SDM Dubes Mengadakan Quran Ceria

SDM Dubes gelar Quran Ceria. Kegiatan ini diikuti 40 siswa dari TK Aisyiyah sekitar Kecamatan Bubutan Kota Surabaya, Sabtu (18/9/2021).
SDM Dubes mengadakan Quran Ceria. Ustadzah Siti Rumiyati saat menyampaikan materi Quran Ceria di SD Muhammadiyah 12 Surabaya (Dzanur Roin /PWMU.CO-)

PWMU.CO – SDM Dubes mengadakan Quran Ceria. Kegiatan ini diikuti 40 siswa dari TK Aisyiyah di sekitar Kecamatan Bubutan Kota Surabaya, Sabtu (18/9/2021).

Kepala SD Muhammadiyah 12 Surabaya (SDM Dubes) Bayu Swara Setya Saputra SPd menyampaikan kegiatan ini menjadi salah satu progam yang diluncurkan SDM Dubes menyambut PPDB 2022-2023.

“Kami bekerja sama dengan TK Aisyiyah sekitar Bubutan. Yaitu TK AisSemogayiyah 11, TK Aisyiyah 49, TK Aisyiyah 64 dan TK Aisyiyah 67 Bubutan. Peserta terbagi dalam 4 kelas dan setiap kelas terdiri dari 10 siswa yang masing-masing didampingi oleh 2 ustadzah,” ujarnya.

Antara Antusias dan Malu-malu

Di salah satu kelas Quran Ceria, ustadzah Siti Rumiyati memulai pelajaran dengan mengajak para siswa untuk menyanyikan sebuah lagu.

Tangan ke atas meraih bintang
tangan ke samping seperti burung
tangan ke depan bertepuk tangan
tangan dilipat siap mengaji.

Usai menyanyi bersama, materi pertama yang disampaikan ustadzah Siti Rumiyati adalah membaca peraga tilawati. Dia memberikan contoh terlebih dahulu baru diikuti oleh peserta. Setelah itu siswa membaca secara bergantian satu persatu.

“Dalam membaca bergantian ini, siswa peserta ada yang antusias dan ada yang malu-malu. Seperti Zhafran Aufa Kamil saat maju ke depan sangat percaya diri. Sedangkan temannya ketika disuruh membaca masih takut dan malu bahkan suaranya sangat kecil,” ungkapnya.

Menurut Siti Rumiyati anak-anak seusia ini kadang masih takut. Hal ini butuh pendampingan secara intensif agar kemampuan terbaiknya keluar.

“Ini ilmu baru yang didapatkan agar bisa memotivasi dengan cara yang berbeda. Karena setiap anak memiliki kemampuan yang tidak sama,” jelasnya.

Selingi dengan Permainan

Mengajari anak-anak, lanjutnya, juga tidak melulu fokus pada materi. Tetapi selalu diselingi dengan berbagai permainan, karena konsentrasi anak tidak bisa lama. Selain itu juga anak-anak mudah bosan dan kadang bicara atau bermain sendiri.

“Permainan-permainan seperti tepuk anak shalih atau pasword berupa kata. Misalnya ketika ustadzah ucapkan semangat tahfidh, maka anak-anak menyahut dengan semangat penghuni surga,” paparnya.

Selain belajar membaca Al-Quran dengan metode tilawati, sambungnya, anak-anak juga bermain tebak huruf hijaiyah. Disamping adu cepat menebak huruf, anak-anak harus menyebutkan dengan benar.

“Pada permainan ini beberapa anak didik sangat antusias. Mereka saling berebut untuk bisa menjawabnya walaupun masih belum gilirannya,”di terangnya.

Doa Sehari-hari

Sementara itu ustadzah Amelia Safitri menyampaikan anak-anak tidak hanya belajar mengenal huruf hijaiyah, membaca Al-Quran dan hafalan surat-surat pendek. Di progam Quran Ceria anak-anak juga diajari doa sehari-sehari.

“Dalam menghafal anak-anak tidak hanya membunyikan tetapi juga melakukan gerakan-gerakan tertentu agar mudah mengingat. Seperti saat menghafal surat An-Naas, Al-Falaq dan Al-Ikhlas, anak-anak ikut mengangkat jari jemarinya sebagai hitungan ayat,” urainya.

Keliling Lingkungan Sekolah

Di akhir kegiatan, ujarnya, anak-anak diajak keliling lingkungan sekolah SDM Dubes. Mengenal ruang kelas dari lantai satu sampai lantai tiga. Masuk ruang perpustakaan juga ruang komputer. Juga tempat kamar mandi yang terlihat bersih dan terawat.

“Saat di kamar mandi anak-anak diajari adab masuk dan keluar kamar mandi. Seperti ketika masuk kamar mandi harus mendahulukan kaki kiri. Dan saat keluar harus mendahulukan kaki kanan sambil membaca doa,” ujarnya.

Setelah selesai keliling, lanjutnya, anak-anak berbaris di halaman sekolah dengan penampilan baru yang penuh dengan lukisan dan warna-warni.

“Sebelum pulang anak-anak melakukan doa selesai belajar. Dan pulang satu persatu yang sudah dijemput olah orangtuanya. Jangan lupa belajar dan tetap taat dan patuh pada orang tua,” pesannya. (*)

Penulis Dzanur Roin. Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.

Exit mobile version