PWMU.CO– Khofifah apresiasi model vaksinasi drive thru yang digelar Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) di kampus Sutorejo mulai Rabu (15/9/2021).
Vaksinasi layanan tanpa turun (lantatur) atau populer disebut drive thru dilaksanakan dua hari hingga besok Kamis,16 September 2021 dengan sasaran mahasiswa, alumni dan masyarakat umum.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansamengatakan, vaksinasi komunitas berbasis Lantatur ini bisa dijadikan role model oleh komunitas lain dengan memanfaatkan transformasi digital. Segala macam keperluan administratif vaksinasi ditopang dengan teknologi. Sehingga lebih cepat, tidak berkerumun dan efesien.
“Apa yang dilakukan UMSurabaya ini bisa menjadi contoh komunitas lain. Pemprov akan selalu mendukung model-model inovasi tersebut. Pentahelix approach antara government dan kampus sangat penting. Peran dari kampus menjadi sangat penting untuk percepatan agar Covid-19 melandai. Data terbaru menyebutkan bahwa di Jawa Timur positive rate di angka 1,85,” ujarnya di halaman kampus saat acara pagi tadi.
Rektor UMSurabaya Sukadiono menyampaikan, kegiatan vaksinasi ini merupakan komitmen kampus membantu upaya pemerintah dalam percepatan program cakupan vaksinasi sehingga kekebalan komunitas segera tercapai.
“Secara institusi, kami telah mewajibkan semua civitas kampus untuk vaksin. Karena setiap orang yang masuk kampus, wajib menunjukkan kartu vaksin mereka,” ujarnya.
Sukadiono menambahkan, target vaksinasi pada tahap pertama yang dilaksanakan pada 15-16 September sebanyak 2.000 dosis jenis vaksin AstraZeneca. Sedangkan tahap kedua yang dilaksanakan tanggal 20-24 September targetnya sebanyak 5.000 dosis dengan jenis vaksin Sinovac.
Yuanita Wulandari ketua pelaksana acara vaksinasi massal menjelaskan secara detail bahwa proses vaksinasi yang akan kita lakukan beberapa hari kedepan disiapkan dengan analis resiko dan protokol kesehatan yang detal dan ketat.
“Sebisa mungkin pelaksanaan vaksinasi menerapkan manajemen risiko yang terukur dan protokol kesehatan yang ketat. Sehingga tidak ada kluster Covid-19 vaksinasi atau risiko berbahaya lain,” ujar Yuanita.
Yuanita menambahkan, peserta vaksinasi harus mendaftar di e-vaksin yang tersedia di website. Isi biodata dan mengisi screening online, mendownload persetujuan vaksin, dan peserta diwajibkan mendaftarkan diri di aplikasi peduli lindungi. Peserta yang sudah terdaftar akan mendapatkan barcode.
“Jadi, di lapangan petugas hanya mengecek kelengkapan pendaftaran peserta dengan cara cek barcode peserta. Lalu dilakukan pemeriksaan suhu dan tekanan darah, jika sudah memenuhi maka vaksin dapat berikan. Proses ini cepat tidak perlu antre sehingga meminimalisir kerumunan,” tandasnya. (*)
Editor Sugeng Purwanto