PWMU.CO – Ortu/Mertua Segar-Bugar, Mama Dedeh Sarankan Anak Tinggal Terpisah. Dia menyarankannya dalam Pengajian Orbit Virtual, Kamis (9/9/21) malam.
Di awal sesi diskusi pengajian rutin binaan Din Syamsuddin itu, muncul pertanyaan dari seorang muslimah di Turki. Moderator Fetty Fajrianti membacakan pertanyaannya.
“Jika istri tidak mau tinggal serumah dengan mertua, tapi suami memaksa, bolehkah istri minta bercerai? Karena menyikapi orang yang selalu membisikkan untuk bercerai, supaya lebih bebas dan bahagia,” tanya dia.
Tinggal Terpisah dari Mertua
Sebagai orangtua, kata Mama Dedeh, dia selalu menganjurkan, siapapun yang menikah lebih baik tinggal terpisah dari rumah mertua. “Walau mengontrak satu kamar, lebih bahagia!” ungkapnya.
Jika istri tinggal di rumah mertua, lanjutnya, bisa menderita batin, tapi suaminya enak. Sebaliknya, jika suami tinggal di rumah mertua, bisa kagok.
Pemilik nama lengkap Dedeh Rosidah Syarifudin ini mengibaratkan seperti pohon pisang. “Anaknya tiga, yang dua dipisahkan, yang satu menempel di tempat ‘ibu’ pohon pisang, yang cepat besar pisang yang dipisahkan,” tuturnya.
Begitupula jika anak dan pasangannya tinggal di rumah mertua. Mereka bahkan tidak membeli perabot rumah tangga, karena semua sudah ada milik orangtuanya. “Anak yang menempel di rumah kita kasihan. Jangankan rumah, jangankan mobil, sendok-piring saja nggak punya,” ungkapnya.
Maka sebagai orangtua, tambah Mama Dedeh, tidak boleh menahan anak-anak untuk pisah dari rumah. Justru dia mengajarkan untuk mendukung dan mendoakan.
“Kita mah kayak agen. Dari (anak) kecil digedein, bodoh disekolahkan. Sudah ada yang mengambil, ambil sana!” ujarnya.
Harus Tinggal Terpisah?
Menjawab pertanyaan “Salahkan jika istri meminta bercerai ketika suami memaksa tinggal bersama mertua?”, Mama Dedeh menegaskan tergantung kondisi mertuanya. “Saya walaupun hampir 72 tahun usia saya, masih sehat wal afiat, walaupun tinggal di rumah sendirian aman,” ungkapnya.
Jika mertuanya meski sudah tua tapi sehat wal afiat dan tampak segar bugar, sehingga memungkinkan tinggal sendirian, maka Mamah Dedeh membolehkan anaknya tinggal terpisah. Dia menyarankan tetap dekat dari rumah orangtuanya, jadi masih bisa menengok.
“Kita bolak-balik nengok, bawain makanan. Beda kalau tinggal serumah dengan mertua, pasti mertua yang mengatur. Rumahnya dia, kita yang diatur,” ungkapnya.
Tapi, jika orangtuanya sudah renta, pesakitan, tidak berdaya, dan tidak ada yang merawat, maka menurutnya anak dan pasangannya wajib merawatnya.
Bisikan Bercerai
Terkait adanya bisikan untuk bercerai, Mama Dedeh mengutip sabda Rasulullah SAW, “Tidak boleh seorang perempuan menyuruh seseorang bercerai untuk membalikkan nampaknya.”
Misal, ketika istri kedua meminta suaminya menceraikan istri pertamanya atau ketika pacar membisikkan suami menceraikan istrinya karena ingin dinikahi.
Mama Dedeh pun mengingatkan, lelaki dalam kondisi demikian seperti orang yang kakinya sebelah di rumah dan sebelahnya lagi di luar. Bisa jadi, lelaki itu kembali ke istrinya atau meninggalkan istrinya dan memilih pelakor.
Pelakor berperan menghancurkan rumah tangganya. “Wahai pelakor, bisa saja karena dia ada masalah dalam keluarga, dia lari. Anda pelarian,” terangnya.
“Sadar diri wahai pelakor, jangan bangga diri dipuji lelaki yang matanya jelalatan, kebanyakan laki-laki itu gombal, jangan ge-er Anda!” lanjutnya.
Kalau laki-laki melakukan ini, tambahnya, tidak mustahil kalau jadi menikah, kejadian ini akan terulang. “Anda akan disakiti,” tuturnya.
Akhirnya Mama Dedeh menegaskan, jika ada yang membisikkan bercerai, dia berdosa besar karena memutus silaturahmi. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni