Ini yang Terjadi sebelum dan sesudah Kepala SDMM Live di Metro TV mengungkapkan cerita di balik layar wawancara Ria Pusvita Sari di Metro TV.
PWMU.CO – Pesan berisi screenshoot silih berganti masuk ke jaringan pribadi WhatsApp Ria Pusvita Sari. Isinya: foto-foto tangkapan layar dirinya saat diwawancarai Metro TV di acara Selamat Pagi Indonesia, Rabu (22/9/202).
Foto-foto screenshoot itu sebagian besar datang dari wali siswa SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik. Ada juga yang datang dari teman-temannya.
Tidak hanya berisi foto-foto, pagi itu, handphone Vita, sapaan akrabnya, juga dijejali pesan-pesan pendek berisi ucapan selamat dan komentar positif atas penampilannya yang kali pertama live di televisi nasional.
“Ustadzah Vita bicaranya enak didengar. Intonasinya bagus,” begitu salah satu ungkapan yang datang dari Endah Herawaty, ibu dari Kania Almaira Anindita, wali siswa kelas V Al-Battani di grup WhatsApp kelas, yang diikuti apresiasi dari wali murid lain.
Apresiasi dan dukungan juga datang dari Ketua Ikatan Wali Murid (Ikwam) SDMM Yani Kurniawan. Ia juga mengirimkan screenshoot acara wawancara live tersebut.
“Juga ada dari teman-teman kepala sekolah dan kolega SDMM yang lain. Bahkan teman-teman di Bimtek Pelatih Ahli Sekolah Penggerak juga mengirimkan foto layar televisi masing-masing,” ungkap Vita penuh haru.
Vita juga mengaku mendapat dukungan dari Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Dr Arbaiyah Yusuf MA dan sekretarisnya Phonny Aditiawan Mulyana SE MM. Selain itu, kabar dari kakak ipar Vita, Moh Mudzakkir, yang saat ini masih studi program doktoral di Malaysia, juga membuatnya bahagia.
“YouTube-nya sudah sampai Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah lho. Diberitahu Mas Abdullah Mukti, berita soal PTM hybrid SDMM … he-he-he,” ungkapnya.
Dukungan juga datang dari Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Gresik Ir Dodik Priyambada SAkt dan Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Ranting Muhammadiyah Perumahan Pongangan Indah Gresik Ir Hon Jaelani. Juga support dari teman-teman kontributor PWMU.CO.
Tak hanya menyiapkan hal-hal teknis seperti yang diminta pihak televisi, malam itu Vita juga membuat coretan-coretan soal hybrid learning.
Peristiwa sebelum Live
Kepala SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik itu, mendapat kesempatan wawancara langsung untuk membahas topik pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Sehari sebelumnya, Metro TV telah mengangkat berita PTM terbatas di SDMM yang dikenalkan dengan nama Pointed Live Hybrid Learning.
Untuk mendalaminya, Metro TV ingin mewawancarai langsung Vita dan menyiarkannya secara langsung esok harinya. “Mohon izin besok pagi sekitar pukul 08.45 WIB kami mau live wawancara via Zoom dengan Ibu di program Selamat Pagi Indonesia, Bu. Izin minta waktunya sebentar,” pesan Ega Hawa, salah satu kru Metro TV di Jakarta.
Ega lalu memberi petunjuk tentang apa yang harus disiapkan Vita agar wawancara jarak jauh secara virtual itu berlangsung optimal.
“Jadi sistem live kami membutuhkan dua device: satu laptop untuk Zoom-nya dan hanya diambil visualnya saja. Lalu satu handphone untuk audionya jadi memang harus terpisah dan menggunakan earphone,” petunjuk dia. Petang itu Ega Hawa juga menjanjikan flyer yang berisi pengumuman acara tersebut dibuatkan langsung oleh Metro TV. Jadi SDMM tak perlu membuatnya.
Tak hanya menyiapkan hal-hal teknis seperti yang diminta pihak televisi, malam itu Vita juga membuat coretan-coretan soal hybrid learning yang dalam wawancara itu dia sebut dilakukan di dua ‘alam’. Yaitu alam nyata di kelas dan alam maya (virtual) di ruang Zoom.
Dalam Pointed Live Hybrid Learning, SDMM memasukkan siswa secara bergantian sesuai dengan nomor absen ganjil-genap. Jika yang masuk hari ini siswa bernomor genap, maka yang bernomor ganjil belajar dari rumah live Zoom. Begitu seterusnya.
