PWMU.CO– Limbah kedelai bisa diolah menjadi abon berkat kreativitas tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) saat pengabdian masyarakat di Desa Tanjungtani, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk.
Pengabdian ini dilakukan melalui Program Kreativitas Mahasiswa-Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) yang telah lolos pendanaan dari Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (DIKTI), Mei 2021 lalu.
Siti Mariyatul Qibliyah, Ketua Kelompok, menceritakan, Desa Tanjungtani adalah sentral tempe dan tahu di Nganjuk. Sayangnya, limbah kedelai berupa kulit ari tidak dimanfaatkan dengan baik. Padahal nilai gizinya masih ada.
Hanya segelintir orang yang memanfaatkan limbah ini. Ia bersama warga kemudian mencoba memanfaatkan kulit ari kedelai menjadi abon. ”Kami melihat ada peluang pada memanfaatkan kulit ari kedelai ini menjadi produk yang memiliki nilai jual,” kata Siti Mariyatul Qibliyah, Selasa (14/9/2021).
Acara ini disampaikan kepada ibu-ibu PKK sebagai mitra. Ia dan tim mendampingi sejak bulan Juni hingga Agustus 2021. Terhitung sudah 18 kali mereka mendampingi dalam berbagai aktivitas. Ibu-ibu PKK yang menjadi mitra diajarkan bagaimana mengolah kulit ari kedelai hingga menjadi abon dan mendapatkan label produk.
Juga diajarkan cara distribusi produk dan uji kandungan pada lembaga pemerintah. Selain materi teknis, juga pendampingan cara memasarkan produk secara online maupun offline. Ibu-Ibu Tanjungtani diajarkan pembukuan penghitungan pengeluaran dan pemasukan. Ini dilakukan agar UMKM yang dibangun menjadi ekonomi mandiri desa serta mampu bertahan.
Siti Mariyatul mencerikatan, pendampingan ini berefek positif pada masyarakat. Mereka dapat memproduksi dan memasarkan sendiri. Harga abon kulit kedelai antara Rp15 ribu-Rp20 ribu. ”Menurut saya, ini adalah langkah yang positif karena para warga bisa memanfaatkan kulit ari kedelai yang sebelumnya hanya limbah menjadi produk yang bernilai jual,” tambahnya.
PKM dengan judul Penambahan Nilai Ekonomi Abon Kulit Ari Kedelai sebagai Upaya Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Tanjungtani Prambon Nganjuk ini digarap oleh tim mahasiswa UMM terdiri Siti Mariyatul Qibliyah, Hanifa Rizky Rahmawati dan Allifia Nisa’ Cholida.
Siti mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi ini berharap bisa terus bekerja sama dan melanjutkan produksi abon, sehingga dapat menciptakan kemandirian ekonomi bagi Desa Tanjungtani. (*)
Editor Sugeng Purwanto