PWMU.CO – Shalat terhuyung di KM Kirana IX yang berlabuh dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menuju Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, Rabu (22/9/2021).
Kapal yang sandar Selasa (21/9/21) ini mulai dipenuhi penumpang perorangan sekitar pukul 20.30 WIB. Kamar kelas ekonomi penuh tak bisa menampung banyaknya penumpang.
Salah satu penumpang dari Jombang Jatim Andik menyampaikan banyak penumpang yang beralih ke kapal laut karena lebih ekonomis.
“Kalau naik kapal laut cukup sekitar Rp 400 ribu sudah termasuk biaya swab antigen. Tetapi kalau naik pesawat terbang harus merogoh kocek sekitar Rp 1 juta karena pakai swab PCR. Kalo pesawat pakai tes yang Rp 30 ribu maka sayapun beralih ke pesawat,” ujarnya.
KM Kirana IX mulai berangkat jam 22.00 WIB. Beruntung tim Muhammadiyah Jatim bisa beralih ke kelas VIP dengan menambah biaya harga kamar. Saat awal masuk kapal kita sudah indent ke bagian informasi untuk bisa mendapatkan kamar VIP. Kamar ini dilengkapi dua bed, ruang tamu yang luas dan kamar mandi.
Seperti Gempa
Terjaga dari tidur pukul 03.10 agak bingung membedakan, ini gempa atau memang perjalanan dengan kapal laut efeknya berguncang layaknya gempa. Ternyata memang guncangan jalannya kapal.
Efeknya menjalankan qiyamullail harus dengan menjaga keseimbangan tubuh. Begitu pula saat shalat Subuh berjamaah di mushala kapal. Merasakan layaknya bumi sedikit berguncang namun tanpa henti.
Saat tiba-tiba terjadi guncangan kuat, mungkin akibat ombak, harus ekstra menjaga keseimbangan agar tidak jatuh. Berjalan kembali ke kamar VIP di lantai tiga mesti hati-hati. Perlu sering berpegangan ke badan kapal agar tak jatuh.
Momen indah yang kita buru selanjutnya adalah terbitnya matahari sekitar pukul 05.10 WIB. Awan tebal yang menutupi langit di sisi timur pada pagi ini membuat momen ini terlewatkan.
Akhirnya kembali lagi ke kamar untuk menikmati camilan sambil menunggu datangnya waktu sarapan gratis. Tak lupa menikmati susu murni Healthy Plain Milk produksi Lazismu Jatim. (*)
Penulis Sugiran Editor Mohammad Nurfatoni