“Jadi SDMM tak mau kalah dengan sistem ganjil-genap yang diberlakukan untuk nomor kendaraan yang akan ke Puncak (Bogor),” ucapnya bercanda saat menjelaskan sistem itu dalam wawancara yang dipandu oleh Naila, presenter Metro TV itu.
Kedua kelompok siswa ganjil-genap itu mendapatkan pelajaran yang sama dari guru karena pembelajaran—dengan perangkat IT (information technology)—bisa diikuti siswa di kelas nyata sekaligus di kelas maya dalam waktu bersamaan.
Persiapkan yang Terbaik
Kepada PWMU.CO, Ustadzah Vita, sapaannya di SDMM, menceritakan bagimana dia menyiapkan diri agar bisa tampil dengan baik.
“Tak ada persiapan khusus sebenarnya, karena apa yang akan dibahas dalam wawancara live telah dilakukan setiap hari di SDMM. Sebab, perangkat untuk wawancara live juga telah tersedia di studio SDMM karena sering digunakan untuk kegiatan virtual sekolah,” terangnya.
“Saya hanya mencatat poin-poin yang saya duga akan ditanyakan penyiar TV dalam topik itu,” ujarnya.
Mengapa dia menyebut ‘yang saya duga’? Karena dia tak mendapat bocoran pertanyaan apapun dari pihak Metro TV sebelumnya. Eka Hawa dari Metro TV yang menghubunginya sejak Selasa siang sampai Rabu pagi menjelang siaran langsung, hanya berkoordinasi soal teknis.
Vita menegaskan, apa yang dia sampaikan saat menjawab pertanyaan penyiar adalah hal-hal yang memang benar-benar dilakukan setiap hari di dalam kelas. “Jadi saya sampaikan apa adanya konsep hybrid learning yang dianggap menarik oleh Metro TV itu,” ungkapnya.
Dengan wajah yang selalu tersenyum, Vita menjawab pertanyaan-pertanyaan presenter secara lugas dan padat. Tak tampak sedikit pun wajahnya terserang nervous.
Meski semuanya telah menjadi kebiasaan, tapi Sekretaris Departemen Pendidikan Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur itu tak mau kecolongan. Semua harus disipkan dengan sebaik-baiknya sehingga tak terganggu di tengah jalan.
Oleh karena itu, sejak pukul 06.00 dia bersama timnya: Shofan Hariyanto MPd dan Achmad Nazaruddin SPdI MPd sudah berada di studio SDMM di lantai empat. “Kami tetap harus menguji coba lagi perangkat IT agar siaran live benar-benar sempurna,” ujarnya. Selain itu selama live, ia juga didampingi wartawan Metro TV wilayah Gresik-Lamongan Solikhul Huda.
Di sela ‘gladi bersih’ itu Ega Hawa masih terus berkomunikasi lewat chat dengan Vita. “Nanti mulai jam 08.30, handphone sudah harus standby, untuk bersiap masuk Zoom,” pesannya pada Vita.
Semua persiapan itu akhirnya membuat wawancara live yang berlangsung 15 menit berjalan lancar. Dengan wajah yang selalu tersenyum, Vita menjawab pertanyaan-pertanyaan presenter secara lugas dan padat. Tak tampak sedikit pun wajahnya terserang nervous.
“Tapi sebenarnya ada juga perasaan grogi saat awal live. Tapi saya tahan. Maklum ini kali pertama siaran langsung di TV nasional,” ujarnya.
Lulusan Magister Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu berharap apa yang dilakukan oleh SDMM dengan Pointed Live Hybrid Learning ini bisa menginspirasi sekolah lain. Menurutnya, dalam kondisi apapun—apakah saat PTM dalam keadaan normal, PJJ, atau PTM terbatas—pembelajaran harus diberikan yang terbaik.
“Itulah yang memotivasi kami menerapkan hybrid learning seperti ini,” ujarnya. Dia bersyukur karena dengan sistem ini guru tidak perlu mengulang penyampain pelajaran yang sama, misalnya karena PTM terbatas dibuat model shift atau bergilir.
“Dan siswa juga mendapat pelayanan yang sama dan adil meskipun, yang satu kelompok ada di kelas dan kelompok lainnya di rumah,” ujarnya. (*)
Penulis Cikal Editor Mohammad Nurfatoni