PWMU.CO – SDM 3 ICP awali PTM (pembelajaran tatap muka) terbatas dengan penanaman nilai-nilai karakter. PTM terbatas tersebut dimulai pada Senin, (6/9/2021).
Kepala Sekolah Dasar Muhammadiyah (SDM) 3 ICP Sumberrejo Bojonegoro M Tajuddin Al-Afghani SHI menjelaskan, hari pertama PTM terbatas diawali dengan penanaman pendidikan karakter karena itu merupakan inti dari pendidikan.
“Karena pendidikan lebih utama dari pengajaran. Inti dari pendidikan adalah internalisasi adab. Manusia yang tidak beradab maka dia biadab,” ujarnya.
Dia menambahkan, perbedaan manusia dan binatang adalah pada adab. “Loss of adab menjadikan manusia majnun (gila). Jadi sebenarnya inti dari pendidikan karakter adalah adab,” tandasnya.
Oleh karena itu, pendidikan adab yang sempat tidak berjalan maksimal saat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi prioritas utama saat berlangsungnya PTM.
“Practise makes perfect , sesuai quote tersebut, maka tim pendidik SDM 3 ICP Sumberrejo yakin bahwa dengan mempraktekkan langsung nilai karakter atau pendidikan adab bisa lebih maksimal mendekati sempurna,” katanya.
Tajuddin menuturkan, adab yang bisa langsung dipraktekkan adalah adab ketika berinteraksi dengan guru, teman, adab ketika belajar, adab masuk masjid, kelas dan toilet.
“Adab berinteraksi dengan guru di antaranya adalah mengucapkan salam ketika bertemu, mengucapkan permisi dan sedikit membungkukkan badan ketika lewat di depan guru, mengucap maaf ketika salah, mengucap terimakasih ketika mendapatkan pertolongan, mengucapkan minta tolong ketika meminta pertolongan,” ucap Tajuddin.
“Namun untuk pengganti jabat tangan, selama pandemi, sekolah menerapkan dengan menutupkan kedua telapak tangan dan jari di depan dada,” imbuhnya.
Dijarkan Basa Jawa Krama Inggil
Adapun adab yang lain juga dibudayakan di sekolah ini, contohnya berbicara sopan dengan semua orang di sekolah. Bahkan murid sekolah ini juga diajarkan basa Jawa krama inggil. Bahasa yang sarat kesopanan namun mulai dihilangkan di kehidupan modern.
“Teacher, anak saya kok bisa ya ngomong pakai Basa Jawa Krama Inggil? Padahal saya tidak mengajarinya karena susah. Meski agak kaku tapi seneng dengarnya,” ucap wali Muhammad Argha.
PTM terbatas ini disambut sangat gembira oleh para wali murid yang ditunjukkan dengan chat pribadi ataupun di grup WhatsApp sekolah.
“Alhamdulillaah, anak saya sekarang bersikap lebih sopan dengan orang tuanya ketika di rumah, lebih rajin sholat, mengaji dan mau membantu pekerjaan rumah seperti merapikan sepatu dan sandal,” ucap Siti Utami ibunda Khoirunissa Salsabila, siswa kelas I SDM 3 ICP.
“Dan senengnya lagi anak saya sudah tidak kecanduan gadget lagi, sekarang lebih semangat berangkat sekolah apalagi memakai seragam,” imbuhnya. (*)
Penulis Maryanti Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni