PWMU.CO – Mama Dedeh soal Pemimpin yang Suka Mengumbar Janji. Dia mengatakannya dalam Pengajian Orbit Virtual, Kamis (9/9/21) malam.
Pembicaraan ini mengemuka ketika Endang H Little, peserta dari Berlin, bertanya cara menyikapi pemimpin yang banyak mengumbar janji. “Janji itu kan hutang ya dalam agama, tapi sebagai pemimpin dia tidak bisa memenuhi janji-janji tersebut,” ungkapnya.
“Apakah kita yang memilih (dia) boleh mengingatkan?” tanya dia di tengah sesi diskusi pengajian rutin binaan Prof M Din Syamsuddin MA PhD itu.
Ingatkan Pemimpin
Mama Dedeh—sapaan populer Dedeh Rosidah Syarifudin—menekankan kita boleh mengingatkan pemimpin seperti itu karena dia mewakili kita. “Kalau dia mewakili kita, rakyat yang memilih dia, maka kita wajib mengingatkannya!” tegasnya.
Mama Dedeh juga membenarkan apa yang Endang katakan. “Kita semua sangat merasakannya. Betapa banyak orang yang tidak amanah. Hak orang diambil, bansos ditilap, survei membuktikan begitu kata TV,” ucapnya sambil tertawa.
Sebelumnya, wania keahiran Kelahiran Ciamis, 5 Agustus 1951 iu mengajak memahami bagaimana seharusnya sosok pemimpin. Sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Mukminun ayat 8, “Tanda orang beriman di antaranya menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, menunaikan janji-janji mereka.”
Pemimpin Beriman
Memaknai ayat yang sama, Mama Dedeh juga mengingatkan bagaimana pemimpin yang beriman seharusnya bersikap adil, tidak zalim. “Kalau kau menjadi seorang hakim, jadilah hakim yang adil!”
Sementara itu, lanjut Mama Dedeh, Rasul mengatakan ada tiga kelompok hakim. Pertama, hakim yang masuk surga. “Dia mengerti ilmu agama, ilmu hukum, menghukum dengan seadil-adilnya,” ujarnya di ruang Zoom tersebut.
Kedua, hakim yang mengerti ilmu hukum, tapi menghukum tidak adil. “Rasul mengatakan neraka tempatnya,” ungkap Mama Dedeh.
Ketiga, hakim yang tidak tahu persis tentang hukum, tapi dia sok tahu dan menghukum secara tidak adil. Maka, tempatnya di neraka juga. “Artinya, dalam an-Nisa 58, orang tadi berbuat dzalim dan dia bukan orang beriman,” terang dia.
‘Pintu Belakang’
“Di negara kita yang konon umat Islam 75-80 persen, kok banyak yang nggak amanah?” tanya Mama Dedeh. “Karena kemasukan setan dari pintu belakang,” jawabnya.
Ini berkaitan dengan penjelasan Mama Dedeh sebelumnya ketika menganggapi pertanyaan yang moderator bacakan. Yaitu terkait praktik budaya KKN di Indonesia.
Ternyata, Mama Dedeh berkaca pada al-A’raf ayat 16-17:
ثُمَّ لَاٰتِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَاۤىِٕلِهِمْۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ . قَالَ فَبِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيْمَۙ
Dia menerangkan, “Setan mengatakan, Ya Allah, saya makhluk yang sesat, jadi mulai saat ini akan aku halang-halangi keturunan Adam dari jalan-Mu yang lurus. Aku goda dari depan, dari belakang, dari kanan, dari kiri. Dan sedikit yang bersyukur.”
Dari depan, Mama Dedeh menerangkan sesuai al-Israa ayat 10, setan menggoda dengan tidak adanya iman kepada akhirat. Selain itu, tambahnya, setan menggoda manusia dari belakang.
“Pasti kalian bertemu dengan manusia yang rakus dengan dunia. Lebih rakus dari orang kafir. Mereka memohon kepada Allah agar diberi umur seribu tahun lagi,” terangnya.
Padahal dengan umur panjang, kata dia, tidak menjauhkan mereka dari azab Allah yang pedih. Karena Allah maha melihat dan mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Tabayyun
Mama Dedeh pun sepakat dengan Endang terkait perlunya tabayyun dalam menghadapi berita yang belum tentu kebenarannya. Dia mengutip al-Hujurat ayat 6:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن جَآءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوٓا۟ أَن تُصِيبُوا۟ قَوْمًۢا بِجَهَٰلَةٍ فَتُصْبِحُوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَٰدِمِينَ
Mama Dedeh menegaskan, kalau ada orang fasik memberikan kabar, perlu mengecek kebenarannya, jangan langsung meneruskan ke orang lain agar tidak menimbulkan perselisihan. “Tabayyun dulu, check and recheck!” imbaunya.
Mama Dedeh mengajak untuk mengubah sikap mulai sekarang. “Kalau dengar sebelah, yang ini belum dengar, jangan komentar, kalau dua-duanya terdengar silakan komentar, itulah orang yang berlaku adil!” tuturnya.
Tolak Kebatilan
Ini berkaitan dengan penjelasan Mama Dedeh sebelumnya ketika menjawab pertanyaan Berta Siagian yang berdomisili di Makedonia Utara, Eropa Selatan.
Berta menemukan berita banyak dana bansos tidak disalurkan (ada penggelapan dana). Jadi dia bertanya, bolehkah jika ikut membagikan berita penggelapan dana itu.
Dengan asumsi berita itu jelas kebenarannya, Mama Dedeh membolehkan. “Asal niat kita membuka orang bersalah, menyampaikan kebenaran, jangan niat mempermalukan orang!” tuturnya.
Dia menekankan, orang beriman harus menolak ketika melihat ada kebathilan. “Dalam Islam, yang halal jelas, yang haram jelas!” tegasnya.
Seandainya tahu ada yang menggerakkan dana baksos, kata Mama Dedeh, artinya dia mencuri hak orang lain. “(Jika) kita mendiamkannya, artinya kita meridhai apa yang mereka lakukan dan kita termasuk golongan mereka!” jelasnya.
Dia pun mengingatkan sabda Rasulullah SAW, “Kalau kita melihat kezaliman, ada orang berbuat dosa dan maksiat, maka kita harus mengatasinya dengan tangan kita. Kalau tidak bisa, dengan mulut kita. Kalau tidak bisa, dengan hati kita. Itulah selemah-lemahnya iman.”
Apalagi jika memiliki kuasa—sebagai pejabat, pimpinan, tokoh agama, atau tokoh masyarakat—dengan kekuasaan itu Mama Dedeh menyarankan agar mengatasi kezaliman. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni