PWMU. CO – Empat level literasi yang penting dan harus dilakukan guru disampaikan Musfiqon SAg MPd dalam Workshop Coaching Buku Guru MTS Wilayah Gresik Utara dan Tengah, Kamis (16/9/21).
Dalam kegiatan yang diselenggarakan di MTs Ihyaul Ulum Dukun Gresik itu, dia mengatakan dalam gerakan literasi madrasah ada tingkatan yaitu mengakses, memahami, menggunakan, dan berkarya.
“Ada kalanya ada yang berhenti pada level pertama, mengakses informasi saja. Ada yang berlanjut pada level memahami sehingga mampu mengambil informasi yang diaksesnya,” ujar dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ini.
Dia melanjutkan, ada juga yang berlanjut ke level menggunakan sehingga informasi yang didapat sebagai bahan atau data ceramah atau tulisan.
Untuk level yang terakhir: berkarya, menjadi target dalam kegiaran workshop kali ini. Peserta diharapkan menghasilkan karya tulis dan selanjutnya dibukukan sesuai ketentuan.
“Bisa buku nonteks, bukan jenis buku teks, umum, apalagi buku pendidikan. Minimal 50 halaman yang akan diterbitkan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), ber-ISBN, dengan ukuran kertas A5/B5.”
Dasarkan Siswa dan Guru
Musfiqon menjelaskan banyak kepentingan yang terkait dengan literasi, khususnya asesmen kompetensi minimal (AKM) yang dilaksakan mulai tahun ini.
“Literasi tersebut menyadarkan siswa maupun tenaga pendidik. Ada komponen akreditasi yang menyangkut literasi. Pun demikian dengan syarat naik golongan pada status pegawai juga menyaratkan membuat karya tulis,” tuturnya.
Lima Syarat Judul yang Baik
Narasumber kedua, Pardianto mengungkapkan dalam membuat judul karya tulis harus mematuhi 5 syarat to the point, bombastis-konteks, membangun emosi, menantang, serta motivatif.
“Setelah judul dibuat, tugas berikutnya membuat outline berupa daftar isi buku dengan tujuan isi saling keterkaitan antar satu tulisan dengan lainnya,” katanya.
Bila, sambungnya, tulisan berbentuk pengalaman antar bagian isi tidak terkait secara langsung. Sedangkan untuk buku berbentuk imajiasi, maka isi tulisan tidak saling berkaitan.
Dia memaparkan tidak kalah pentingnya penulis harus pandai pilih genre yang sesuai kepribadian. Bisa bentuk fiksi atau nonfiksi. Bisa berangkat dari pengalaman, berupa imajinasi, pemikiran, berbentuk keilmuan, atau penelitian.
Tujuan Inti Workshop
Wakil panitia sekaligus ketua Kelompok Kerja Madrasah Tsanawiyah (KKMTs) Wilayah Gresik Utara dan Tengah, Moh Mujib mengatakan tujuan inti dari workshop ini adalah ngarang (membuat) buku.
“Tidak sembarang buku, tapi buku yang ber- Internasional Standart Book Number (ISBN) dan diterbitkan penerbit IKAPI,” ungkapnya.
Mujib berharap gerakan literasi ini tidak berhenti sampai di guru saja, tetapi harus berlanjut pada anak didik yang juga diharapkan mampu menulis dan menghasilkan buku.
Sosok guru, lanjutnya, harus menjadi teladan. Bila menginginkan anak didiknya menulis dan menghasilkan buku, maka gurunya harus terlebih dulu sudah menghasilkan buku.
Workashop ini diikuti guru di lima kecamatan di wilayah utara yang meliputi, Bungah, Ujungpangkah, Sidayu, Dukun, Panceng. Wilayah Gresik tengah terdiri tiga kecamatan, Kebomas, Gresik, dan Manyar.
Penulis Anshori. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.