PWMU.CO – Kader IPM Itu Pelopor Bukan Pengekor. Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Nashir Efendi menyampaikan pernyataan itu dalam pembukaan Musyawarah Wilayah XXII IPM Jawa Timur, Sabtu (4/9/21).
Kader asal Jatim itu mengawali sambutan dengan memberikan semangat dan inspirasi saat menjadi aktivsi IPM Jatim. X”Saya ditempa, dipupuk, dibentuk dan berkesan semuanya. Bagi saya Jatim adalah pantas untuk menjadi lahan-lahan untuk melahirkan tokoh-tokoh,” ucapnya.
Semoga, dia menambahkan, kebaikan ini bisa ditularkan. Tidak hanya untuk Jatim tapi juga untuk wilayah-wilayah lainnya. “Sehingga tidak hanya besar sendiri, namun juga besar bersama, tumbuh bersama, dan bergerak bersama itu akan lebih baik sehingga kita sama-sama bisa memajukan IPM secara nasional,” pesannya.
Bukan Kader Pengekor
Nashir Efendi menegaskan, kader IPM harus turut dan aktif dalam menjadi pelopor perubahan. Tidak cukup dengan mengikuti tetapi juga menjadi bagian dari perubahan tersebut.
“Tidak boleh hanya mengikuti trend apalagi hanya mengekor, harus menjadi pembaharu sekaligus menjadi penggerak perubahan yang tak berkesudahan,” pesannya.
Menurutnya, perubahan dan pembaharuan harus dilakukan sebagai upaya adaptif dengan perubahan.
“Saat ini digitalisasi organisasi menjadi keharusan. Kader IPM memiliki keharusan yang pasti yaitu agar pola pikir tidak tertinggal. Karena hal tersebut akan berakibat kehilangan signifikansinya dalam kepemimpinan nasional,” kata Nashir.
Kader IPM Gresik itu kemudian mengajak kader IPM Jawa Timur untuk meningkatkan daya adaptif sehingga mampu menggerakkan IPM secara maksimal. “Untuk itu sama-sama kita meningkatkan daya adaptif dan insting inovatif, dan nalar kreatif di tubuh ikatan,” ajaknya.
Keilmuan Menjadi Alat Gerak IPM
Nashir Efendi mengatakan identitas pelajar yang erat kaitannya dengan aktivitas keilmuan merupakan alat gerak yang menjadi penentu kemajuan dan kebermanfaatan IPM.
“Sebagai organisasi yang senantiasa bergerak dengan alat keilmuan dan peka akan tanda-tanda pergeseran zaman. IPM harus mampu memanfaatkan berbagai peluang yang ditimbulkan oleh revolusi industri 4.0,” jelas Ipmawan Nashir— panggilan akrabnya sebaga kader IPM laki-laki.
Dia menekankan, memanfaatkan dan mengoptimalkan keilmuan untuk berinovasi adalah keharusan. “Kita membutuhkan cara baru untuk merespon berbagai situasi dan perubahan distruktif tersebut,” kata dia.
Ke depan, dia melanjutkan, IPM akan diuji oleh zaman, karena itu harus mengambil peran dan menjadi pelajar berkemajuan yang dapat mengartikulasikan berbagai ide, gagasan, serta nilai-nilai dan prinsip tatanan kehidupan.
Wacana Gerakan Pimpinan Pusat IPM
Ipmawan Nashir melanjutkan sambutannya dengan memberikan sebuah gambaran yang bisa menjadi referensi gagasan bagi kader-kader IPM Jawa Timur.
“Program-program gerakan agenda aksi komunitas di IPM dalam dua tahun ke depan semua akan ditujukan untuk menjemput peluang sustainable development goals, sebagaimana garis besar PP IPM periode ini,” terangnya.
“Program tersebut yang mewarnai sekaligus menjadi aktor utama revolusi industri ialah semata-mata tujuannya untuk IPM,” tambahnya.
Adapaun yang dimaksud Nashir dengan wacana gerakan Pimpinan Pusat IPM adalah:
Pertama, terbentuknya pelajar Muslim yang terampil dan berakhlak mulia dalam dunia IPM digital. Demi mengefisienkan, melalui I digital tata kelola organisasi, dan kaderisasi akan dibuat seefisien mungkin dan seefektif mungkin. Dan hari ini berkat kecanggihan teknologi informasi serta semangat dan etos kolaboratif antar kader IPM, hal tersebut akan dapat diwujudkan.
Kedua, ke depan IPM harus merebut wacana keislaman yang moderat dan berkemajuan di media sosial, untuk menekan berbagai paham dan arus ekstrim yang ada pada tubuh IPM maupun di luar IPM. Maka IPM harus hadir dengan semangat keislaman moderat.
Ketiga, pengintegrasian nilai inklusivitas dengan semangat 3R yakni ramah lingkungan, ramah disabilitas, dan ramah perempuan ke dalam sistem organisasi dan kaderisasi baik virtual maupun tatap muka.
Kempat, menginkubasi kreatifpreneur, sosialprenenur, teknopreneur, dan isu teknologi.
Kelima, IPM sebagai wahana keilmuan. Manajemen talenta akademis maupun non akademis akan diwadahi oleh kapal-kapal sekoci yg ada di dalam komunitas virtual maupun non virtual yang didesain oleh IPM.
Nashir kemudian menyampaikan harapannya pada kader IPM Jawa Timur, “Ke depan harapan kami IPM Jatim dapat memberi masukan positif dan senantiasa memiliki semangat kolaboratif,” ujarnya.
Penulis Fatma Hajar Islamiyah Editor Mohammad Nurfatoni