PWMU.CO – Al-Mizan Muhammadiyah Lamongan mengadakan Diklat Pengasuh Asrama Santri dengan tema “Basic Program Membangun Asrama yang Rapi dan Nyaman.
Kegiatan ini mengundang pemateri dari Griya Parenting Indonesia, bertempat di aula al-Mizan putri, pada hari Ahad (19/09/2021) dimulai dari pukul 07.00 pagi sampai pukul 17.00 WIB.
Hadir dalam kegiatan tersebut dari Griya Parenting Indonesia Ustadz Drs Miftahul Jinan MPdI, Ustadz Farda Khoirul Roin SPsi, dan Arif Anjaruddin SPdI.
Dari pihak Panti Asuhan dan Pondok Pesantren (PA dan PP) al-Mizan Muhammadiyah Lamongan hadir Ustadz Mujianto MPdI (Direktur al-Mizan), Kepala Bagian (Kabag) Panti Asuhan Muhammadiyah Cabang Lamongan Ustadz Ahmad Fanani MPdI, Kepala Bagian Pondok Pesantren al-Mizan Ustadz Anggun Imanto SPd, dan seluruh jajaran Pengurus Pondok Pesantren al-Mizan Muhammadiyah Lamongan.
Sementara itu, para peserta adalah seluruh mujanib dan mujanibah, ustadz dan ustadzah Pondok Pesantren al-Mizan Muhammadiyah Lamongan.
Dalam acara yang dimoderatori oleh Ustadz Abdul Kholis Fadhli ini dibahas materi tentang dinamika diklat, kamar impian, desain kamar impian, good habit gor good character dan bedah kamar santri.
Ucapkan Terima Kasih
Miftahul Jinan dari Griya Parenting Indonesia mengucapkan terima kasih kepada ustadz dan ustadzah Panti Asuhan dan Pondok Pesantren Al-Mizan Muhammadiyah Lamongan karena telah mengundangnya bersama Tim Griya Parenting Indonesia untuk hadir dan membersamai ustadz-ustadzah dalam acara Diklat Pengasuh Asrama Santri Basic Program ini.
Menurutnya, kegiatan basic program ini idealnya harusnya dilaksanakan selama dua hari. Namun hari ini dilaksanakan sehari penuh.
“Yang paling penting, pasca program training ini, tidak hanya selesai satu hari ini saja. Setelah ini kita akan pantau progresnya selama satu bulan, dan sistem pantaunya dengan mengirimkan tugas yang telah diberikan di dalam grup WA,” ucapnya.
Jadi, sambungnya, yang sudah menyelesaikan tugasnya di hari ini, bisa mengirimkannya di grup WhatsApp dan diberi tanda bintang. Bagi yang tidak mengumpulkan tugas akan diberi lingkaran hitam .
Di akhir sambutannya, Miftahul Jinan ingin memastikan agar sedikit ilmu ini yang disampaikan ini akan dipraktekkan para peserta.
“Karena ini bukan ilmu kognitif, tapi ini adalah ilmu katon (terlihat) yang harus dipraktekkan. Kalau tidak dipraktekkan, akan mubadzir,” tandasnya.
Dia juga mengajak kepada ustadz dan ustadzah agar selalu bekerja keras dalam mendidik para santri, “Ketika anak-anak mendapatkan pendidikan yang baik dari kita, maka insyaAllah mereka akan menjadi generasi-generasi yang baik pula,” tegasnya.
Harapan Direktur Al-Mizan
Sementara itu, Direktur PA & PP al-Mizan Muhammadiyah Lamongan, Ustadz Mujianto mengajak para peserta bersyukur kepada Allah SWT, karena atas izinNya, kegiatan ini dapat terlaksana.
“Pertemuan ini bukanlah sesuatu yang tidak disengaja, tetapi pertemuan ini sudah disengaja dan sudah didesain dan tentunya sudah ditulis di Lauhul Mahfuz,” katanya.
Dia berharap, pertemuan ini akan menghasilkan kekuatan-kekuatan untuk membimbing, mengasih, mengasuh santriwan dan santriwati al-Mizan.
Di awal sambutan, Mujianto mengenalkan sejarah al-Mizan kepada Ustadz Miftahul Jinan dan Tim Griya Parenting Indonesia, pemateri dalam kegiatan ini.
“Al-Mizan ini dulu, pertama kalinya adalah nama masjid, tapi di dalamnya ada Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Lamongan dengan menggunakan sistem pesantren. Panti itu berdiri pada tahun 1985,” katanya.
Walaupun panti tetapi kehidupannya sudah didesain seperti pesantren. Lalu pada Tahun 2000 muncullah pondok yang namanya Darul Aitam.
“Kemudian berubah lagi pada Tahun 2004, Panti dan Pondoknya itu digabung, yang awalnya Darul Aitam diganti dengan nama al-Mizan. Akhirnya pada saat ini sudah dikenal menjadi Panti Asuhan dan Pondok Pesantren al-Mizan,” terangnya.
Hal ini menurutnya membawa dampak psikologis, karena di Tahun 1985 sampai Tahun 2000 di sini tidak ada anak pondok. Tetapi adanya anak panti yang semuanya biaya pendidikannya gratis tanpa membayar. Namun setelah Tahun 2000 baru ada anak pondok.
“Saya berharap, kegiatan ini nantinya betul-betul dapat memberikan wawasan, konsep, bahkan pengalaman yang diharapkan tidak hanya berhenti pada pengasuh saat ini,” katanya.
“Tetapi semua itu dapat diteruskan, seperti halnya motto kepemimpinan kita yaitu patah tumbuh hilang berganti. Sebelum patah sudah tumbuh, sebelum hilang sudah diganti, dan itulah yang menjadi syiar dari al-Mizan,” tandasnya. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni