PWMU.CO – Tapak Suci harus kenal lebih dekat dengan ideologi Muhammadiyah. Hal itu diungkapkan oleh Pimpinan Wilayah (Pimwil) II Tapak Suci Jatim Ir Sudarusman.
Dia menyampaikannya saat memberikan sambutan pada Kajian Islami yang digelar oleh Pimwil II Tapak Suci Jatim, Ahad (19/9/2021). Tema yang diangkat dalam kegiatan ini Internalisasi Al-Islam dan Kemuhammadiyaan pada Perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah.
Kajian Islam ini dihadiri oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr M Saad Ibrahim MA, pengurus Pimwil Tapak Suci Jatim, seluruh Pimpinan Daerah (Pimda) Tapak suci se-Jatim, dan atlet Tapak Suci Jatim yang mewakili di kejuaraan PON Papua 2021.
Tapak Suci Go International
Sudarusman menyatakan rasa syukurnya bisa melaksanakan kegiatan ini secara online karena masih masa pandemi Covid-19.
“Acara ini dilatarbelakangi dengan tumbuh kembang Tapak Suci saat ini. Bisa dikatakan Tapak Suci adalah salah satu organisasi otonom (ortom) yang anggotanya tidak dibatasi oleh usia. Mulai dari usia dini, remaja hingga dewasa,” ujarnya.
“Bahkan secara ideologi terkadang walaupun tidak seluruhnya, Tapak Suci saat ini mulai tumbuh tidak hanya di sekolah-sekolah Muhammadiyah, tetapi juga ada di sekolah-sekolah negeri,” tambahnya.
Begitu juga, lanjutnya, Tapak Suci di cabang-cabang. Tidak hanya cabang yang ada di Indonesia saja, bahkan sudah secara internasional. Tentu saja ini membuat para pendekar (khususnya di Jatim) ingin memulai untuk memberikan bekal agar nantinya secara ideologi mereka bisa dikatakan tidak tertinggal atau bisa mengenal apa itu Muhammadiyah.
“Beberapa kali kita melakukan rapat, sehingga muncul pemikiran-pemikiran bahwa kita menyadari transfer keilmuan ini adalah dari generasi ke generasi. Apa yang kita miliki hari ini, itu adalah berkat para pendekar-pendekar kita sebelumnya,” ungkapnya.
Bekal Spiritualitas Kader Tapak Suci
Oleh karena itu, sambungnya, kita berpikir untuk membekali kader-kader Tapak Suci 10-20 tahun ke depan. Dibutuhkan sesuatu yang tidak cukup dari keilmuan silat, namun juga keilmuan-keilmuan yang berhubungan dengan spiritualitas.
“Juga yang paling penting karena Tapak Suci adalah bagian dari ortom Muhammadiyah. Maka Tapak Suci mau tidak mau mereka semuanya harus mengenal lebih dekat tentang ideologi Muhammadiyah dan apa itu Muhammadiyah. Itu yang melatarbelakangi acara kajian Islam ini,” jelasnya.
Dia juga menyampaikan permohonan maaf kepada Ketua PWM Jatim dan semua peserta, karena ini awal dari langkah Pimwil Tapak Suci Jatim. Dia yakin banyak sisi-sisi yang kurang.
“Mohon kritik dan saran dari semuanya. Insyaallah ini bukan yang pertama dan yang terahir. Ini adalah awal daripada kebangkitan Tapak Suci Pimwil Jatim untuk terus bersinergi dengan persyarikatan Muhammadiyah,” harapnya.
Di akhir sambutannya Sudarusman memohon agar Ketua PWM Jatim untuk melepas atau memberikan restu secara simbolis.
“Karena pada Kamis (30/9/21) nanti ada lima atlet dan dua pelatih Tapak Suci Jatim yang akan mewakili Jatim untuk mengikuti kejuaraan di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua pada tahun 2021,” harapnya. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan. Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.