PWMU.CO – Beda Biografi, Autobiografi, Memoar, dan Prosopografi. Empat hal jenis tulisan itu dibahas Komunitas Belajar Menulis (KBM) dalam acara Belajar dari Bintang, Rabu (22/9/2021) malam.
Kegiatan yang diikuti 294 peserta melalui Zoom itu menghadirkan dua penulis beken kakak-beradik: Helvy Tiana Rosa (pemateri) dan Asma Nadia (pembaw acara).
Malam itu, Helvy— seorang sastrawan dan dosen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta—menyampaikan materi tentang Kiat Menulis Memoar dan Biografi.
Dia menjelaskan, keempat jenis tulisan itu berbeda. “Biografi dan autobiografi itu berbeda. Biografi adalah riwayat tokoh yang ditulis orang lain, sedangkan autobiografi adalah riwayat tokoh yang ditulis oleh dirinya sendiri yaitu tokohnya,” terang wanita kelahiran 2 April 1970 itu.
Menurut Helvy beberapa autobiografi tentang tokoh politik saat ini sebenarnya adalah biografi, karena kebanyakan ditulis oleh orang lain.
Sedangkan memoar, lanjutnya, adalah sebuah peristiwa yang ditulis oleh tokoh mengenai satu peristiwa saja. “Contoh, sebuah buku Bung Hatta, Untuk Negeriku Bukittinggi-Rotterdam lewat Betawi, itu adalah memoar,” ujarnya.
Selanjutnya dia menejlaskan prosopografi, yaitu tulisan riwayat hidup kelompok atau biografi kolektif.
Menulis Biografi
Penulis novel Hayya itu menjelaskan, menulis biografi sama halnya memakaikan baju ke seseorang, tidak boleh kekecilan dan tidak boleh kebesaran. “Artinya, semua harus pas. Sampaikan hal-hal yang kita tahu saja. Tidak terlalu berlebihan,” ujarnya.
Dia menegaskan, karena biografi sangat lekat dengan sejarah, maka isi biografi tidak diperbolehkan berupa karangan (fiksi). Kecuali novel biografi, maka berbeda lagi, lebih ada sastranya,” kata dia.
Jadi, sambung dia, dalam biografi, memoar, dan autobiografi tidak diperbolehkan menambahkan peristiwa agar menarik. Kecuali ada hal khusus yang perlu disampaikan dengan izin si tokoh.
Apakah kita bisa menulis biografi orangtua kita? Pertanyaan itu sempat mengemuka dalam forum. Kata Helvy, ada kunci ketika kita ingin menulis seseorang yang menurut kita istimewa.
Pertama, gali sisi hebatnya. Kedua, tulis dalam bentuk yang lebih simpel, contoh memoar. Ketiga, penulis akan memperkenalkannya kepada dunia.
Bagaimana cara penulis memperkenalkan kepada dunia? Helvy menjelaskan,”Tulislah sesuatu yang menarik, unik, dan sampaikan epifani yaitu titik balik keseluruhan, sehingga ada sebuah klimaks cerita dan inilah yang ditunggu oleh pembaca.”
Dia menegaskan, semua orang bisa menuliskan kisahnya. “Oleh karena itu kita harus hati-hati dengan apapun perkataan kita, karena apapun saat ini bisa menjadi biografi kita,” pesannya. (*)
Penulis Mufrikha Editor Mohammad Nurfatoni