PWMU.CO– WTC New York yang runtuh akibat ditabrak dua pesawat pada 11 September 2001 masih menjadi perbincangan meskipun telah lewat 20 tahun.
Runtuhnya dua gedung kembar WTC berlantai 110 yang jadi ikon kota New York itu menjadi sejarah kelam pertahanan keamanan AS. Sekitar 2.606 orang meninggal dunia dan ribuan orang terluka. Kini lokasi bekas gedung WTC menjadi monumen tragedi 11 September yang disebut Ground Zero.
Selain gedung WTC, satu pesawat lainnya menabrak bagian barat Pentagon, markas Kementerian Pertahanan AS di Washington. Satu pesawat lagi jatuh di lapangan Pennsylvania karena ada perlawanan penumpang kepada pembajak. Pesawat ini diduga punya target Gedung Capitol di Washington DC.
Presiden AS waktu itu, George Walker Bush, menyebut insiden itu sebagai serangan teroris. Dia menuduh al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden merancang serangan itu dari tempat persembunyiannya di Afghanistan.
Keamanan AS dalam investigasinya mencatat, ada 19 pembajak pesawat yang dibagi empat tim untuk menguasai empat pesawat dalam serangan itu. Satu tim terdiri 4 orang dan tiga tim 5 orang. Tiap tim ada pilot terlatih untuk mengambil alih kendali pesawat. Para pembajak terdiri 15 orang warga Saudi, 2 orang Uni Emirat Arab, satu orang Mesir dan satu orang Lebanon.
Setelah serangan gedung WTC New York itu, Presiden George W Bush menyatakan perang kepada teroris dan mengendalikan operasinya di penjuru dunia. Keamanan penerbangan diperketat di seluruh negara. Sampai-sampai air minum pun dilarang dibawa penumpang.
Target pertama menghancurkan jaringan al-Qaeda dan membunuh Osama bin Laden. Osama baru bisa dideteksi lokasinya di Pakistan dan dibunuh dalam serangan bom pesawat tahun 2011.
Perang terorisme juga menjalar ke Indonesia karena beberapa kali terjadi ledakan bom dengan target orang Barat. Paling mengejutkan ledakan bom Bali pada 12 Oktober 2002 di Paddy’s Pub dan Sari Club (SC) di Legian, Kuta. Sebanyak 200 orang tewas dan 200 lebih terluka.
Ali Gufron, Amrozi, dan Imam Samudra yang menjadi pengatur lapangan sudah dieksekusi mati di Nusa Kambangan, 9 November 2008. Dr Azahari Husin yang ahli bom ditembak mati saat penyergapan Densus 88 di Kota Batu, 9 November 2005. Begitu juga Noordin M Top ditembak mati pada 17 September 2009. Hambali, warga Indonesia yang ditahan di Guantanamo selama 20 tahun baru diadili sekarang. Tuduhannya perancang dan pendana bom Bali.
Organisasi Jamaah Islamiyah dituding sebagai jaringan al-Qaeda pun ditumpas. Muncul organisasi baru Jamaah Anshorut Tauhid, lalu Jamaah Anshorud Daulah yang anggotanya terus dikejar.
Dugaan Konspirasi
Peristiwa 11 September memunculkan dugaan adanya konspirasi yang bermain di luar kerja orang-orang yang dituduh para teroris itu. Sebab sangat mengherankan menara utara dan selatan gedung WTC bisa hancur runtuh seperti layaknya penghancuran gedung setelah bagian atasnya ditabrak pesawat terbang.
Mengutip history.co.uk, pesawat pertama menabrak menara utara di antara lantai 94 dan 98. Pesawat kedua, menghantam menara selatan antara lantai 78 dan 84. Investigasi National Institute of Standards and Technology (NIST) menerangkan penyebab runtuhnya gedung itu.
Tabrakan pesawat menyebabkan kerusakan kepada sistem utility shaft di gedung itu. Avtur pesawat yang menyebar setelah tabrakan membakar shaft elevator memicu kebakaran besar. Kabel-kabel elevator terputus dan terbanting ke lantai menyebabkan rembetan api hingga ke seluruh lantai sampai ke dasar.
Penjelasan itu ada yang membantah karena titik cair baja adalah 1.510 derajat Celcius. Padahal temperatur panas avtur jet antara 426,6-815,5 derajat Celcius.
NIST menjawab, barang-barang di dalam gedung yang terbakar menambah panas makin tinggi. Furnitur, perlengkapan komputer, kertas yang dimakan api meningkatkan temperatur mencapai 1.000 derajat lebih yang mampu membengkokkan baja.
Kalau baja terbakar dengan suhu itu kekuatannya berkurang 90 persen. Kolom dan steel beam gedung tak kuat lagi menahan beban. Akibatnya gedung runtuh.
Paling viral di media sosial adalah tuduhan konspirasi orang Yahudi yang merancang serangan itu. Postingan mengulas ada 4.000 orang Yahudi selamat dari tragedi itu.
Badan intelijen Israel, Mossad, disebut memberi informasi kepada orang Yahudi sebelum tragedi 11 September terjadi. Situs ADL.org, membantah anggapan itu dengan menunjukkan korban orang-orang Yahudi.
Penulis/Editor Sugeng Purwanto