaran.
“Karena jadi bisa tahu kalau aku tumbuh remaja nanti aku bisa mengenali, oh dulu aku masih kecil kayak gini, sekarang aku udah besar harus belajar seperti ini. Terus aku ingin tahu keistimewaan kita dilahirkan sebagai remaja putri itu apa sih?” ucapnya penasaran untuk materi kelas ke depan.
Siswi-siswi di atas adalah tiga dari 36 siswi kelas IV SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik yang mengikuti program Kelas Keputrian setiap bulannya. Sementara itu siswa putra dibina di Kelas Keputraan di waktu yang sama.
Dalam pembelajaran daring, Tim Al Islam dan Kemuhammadiyahan bekerja sama dengan Bimbingan Konseling untuk merumuskan kisi-kisi materi dalam Kelas Keputrian dan Kelas Keputraan.
Kompetensi Sosial Emosional
Kompetensi sosial emosional anak terus dikawal SDMM untuk pembentukan karakter siswa. Pembelajaran sosial emosional diawali dari kesadaran penuh bahwa tidaklah cukup pembelajaran sosial dan emosional ini diawali dengan kesadaran penuh bahwa tidaklah cukup apabila siswa hanya dikembangkan kemampuan akademiknya.
Siswa juga perlu dikembangkan aspek sosial dan emosionalnya. Sebagai Satuan Pendidikan Ramah Anak (SRA), SDMM melihat kompetensi sosial-emosional berperan penting dalam keberhasilan akademik maupun kehidupan anak.
Sebagai Koordinator Bimbingan Konseling SDMM, penulis berharap pembelajaran sosial emosional melalui Kelas Keputrian dan Kelas Keputraan ini dapat mendukung SDMM dalam menyelenggarakan proses pembelajaran secara lebih seimbang, baik di kelas, lingkungan keluarga, dan komunitas sekolah. (*)
Penulis Ria Eka Lestari Editor Mohammad Nurfatoni